Senin, 07 Desember 2020

Nasi Ayam Saus Pedas Yu Yatmi, Eh Mbak Yatmi

 

Nasi ayam saus pedas (foto:ko in)

Tidak terasa hampir sembilan bulan belum mengunjungi satu mall manapun di Yogya. Sebagai langkah preventif dan antisipasi memutus rantai penularan Covid-19. Baik untuk kebaikan keluarga atau kenalan serta lingkungan sosial lainnya.


Awalnya agak ragu memenuhi keinginan diri untuk berweekend ke mall. Guna menghibur diri di tengah beberapa pembatasan. Dalam pikiran, mall tentu dapat dipastikan ramai dengan orang. Keputusan akhirnya saya ambil, dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti berusaha menjaga jarak. 


Sering mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer. Memakai masker dan menghindari kerumunan. Berangkatlah ke Jogja City Mall (JCM), Sabtu sore (5/12/2020) untuk melihat pameran hasil industri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagaimana informasi yang saya peroleh dari salah satu medsos atau media sosial, Instagram.


Hujan deras baru saja berhenti. Pengunjung pasti tidak terlalu banyak, kata hati saya. Sebuah keberuntungan tersendiri pikir saya untuk melihat-lihat dan mencari inspirasi aneka produk. Siapa tahu mendapatkan inspirasi guna membuka usaha sendiri.


Suasana pameran

Sisi lain stand


Sesampai di JCM, saya sempat terkejut karena tidak seperti yang saya bayangkan. Banyak stand pameran yang terisi dengan aneka produk. Dari baju, tas, asesori rumah, cemilan dan kuliner. Termasuk yang sedang trend saat ini. Tanaman hias. Tetapi pengunjung tidak terlalu ramai. Sekali lagi saya pikir karena masih hujan di luar mall. Namun hal itu malah membuat saya merasa nyaman menikmati Festival UMKM Sembada 3.


Anggrek (foto:ko in)


Saat melihat-lihat, perut memberi tanda sekaligus mengingatkan kalau jatah makan siang untuk perut saya penuhi kebutuhannya. Sambil terus melihat aneka produk UMKM dari Sleman di JCM, saya bermaksud membeli cemilan di salah satu stand yang menjual aneka makanan kecil, sebagai penunda rasa lapar.


Ayam saus pedas

Di salah satu stand panganan, mata tertarik dengan cup kotak berwarna putih. Di atasnya berisi saos dan ada potongan seperti daging ayam dibalut tepung. Saya menduga itu potongan ayam sebab di dekatnya tertulis Rp 15.000 untuk harga sekotak nasi ayam saus pedas dan sekotak nasi ayam bakar.


Hanya Rp 15.000 (foto: ko in)


Perut tiba-tiba mengeluarkan bunyi seolah mengiyakan hasrat lidah untuk makan nasi ayam saus pedas tersebut. Tanpa berpikir panjang saya mencoba menyapa seorang perempuan penunggu stand tersebut yang sedang sibuk melakukan sesuatu dengan membalikkan badannya. Sehingga saya hanya dapat melihat punggungnya dan harus menyapa terlebih dahulu.


"Ibu, mau beli nasi ayam saus pedas, " dengan suara agak sedikit keras supaya terdengar olehnya. Saat dia membalikkan badan, saya terkejut melihat siapa dia dan tidak bisa berkata-kata. Hanya jari telunjuk kanan saya yang menunjuk ke arahnya. Dia juga terkejut dengan mulut terbuka lebar. Setelah beberapa detik kami saling terkejut,  ahirnya kami saling bersapa dengan menyebut nama.


Salah satu penunggu stand dari Forum Komunikasi (Forkom) Godean ternyata mbak Yatmi, demikian saya biasa memanggilnya. Nama lengkapnya Yatmi Rejeki ternyata ikut Festival UMKM Sembada 3 di JCM yang berlangsung selama empat hari dari tanggal 3 sampai 7 Desember 2020. Diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sleman





Sambil ngobrol dan saya sambil menikmati nasi ayam saus pedas produk Asri Wiji kami bertukar informasi tentang banyak hal terkait dengan UMKM.


Asri Wiji merupakan brand usaha catering dari teman blog saya, Yatmi Rejeki. Dalam festival ini ternyata mengenalkan salah satu produk unggulannya berupa nasi ayam saus pedas yang dikemas secara khusus dalam kotak kertas.  Tempat yang simple sehingga sambil berdiri, kami dapat ngobrol dan saya sekaligus memenuhi kebutuhan perut, yang sejak siang lupa belum diisi makanan.


Tidak heran jika dalam penuturannya, nasi ayam saus pedas ini cepat ludes, termasuk di hari ke dua. Sepertinya pengunjung Festival UMKM Sembada 3 di JCM, memanfaatkan kesempatan jalan-jalan sambil memenuhi kebutuhan yang tidak dapat ditunda sambil makan. Persis yang saya alami.


Setiap hari Yatmi menyediakan 20 sampai 30 porsi nasi ayam saus pedas dan ayam bakar seharga Rp 15.000. "Tidak berani banyak-banyak. Tempatnya tidak ada. Lagian di tempat ini hanya sebagai pengenalan produk. Kalau minat bisa pesan lewat telpon atau alamat email," jelasnya.


Nasi ayam saus pedas Asri Wiji (foto:ko in)


Asri Wiji merupakan usaha rumahan letaknya di Karakan, Sidomoyo Godean Sleman. Dimulai sekitar tiga tahun lalu, tepatnya di tahun 2017. Sebelum masa pandemi Covid-19 tidak sedikit orderan dari wisatawan secara on line. Baik lewat 0896-0359-7904 atau lewat @nasiboxjogja.asriwiji.


Sejak masa pandemi Covid-19, Yatmi berpikir keras untuk tetap mendapatkan order. Mengharapkan wisatawan saat ini tidak mungkin. Maka Yatmi berusaha membelokkan segmennya ke kantor-kantor dengan cara delivery atau antar pesanan ke rumah atau kantor. Sekaligus memenuhi kebutuhan orang yang sedang membatasi aktivitas di luar rumah, caranya dengan menggiatkan promo lewat internet.


Enak...


Tiba-tiba Yatmi bertanya ke saya, "Gimana rasa makanan unggulan saya di pameran ini ?"

Spontan saya berujar, "Enak…". Sambil menghabiskan nasi kotak di ayam saus pedas, tanpa memperhatikan Yatmi sebab saya sedang asyik dengan nasi kotaknya.


Lingkaran, produk Yatmi di Stand Forkom Godean (foto:ko in)


"Jujur, bumbunya merasuk dalam ayamnya. Takaran pas." Saya termasuk orang yang sensitif dengan bumbu kalau proporsinya tidak seimbang, kepala langsung pusing. Entah itu garamnya, bawang atau bumbu masak lainnya. Dalam beberapa menit nasi saus ayam pedas itu habis.


Saya pun bertanya padanya dengan nada pelan dan lirih supaya orang sekitar tidak dengar. "Mbak, ayamnya masih ndak. Aku minta tambah." Kontan Yatmi tertawa sambil berkata, habis.


Ada hiburan juga (foto: ko in)


Terus terang saya suka dengan olahan ayamnya dimana bumbunya sungguh merasuk dan tidak banyak tulang. Sehingga memudahkan dan membuat saya cepat menghabiskannya. Apalagi di tempat umum seperti mall, inginnya serba praktis alias tidak ribet. Termasuk tidak ribet tangan kotor untuk memisahkan daging dan tulang. Pedasnya juga pas. Semua serba pas. Tapi kalau soal nambah sebenarnya tidak pas karena saya ingin nambah.


Ada Talk show, bagi pengalaman (foto:ko in)

Usai makan saya dipersilahkan untuk merasakan minumansecang hangat. Uiii….. dingin-dingin habis makan dapat wedang secang lagi. Rasanya, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasanya pingin meluangkan waktu ke rumahnya di seputaran Godean Yogyakarta. Sambil menikmati suasana sekitar rumah Yatmi yang masih banyak sawah. Apalagi Godean terkenal juga sebagai salah satu lumbung padi untuk daerah Yogyakarta.


"Tunggu ya, Yu Yatmi. Eh, Mbak Yatmi, " sambil saya pamit untuk melihat stand-stand lain yang belum saya lihat dan kunjungi.



_______________

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan #dinkopukmsleman #FestivalUMKMSembada3

Itsmy blog

 It's my mine