Senin, 30 Desember 2019

Enam Langkah Strategis Mewujudkan Sumberdaya Manusia Unggul dan Produktif

(Foto:stoinvestor news.com)
Hidup ini dinamis, selalu ada yang baru sehingga menuntut manusia untuk mampu mengatasi setiap masalah dan tantangan zaman yang tidak kenal kata berhenti. Orang dituntut memiliki kemampuan pikir analistis, kritis, kreatif dan solutif.

Menjadi manusia unggul atau sumberdaya manusia yang unggul itu jauh dari kata eksploitatif, lebih menekankan pada tindakan yang sifatnya keberlanjutan untuk menjaga keseimbangan. Blog competition yang diselenggarakan Kamar Dagang Indonesia atau Kadin dengan hadiah  kendaraan yang menggunakan energi listrik sebagai penggeraknya. Menggelitik pikiran saya.

Apakah ini salah satu cara Kadin mengajak masyarakat untuk berpikir visioner ?

Nampaknya Kadin secara halus mengajak sumberdaya manusia siap menghadapi perubahan zaman. Dimana orang mesti peka jka industri otomotif yang akan  bergeser dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan dengan energi listrik sebagai motor penggeraknya.

Kadin ingin membangun budaya dan etos sumberdaya manusia Indonesia yang mampu berpikir secara menyeluruh atau komprehensif. Setiap keputusannya memperhatikan kepentingan serta aspek dari hulu sampai hilir,  mengingat dan memperhatikan luasnya cakupan wilayah Indonesia, keragaman budaya dan kompleksitas akibat dari sebuah perubahan yang terjadi.

(Foto: Kadin Indonesia)
Menjadi manusia unggul itu artinya memiliki sikap serta cara berpikir yang antisipatif. Bukan reaktif, tidak membiarkan diri menjadi generasi kagetan, gumunan atau mudah tercengang dan terkesima dengan segala sesuatu yang baru. Generasi unggul atau sumberdaya manusia unggul tidak hanya memikirkan masalah kekinian.

Tidak heran jika peringkat sumberdaya manusia Indonesia jauh tertinggal dibandingkan tetangga kanan kirinya karena cara berpikir yang pragmatis sehingga menghasilkan budaya konsumtif bukan produktif.

Keanekaragaman kultur dan luasnya wilayah serta masalah sosial lainnya, jangan dijadikan alasan sulitnya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Menjadi produktif dan manusia unggul itu pilihan.

Sebagaimana kata sosiolog kelahiran Jerman Maximilian Weber atau lebih dikenal Max Weber menyebutkan bahwa setiap orang menyadari adanya ideologi dominasi. Bahwa keberhasilan seseorang dalam hidup dikarenakan oleh upaya mereka sendiri.

(Foto:katadata.co.id)
Untuk menjadi sumberdaya manusia unggul, terbentuk individu-individu yang produktif, tangguh serta ulet dan tahan banting dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Pendidikan atau pelatihan merupakan salah satu cara dalam upaya meningkatkan kualitas diri atau sumberdayanya.

Menekankan pengalaman sebagai cara lain agar seseorang terlatih dan terdidik. Dirasa kurang efisien dan tidak efektif karena membutuhkan waktu yang lebih lama dan tenaga serta biaya yang tidak sedikit. Trial and eror tidak salah namun kurang bisa mengimbangi cepatnya perubahan yang terjadi.

Strategi unggul dan produktif
Oleh karena itu dalam upaya mendorong Indonesia produktif dengan sumberdaya manusianya yang unggul perlu memperhatikan strategi sebagai berikut:

Pertama, menentukan target, tujuan atau goal dari sebuah rencana.Dari tema besar tentang sumberdaya manusia unggul dan produktif. Sebagai contoh, terkait dengan kendaraan berenergi listrik.

Target sasaran atau goal apa yang ingin dicapai dengan  sumberdaya manusia unggul dan produktif. Terkait dengan tema ini contohnya adalah menargetkan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan, jalan-jalan raya di Indonesia sudah bebas dari kendaraan berbahan bakar fosil. Diganti dengan kendaraan berenergi listrik.

Dari target tersebut akan muncul beberapa masalah yang harus dinventarisasikan. Masalah mana yang perlu mendapat prioritas utama dan yang dapat dikerjakan sejalan dengan proyek atau target 5 tahun kedepan terkait pergantian energi fosil ke listrik untuk kendaraan.

(Foto:antaranews.com)
Kedua, pelatihan atau pendidikan menjadi sangat penting bukan hanya bagi pelaksana administratif dan lapangan. Tetapi termasuk bagi kaum cendikiawan untuk terus menerus melakukan kajian, penelitian dan diskusi guna mengantisipasi dan menyiapkan perubahan terkait penggunaan energi listrik untuk kendaraan.

Bagaimana kesiapan penyediaan sumber daya listrik dari tingkat hulu sampai hilir dari sisi teknis, sistem distribusi, penjualan, pembelian sampai penggunaan atau pemakaian. Termasuk bagaimana industri otomotif menyiapkan teknisinya untuk siap menerima pekerjaan perubahan atau penambahan beberapa komponen untuk kendaraan yang sudah ada. Sekaligus menciptakan jenis kendaraan baru berenergi listrik.

Termasuk bagaimana memberikan pemahaman kepada konsumen atau masyarakat terkait perubahan yang terjadi pada kendaraan yang dimiliki. Sebab perubahan tersebut secara langsung dan tidak langsung akan memberikan dampak pada peribahan perilaku manusia atau penggunaannya.

(Foto:mpssoft.co.id)
Pendidikan atau pelatihan penting bagi siapa saja termasuk bagi karyawan dari produsen bahan bakar minyak. Bahwa dengan hadirnya energi listrik akan berdampak pada penggunaan bensin seperti premium, solar, pertalite dan yang lainnya yang akan mengurangi keuntungan tempat mereka bekerja. Dan akan berpengaruh dengan kelangsungan usaha, disini letak arti pentingnya pendidikan bagi peningkatan sumberdaya manusia.

Demikian pula dengan mereka yang terkait langsung dengan perubahan ini. Ahli kelistrikan dituntut untuk meningkatkan ketrampilan dan kreativitasnya dalam memanfaatkan listrik sebagai energi yang hemat, ramah lingkungan. Serta dituntut mampu menciptakan produk baru yang dibutuhkan oleh banyak orang.

Untuk menjadi sumberdaya manusia produktif dan unggul, Indonesia perlu memiliki orang-orang yang kritis mencermati perubahan. Inilah strategi ketiga menjadikan sumberdaya manusia Indonesia mampu berpikir dan bersikap kritis terhadap setiap fenomena dan perubahan. Tujuannya agar dapat mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Baik berjalan secara lambat atau cepat.

Tidak cukup lewat pendidikan atau pelatihan tetapi juga kepedulian dalam berbagai sektor kehidupan. Supaya antar sesama anak bangsa saling bahu membahu atau tolong menolong untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

(Foto:hotroontap.com)
(Foto:freepik.com)

Hadiah kendaraan listrik seperti sepeda atau sepeda motor dalam lomba blog competition Kadin Indonesia, mestinya mampu menjadi pemicu salah satu kesadaran dan pikiran kritis bagi siapa saja. Bahwa era energi listrik mulai dan sedang berlangsung.

Perubahan ini cepat atau lambat akan terjadi. Sumberdaya manusia yang unggul akan melihat hal ini sebagai peluang yang menantang, guna menjadikannya produktif sesuai kemampuan yang dikuasai.

Sikap kritis dalam cara berpikir dan cara pandang akan memunculkan budaya antisipatif, bukan reaktif, yang dibutuhkan dalam menghadapi perubahan zaman. Baik bersifat lokal atau mengglobal. Kemampuan berpikir dan bersikap antisipatif ini dapat ditumbuhkan atau dilatih lewat berbagai macam pelatihan, pendidikan, mengedepankan berbagai pengalaman dan tidak lupa dengan biasa membaca buku.

Kemampuan antisipasi ini akan memunculkan orang-orang kreatif. Orang atau sumberdaya manusia yang tidak gampang menyerah. Selalu berusaha mencari cara atau jalan keluar dalam menghadapi sebuah masalah atau persoalan.

Strategi memperoleh sumberdaya manusia unggul yang produktif adalah dengan mendorong kemunculan perilaku kreatif. Bukan sekedar berani beda. Tetapi kreatif yang konstruktif, inovatif akan segala perubahan.
(Foto: finansialku.com)
Produk-produk orang kreatif mengandung sesuatu yang visioner. Bukan hanya sekedar menghasilkan produk atau barang yang habis pakai. Selesai dikonsumsi, dibuang dan menjadi sampah. Tetapi harus selalu memiliki nilai guna secara berkelanjutan, yang memiliki multiple efect. Efek berantai bagi kesejahteraan manusia secara menyeluruh. Inilah strategi keempat membangun sumberdaya manusia Indonesia yang unggul, lewat hasil produk-produk yang memilik efek berantai.

Tidak ada salahnya strategi keempat ini menjadi target bayangan agar negeri ini benar-benar menjadi negeri yang hijau dan jauh dari limbah berbahaya. Unggul itu menjadi yang pertama tanpa merasa utama atau minta diutamakan karena dalam diri manusia unggul itu ada kesadaran bahwa dalam keunggulanya terkandung  arti kerja keras dan cerdas dalam menyikapi segala sesuatu.

Orang yang unggul itu selalu berpikir visioner, jauh kedepan melampaui masanya. Sumberdaya manusia unggul yang produktif  mesti dimaknai tidak sebatas pada produk fisik saja. Tetapi juga produk-produk jasa dan layanan lainnya.

(Foto:antaranews.com)
Unggul itu tidak perlu ditunjukkan dengan sikap pamer kekuatan atau kelebihan tetapi harus ditunjukkan lewat kerja atau karya. Berperilaku santun, menghargai orang lain, rendah hati, murah senyum dan suka menolong adalah perilaku unggul yang pernah diajarkan oleh generasi masa lalu.

Keunggulan bukan untuk mendapat pujian dengan cara memamerkan kemampuan diri lewat media sosial, media televisi dan media publikasi lain lewat adu argumen, pandangan politik, gagasan yang mengundang decak kagum tetapi nir aksi. Jauh dari sikap saling menghargai dan menghormati. Tidak ada tindakan nyata yang menghasilkan kemanfaatan dan kemaslahatan bagi orang banyak.

Strategi kelima, jangan lupa untuk memasarkan atau mengabarkan produk. Menjadi sumberdaya manusia unggul tidaknya hanya aktif berproduksi tetapi dituntut pula untuk mampu mengabarkan kepada banyak orang lewat strategi pemasaran atau komunikasi massa yang efisien dan tepat sasaran. Tujuannya agar produk tersebut menjadi budaya baru, sehingga menjadi bagian hidup setiap orang.

(Foto: kajian pustaka.com)
Orang yang unggul dan produktif memiliki banyak ide atau gagasan kreatif dalam mengenalkan produk yang dihasilkan. Cara-cara promosi yang konvensional sampai modern, terbuka digunakan bahkan tidak menutup kemungkinan memiliki cara yang lebih efektif dalam mengabarkan setiap produk.

Listrik tidak hanya lampu, listrik tidak hanya untuk rumah, untuk peralatan rumah tangga dan kendaraan. Listrik juga untuk kesehatan ? Sebuah pertanyaan sekaligus tantangan yang perlu jawaban segera.

Enam, menyadari bahwa hidup ini tidak hanya dinamis tetapi juga siklis atau berputar. Semua ada masanya dan ada waktunya. Temuan atau setiap produk yang dihasilkan akan selalu mendapatkan reaksi. Ciri manusia unggul tidak panik dan reaktif dengan munculnya perlawanan atau persaingan. Tetapi malah menjadikan sebagai pendorong untuk memikirkan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Menjadikannya lebih produktif.

(Foto: danareksaonline.com)
Setiap produk memiliki masanya sendiri-sendiri. Hanya sedikit yang dapat dikatakan abadi. Lampu pijar yang bertahan beberapa abad akhirnya tergantikan dengan lampu LED.

Demikian pula  produk dari sumberdaya unggul. Namun orang yang produktif dan unggul tidak pernah dan tidak ingin  menyerah oleh waktu dan masa. Oleh karena itu mereka selalu berpikir visioner jauh ke depan, mengatasi masanya. Sebab hidup ini dinamis.

Sedinamis pikiran dan gagasan manusia yang unggul, untuk mewujudkan gagasan  atau keinginan. Mesti memiliki langkah-langkah strategis,
  • Pertama, menentukan target.
  • Kedua, pelatihan atau pendidikan.
  • Ketiga, menjadikan sumberdaya manusia Indonesia mampu berpikir dan bersikap kritis terhadap setiap fenomena dan perubahan. 
  • Keempat membangun sumberdaya manusia Indonesia yang unggul, lewat hasil produk-produk yang memilik efek berantai.
  • Kelima, memasarkan atau mengabarkan produk. 
  • Enam, menyadari bahwa hidup ini tidak hanya dinamis tetapi juga siklis.
Sebagaimana seorang bijak pernah berpesan. Jika seseorang ingin membangun sebuah menara, tentu akan duduk menghitung dahulu biayanya. Supaya mengetahui berapa lama waktu dibutuhkan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan menara itu.

Senin, 23 Desember 2019

Jalan Brambang Goreng

Jalan sempit (foto:ko in)
Menuju rumahnya melewati jalan kampung yang tidak lebar dan ada bagian yang lebih sempit. Sesekali berpapasan dengan warg. Di jalan yang berbelok mesti lebih awas supaya tidak terkejut saat berpapasan. Ada kalanya mendengar langkah-langkah kaki atau sayup-sayup terdengar suara orang berbicara.

Manakala berpapasan, entah sudah kenal atau belum ada kebiasaan saling menghormati dan menyapa. Cukup dengan anggukan atau sapaan. "Monggo....."  Atau ucapan "Nderek langkung..." yang artinya numpang lewat atau cukup dengan mengatakan "Permisi..." saat ada dua orang atau lebih sedang berdiri atau duduk di dekat jalan yang akan kita lewati.

Jalan menuju rumah pengrajin brambang goreng Bertha Rinawati tidak terlalu jauh dari jalan utama di kampung Prawirodirjan, Gondomanan, Yogakarta dan mesti di tempuh dengan jalan kaki. Mobil tidak dapat masuk. Menuju rumahnya jika membawa sepeda motor, mesinnya mesti dimatikan .

Satu lagi, jika belum pernah ke sana mesti mengantongi catatan alamat yang lengkap dan jangan malu bertanya, supaya cepat menemuka rumahnya. Siang itu saya berkesempatan ngobrol ringan dengan Rina, pemilik brand brambang goreng "BuRina" di rumahnya.
Motor dimatikan (foto:ko in)
Brambang goreng BuRina (foto:ko in)
Tulisannya memang disambung untuk membedakan dengan brand lain. Dengan roman muka yang menggambarkan kegiranga dia mulai berbagi cerita dalam  merintis usaha. Sambil menawari saya minum dan mengeluarkan beberapa botol plastik brambang goreng.

Rina membuka ceritanya dengan berkata, "Pada awalnya.....," seperti mengajak saya untuk mundur ke beberapa tahun lalu.Rina bekerja membantu suami yang tidak dapat bekerja optimal karena sakit, sebagai penjual mie instan matang. Rebus atau goreng. Dari situ Rina mengamati pelanggannya makan dengan lahap jika mendapat tambahan brambang atau bawang merah goreng buatannya.

Muncullah gagasan untuk menjual brambang goreng. Namun untuk meraih keberhasilan usaha memang tidak selamanya mudah dan instant. Pengalaman pahit getir telah dialami, dari warung yang tidak membayar barang dagangannya sampai tertipu oleh orang yang memanfaatkan kejujuran dan kekurangan hati-hatiannya saat membawa uang hasil kumpulan jualan brambang.

Untung dan malang itu sama, semua orang pasti mengalami. Perjalanan memproduksi dan menjual brambang setelah sekian lama akhirnya mempertemukan dengan orang-orang yang memberi bantuan yang tulus. Sehingga mempertemukannya dengan beberapa institusi swasta atau pemerintah yang memang memiliki kepedulian kepada UKM seperti  Rina.
Brambang Goreng (foto:ko in)
Lika-liku perjalanan usaha mempertemukannya dengan komunitas pemilik toko kelontong yang pernah mendapat bantuan, pendampingan dan pelatihan dari SRC ( Sampoerna Retail Community). Lembaga binaan Sampoerna yang mendorong pemilik toko kelontong agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dalam mengelola usaha  lewat tiga kata kunci. Rapi, bersih dan terang.

Potensi lokal menjadi salah satu titik fokus utama dalam mengembangkan usaha toko kelontong modern atau toko kelontong milenial. Pendampingan dan pengetahuan dari SRC menjadi modal utama perubahan tampilan toko kelontong yang kini bernama SRC ACDC milik Sukmawati, yang berada di Jl. Kyai Mojo Yogya.

Transformasi toko kelontong dariwarung yang lekat degan gambaran tempat jualan yang terkesan penuh, tidak enak dipandang, barang-barang tergeletak di sana sini. Tidak tertata rapi. Menjadi toko yang bersih, terang, rapi dan barang jualannya dikelompokkan sesuai jenis kegunaan serta peruntukannya menjadikan toko kelontong SRC ACDC menarik banyak pembeli.
Toko kelontong (foto:ko in)
Perubahan ini menyadarkan Sukma untuk berbagi kegembiraan karena toko kelontongnya mengalami kemajuan luar biasa, setelah bergabung dengan SRC.

Caranya, gantian mendorong para produsen kerajinan lokal untuk memperbaiki kualitas produk dari tampilan, kemasan, ukuran serta rasa jika itu terkait dengan makanan atau minuman. Kedua, menyediakan space khusus untuk memajang atau mendisplay produk-produk lokal. Di toko-toko kelontong SRC dikenal dengan Pojok Lokal, penempatannya langsung mudah dilihat oleh pelanggan.
Pemilik toko kelontong acdc
Brambang goreng BuRina juga dapat ditemui di toko kelontong SRC ACDC. Pertemuan Rina dan Sukma tidak sederhana mesti lewat jalan berliku. Sebagaimana saya mencoba menemukan rumah tempat produksi brambang goreng BuRina siang itu.

Saya harus menempuh perjalanan lebih dari 60 km terlebih dahulu. Dimulai dari Bentara Budaya Yogyakarta menuju toko kelontong SRC Rukun yang letaknya sangat dekat dengan pantai. Setelah melihat bagaimana transformasi toko kelontong yang awalnya hanya menempati teras rumah, setelah bergabung dengan SRC sekitar dua tahun lalu.

Purwanto pemilik toko kelontong SRC Rukun mengorbankan ruang tamu rumah, untuk memperluas tokonya. Padahal Purwanto beberapa kali mendapat tawaran bergabung ke SRC sejak tahun 2013 namun baru tahun 2017 dia memutuskan untuk bergabung.
Toko kelontong Rukun(foto:ko in)
Mencapai keberhasilan memang banyak cara, salah satunya lewat jalan berliku. Tetapi disitulah orang mendapatkan nilai bukan sekedar nilai uang atau materi tetapi juga nilai kehidupan lainnya.

Perjalanan berliku saya menemui Rina berlanjut dengan menyusuri Jl. Parangtritis kembali ke Yogya dan akhirnya bertemu dengan Rina yang supel pembawaannya. Lebih dari dua jam perjalanan saya untuk menemuinya. Walau sebenarnya waktu tempuh dapat diperpendek hanya sekitar 20 menit dari Bentara Budaya ke kampung Prawirodirjan.

Tetapi kita tidak pernah tahu secara jalan yang apa dan bagaimana kita  tempuh dalam kehidupan termasuk usaha atau bisnis. Jika saya. Eh, Rina menemukan jalan brambang goreng diawali lewat jualan mie instan matang.
Jamal dengan produknya (foto:ko in)
Jalan berliku tidak kalah seru dengan perjalanan Andreas Jamal Hardani pengrajin cemilan stick bawang, keripik talas dan keripik pangsit dari Gunungsari, Sambirejo, Prambanan. Dalam mencapai keberhasilan.

Hampir putus asa menawarkan produk makanan cemilan yang mendapat penolakan untuk titik di warung atau toko-toko. Jika ada yang menerima produknya ternyata banyak tidak laku. Hingga suatu kesempatan yang tidak disengaja, Jamal ketemu dengan Sukma pemilik SRC ACDC.

Dalam beberapa kesempatan Sukma meminta pada Jamal untuk memperbaiki kemasan, ukuran dan rasa dari cemilannya. Berkali-kali, produknya ditolak oleh Sukma karena kurang ini itu. Jamal mengaku sedih saat itu dan jujur mengatakan sempat nangis di jalan  usai mendapat kritikan dari pemilik toko kelontong SRC ACDC.

Mendengar cerita tersebut, Sukma terkejut dan meminta maaf sebab tujuannya untuk meningkatkan kualitas cemilan produksi UKM Jamal. Siang itu mereka berdua berada di acara yang sama untuk berbagi pengalaman bagaimana menempuh jalan yang berliku hingga akhirnya dipertemukan dalam komunitas SRC.

Menempuh jalan berliku sudah mereka temukan hasilnya. Jamal kini harus sibuk memenuhi pesanan atau order dari beberapa daerah. Dengan muka cerah Jamal bercerita sedang berusaha memenuhi pesanan dari Tanggerang.

Sukma, usianya yang sudah tidak muda. Parasnya masih nampak cantik dengan menyebarkan semangat berbagi kepada orang-orang di sekitarnya. Demikian pula pesanan brambang goreng BuRina tidak pernah sepi. Dan saya dari hasil menempuh jalan berliku, saat akan pulang dari rumah Rina. Tiba-tiba dia memasukkan satu botol brambang goreng ke tas saya. Benar-benar rejeki menempuh jalan brambang.
Kerja sambilan (foto:ko in)
Kupas bawang merah (foto:ko in)
Dalam perjalanan pulang saya masih teringat cerita Rina bagaimana tetangganya berharap jika usaha Rina bertambah besar, supaya Rina tidak menggunakan mesin pengupas brambang. Harapannya agar mereka mendapatkan penghasilan dari mengupas brambang.

Ingatan saya semakin jelas saat melihat perempuan berusia lanjut cekatan mengupas brambang, seorang nenek yang tinggal tidak jauh dari rumah Rina. Dalam waktu dua jam bisa mengupas 8 kg brambang. Demangat berbagi ternyata tumbuh subur di orang-orang sederhana. Tak terasa mata ini berair  saat mengucek mata yang gatal . Rupanya saya lupa cuci tangan usai megenggam racikan brambang di rumah Rina.

Jalan brambang ini ada di juga di jalan www.kompasiana.com/koin1903

Kamis, 19 Desember 2019

Cemara Tujuh

Cemara Tujuh (foto:ko in)


Apakah engkau pernah duduk bersama bayang-bayangnya? Ngobrol tentang Albert Camus, Imanuel Kant, Descartes, Socrates, Notonagoro sampai Ronggowarsito

Apakah engkau  mendengar nyanyian lembutnya di pucuk pohon? Mengiringi Sajak Sebatang Lisong, Aku Tulis Pamplet Ini, sampai puisi-puisi cinta

Apakah engkau tidak menyadari kehadiranmu selalu dinantinya?  Melihatmu membaca buku tentang etika, ontologi, epistemologi, psikologi sampai surat cinta yang diselipkan diantara halaman buku

Apakah engkau tidak mengenal mereka ? Cemara tujuh di Kampus Biru yang mengingatkan kampus dan civitas akademikanya untuk tidak tinggal di menara gading

#mahasiswaugm, #ugm, #diesugm, #mahasiswa, #cemaratujuh, #balairungugm

Minggu, 08 Desember 2019

Broken Bowl

(Foto:ko in)
Ada yang ingin memperbaiki ? Atau ada yang dapat memperbaiki seperti semula?  Tanpa pamrih, tanpa kepentingan pribadi satu satunya kepentingan adalah peduli dan ingin bantu karena merasa eman dan sayang.

Memang hasilnya tidak sempurna masih ada bekas. Tak akan pernah dan bisa hilang. Menjadi tanda yang sulit dilupakan. Berbahagialah dan bersyukur ada orang yang peduli dan berusaha memperbaikinya . Hargai, hormati dan cintai dia dalam kondisi apapun karena dia memperbaiki mangkokmu.

Dalam satu Minggu, entah dalam satu hari atau dua hari. Seorang pemuka agama atau rohaniawan selalu mengatakan, Dia diutus untuk menyembuhkan orang yang remuk redam hatinya.

Biarkan Dia atau orang yang mencintaimu dengan tulus menyusun kembali mangkokmu yang remuk atau pecah menjadi banyak bagian sehingga sulit dihitung. Atau biarkan Dia dan yang menyayangimu apa adanya, membantumu untuk membuat telaga.

Telaga (foto:ko in)
Sebab mangkokmu sudah tidak muat untuk menampung banyak "air". Dahulu mangkokmu adalah hatimu. Kini mereka yang menyayangi, mengasihi dan mencintaimu menginginkanmu jadi telaga.

Itsmy blog

 It's my mine