Selasa, 28 September 2021

Wuihhh, Ijo

(Screenshoot stockbit)

Tidak seperti biasanya atau sebagaimana mestinya kerap menimbulkan pertanyaan. Sebagaimana yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan di  IDX atau Indonesia Stock Exchange. Hari ini Rabu (29/9) pada penutupan sesi pertama perdagangan indeks ditutup pada angka 6.132 atau naik 19 poin dibanding penutupan hari sebelumnya.

Keheranan itu muncul karena rata-rata indek pasar bursa regional pada nangkring di zona merah. Inilah salah satu ciri pasar saham atau bursa yang tidak mudah ditebak kemana arah perginya. Bagi mereka yang sudah berpengalaman tentu bukan sesuatu yang baru. Tinggal bagaimana mensiasati dan menyikapi.

Bagaimana dengan mereka yang baru terjun ke lantai bursa dengan berbagai dinamika yang tidak mudah diprediksi kemana arah harga sebuah saham.

Pengalaman hari ini, Rabu IDX dibuka memerah. Dua atau tiga hari lalu sudah beli saham, sebut saja saham MMMM. Saham ini secara fundamental bagus dan murah. Tidak sedikit masyarakat di negeri ini tahu nama perusahaan ini. 

Saya tunggu harga termurah. Ketika saya putuskan beli, harga saham ini sudah tidak lagi turun. Namun yang terjadi, saham MMMM turun mengikuti indeks yang memerah. Saya ambil sikap cutloss sebelum rugi lebih banyak. 

Betul, saham ini turun lagi dan lagi. Saya tunggu saham ini lebih dalam lagi turunnya. Namun saat saya tinggal sebentar untuk sebuah keperluan. Saham MMMM naik seiring kenaikkan indeks IDX yang mendekati warna hijau.

Buru-buru saya mengamankan saham tersebut dengan membelinya. "Bungkus", walau kerugian tidak terlalu banyak. Disinilah inti dalam investasi saham. Meminimalkan risiko terhadap harga saham yang dibeli. 

Hingga akhir penutupan sesi pertama, indeks IDX masih betah di zona hijau. Akankah sesi kedua arah angin berbalik arah lagi yang membuat indeks IDX merah ? 

Jujur saya tidak mampu memprediksi. Ikuti saja. Lebih jelas lagi saat harga-harga naik di sesi pertama. Saya sudah melepas beberapa saham yang saya beli di awal pembukaan perdagangan tadi.

Menggunakan prinsip atau rumus sederhana yang disarankan oleh mereka yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun. Termasuk orang tua yang menyarankan untuk membeli di harga murah dan jual saat harga mahal.

Indeks (screenshoot)

Boleh jadi seperti salah satu judul film Warkop Maju Kena, Mundur Kena. Tidak mudah memperoleh cuan atau keuntungan saat harga naik atau turun. Kata orang, pengalaman guru terbaik.

Berapa lama supaya berpengalaman ? Jawabnya kembali pada sifat, karakter seseorang ditambah tingkat kesabaran yang dimiliki.

Jadi jika harga saham anomali, susah diprediksi. Jangan kaget dan jangan heran. Karena itulah tantangan bagaimana memahami sehingga bisa mendatangkan cuan. 

Dan pada akhirnya entah indeks merah atau hijau, kita tetap memperoleh untung. Caranya ? Sering-sering transaksi ? Sering-sering mengamati ? Ah, gak tau. Tapi yang jelas itu melakukan jual dan beli dengan happy. Entah dalam jangka panjang atau pendek. Sebab rugi hari ini belum tentu rugi besok dan untung hari ini belum tentu untung besok.

Sebab bisa jadi warna hijau tidak memberi keuntungan dan warna merah pada indeks belum tentu memberi kerugian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Itsmy blog

 It's my mine