Sabtu, 05 Januari 2019

Bersama Auf Lauf Casserole di Lasem Sky Garden, Ngampilan Yogya

Auflauf (foto:Ko In)

Menikmati hidup memang tidak boleh mati gaya. Tapi jangan sampai karena mementingkan gaya malah benar-benar mati atau meninggal gara-gara menjalani gaya hidup yang salah. Gaya hidup yang kurang sehat karena mengonsumsi makan-makanan berlemak dan kurang serat. 
Pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi ibu-ibu jika anggota keluarganya sulit untuk makan buah dan sayuran. Berbagai jurus memasak dilakukan agar masakan dengan bahan sayuran habis dimakan. 
Atau menyontek berbagai aneka resep makanan supaya, masakan berbahan sayur  indah dilihat, sedap aromanya dan enak jika dimakan.
Lasem Sky Garden (foto: Ko In)
Lasem Sky Garden (foto: Ko In)
Mengenalkan tanaman dan sayuran (foto:Ko In)
Mengenalkan tanaman dan sayuran (foto:Ko In)
Ada saja cara Pras, pemilik Lasem  Sky Garden, yang berlokasi di Ngampilan Yogyakarta. Tidak jauh dari pusatnya bakpia Yogya. Cara Pras membuat orang suka makan sayuran diawali plating yang menarik, aroma yang sedap, sampai rasa yang membuat sayang menyisakan sedikit pun makanan.
Auf Lauf casserole, salah satunya. Hidangan utama atau hidangan besar yang dimasak dengan cara dipanggang dalam oven. Tersaji dalam wadah yang tahan panas. Bisa panci, mangkuk terbuat dari gelas yang tahan panas. Berisi sayuran, pasta, tepung dan daging atau ayam.
Siapa sangka tampilan menggoda auf lauf casserole Lasem berisi kentang, wortel, buncis, kembang kol. Saat dibuka isinya dengan garpu atau sendok aroma pasta dan keju dominan mengeliling sekitar meja makan.
auf lauf casserole isi sayur (foto:Ko In)
auf lauf casserole isi sayur (foto:Ko In)
Dan saat lidah merasakan auf lauf ini. Ada rasa yang tidak asing. Sempat menebak-nebak sebab cukup familiar. Setelah sejenak berpikir dan merasakan ada daging diantara kentang, krim serta buncis. "Kaldu...". Membuat tangan ini seolah sulit berhenti untuk menyendok auf lauf casserole berkali-kali.
Prasetyastuti pemilik Lasem Sky Garden, menjelaskan lewat menu auf lauf casserole adalah cara agar orang gemar makan sayur. Blogger yang tergabung dalam Kompasianers Jogja tidak menyadari jika akhirnya mereka menyantap sayur. Padahal beberapa Kjog dikenal sangat sulit untuk makan sayur. 
Ada saja cara Pras, mengenalkan menu sehatnya yang semuanya tanpa michin atau Msg. Penampilan salah satunya menjadi daya tarik agar pengunjung berani mencoba aneka makanan sehat yang berbahan sayuran seperti  Sambal Dabu salad.
sambal dabu salad (foto: Ko In)
sambal dabu salad (foto: Ko In)
Ada daun ginseng, daun kobis ungu, bawang bombay, tomat dan cabe merah. Rasanya sayang jika dibiarkan makan sehat begitu saja. Enak jika jadi cemilan sambil ngobrol dengan orang terdekat membicarakan banyak hal. Sambil memandang ramainya jalan Letjen Suprato Yogya. Atau sambil melihat beberapa burung, terbang pulang ke sarangnya. 
Lasem Sky Garden buka dari jam 16.00 sampai 23.00 wib. Satu dua burung terbang ke barat. Menikmati pergantian siang ke malam di Ngampilan dengan  auf lauf casserole. Sampai tak terasa jalan di bawah, di Jl. Letjen Suprapto Yogya semakin ramai dan padat. Apalagi menjelang pergantian tahun .
Menikmati Jogja di Lasem (foto:Ko In)
Menikmati Jogja di Lasem (foto:Ko In)
Ada saja pemilik nama Prasetyastuti Puspowardoyo,  memanfaatkan lahan sempit untuk dijadikan tempat usaha. Luasnya kira-kira panjang dan lebarnya jika dua bus pariwisata dijejerkan. Sebab saat saya menikmati sore di daerah Ngampilan Yogya dari lantai 2 Lasem Skya Garden. Tepat di bawahnya terparkir dua bus pariwisata. 
Ada saja Pras memberi nama tempat usahanya dengan nama Lasem. Awalnya saya berpikir masih ada keterkaitan dengan nama kota Lasem di Jawa Tengah. Ternyata.... Lasem itu singkatan dari Lahan Sempit.
Ada, ada saja orang Yogya. Kreatifitas dan suasana kegembiraan selalu mewarnai sebagian warganya. 
Lasem, Lahan Sempit (foto:Ko In)
Lasem, Lahan Sempit (foto:Ko In)
Ada saja cara Pras membuat orang suka makan sayur. Ada saja cara Pras membuat penasaran nama tempat usahanya yang buka setiap hari dari pukul 16.00 sampai 23.00. Ada saja cara Pras, menyajikan hal  lama menjadi nampak baru dengan kombuchanya.
Minuman kombucha sejatinya minuman fermentasi dari jamur teh yang sudah ada sejak lama , sekitar satu abad lalu dan berasal dari Asia Timur. Teh kombucha, minuman tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan mikroba kombucha sebagai straternya.
 Minuman ini memiliki beberapa manfaat untuk menjaga kesehatan. Namun disarankan untuk tidak terlalu banyak meminumnya karena rasanya  cukup asam.  
Kombucha (foto: Ko In)
Kombucha (foto: Ko In)
Di tangan trampil Pras, kombucha dibuat dengan berbagai aneka rasa pilihan. Ada rasa kunyit, buah naga, kopi dan apel telang. Maka jangan terkejut jika kombucha sejatinya minuman teh tetapi warna wari. Ada kuning, merah dan orange. Sekali lagi ada-ada saja cara Pras yang memiliki nama cukuip panjang tersebut. 
Tempat nongkrong dan makan ini menonjolkan open sky. Pegunjung akan krasan duduk berlama-lama di Lasem sambil melihat kepadatan jalan kota. Ngobrol dan sambil membuat janji di Lasem Sky Garden, untuk menikmati aneka menu makanan sehat. 
Nongkrong, makan sambil melihat keramaian kota (foto: Ko In)
Nongkrong, makan sambil melihat keramaian kota (foto: Ko In)
Selain menu vegetables, Lasem Sky Garden menawarkan pula menu Indonesia dan western untuk main course nya. Ada nasi goreng, cap cay nasi campur  dan aneka lasagna serta pasta .
Tak terasa auf lauf saya habis tanpa sisa. Sementara dari tadi saya astyk ngobrol dengan seorang sahabat sambil tangan ini tidak berhenti mengambil daun slada, irisan bawang bomay dan daun kobis ungu. 
"kres...., kres......, kres......., kres......."
Salad buah (foto: Ko In)
Salad buah (foto: Ko In)
Dan akhirnya, mulut ini tidak tahan untuk tidak memesan salad buah. Sebagai makanan penutup bersama Kompasianers Jogja  di penghujung akhir tahun 2018.
Auflauf ini enak juga di www.kompasiana.com/koin1903

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Itsmy blog

 It's my mine