(www.kontan.co.id)
Nama memiliki arti penting bagi setiap orang. Nama menunjukkan identitas, jati diri serta kekhasan untuk memudahkan dalam mengenal atau membedakan satu dengan yang lainnya. Citra diri tidak jarang tergambar dari nama.
Gambaran tentang diri sendiri atau sesuatu, menyangkut orang atau sebuah produk. Termasuk barang atau jasa menjadi mudah dipahami atau diidentifikasi jika memiliki nama, cap atau merek. Badan urusan logistik (Bulog) menyadari pentingnya nama atau brand sebagai upaya untuk menaikkan citra dan memberi nilai lebih pada produk-produknya.
Sebagai perusahaan Badan Umum Milik Negara (BUMN), Bulog melakukan berbagai pembenahan dalam tubuh organisasinya agar perusahaan ini dapat memberi keuntungan bagi negara. Capaian laba rugi yang fluktuatif di tiap tahunnya, menjadi tantangan sekaligus mendorong Bulog untuk kreatif melakukan berbagai terobosan usaha supaya dapat meningkatkan target pendapatan.
(www.cakrawala.co)
Bulog menyadari pentingnya strategi komersial dalam upaya memperoleh laba. Untuk itu Bulog menghadirkan produk pangan unggulan untuk dijual di tengah-tengah masyarakat. Lewat merek dagang "Kita".
Bulog komersial untuk kita
Bukan hal yang tabu jika Bulog memposisikan diri sebagai organisasi yang mengupayakan memperoleh profit, laba atau pendapatan dengan berjualan.
Produk dengan brand "Kita" seperti beras, gula, minyak goreng, daging, tepung atau terigu serta beberapa produk lain diantaranya cabe, ikan, kedelai dan jagung.
Tidak mudah bagi "Kita" untuk menarik perhatian di tengah-tengah produk sejenis yang sudah terlebih dahulu ada secara luas di pasar atau di masyakat dengan beraneka macam merek.
(www.ilmu-ekonomi-id.com)
Bulog memperhatikan beberapa hal terkait dengan penggunaan merek atau branding produk. Supaya kehadirannya mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya. Sekaligus mengabarkan keberadaannya. Tidak hanya produk dengan brand "Kita" tetapi juga eksistensi Bulog itu sendiri.
(www.bulogbanyumas.com)
Pertama, cap "Kita" pilihan Bulog memberi makna identitasterkait dengan produk. Nama "Kita" memudahkan konsumen atau masyarakat dalam mengingat, mencari dan mengenali produk-produk keluaran Bulog.
Kedua, pilihan kata "Kita", memiliki arti kebersamaan antara saya dan anda. Sebagaimana gambaran tentang produk-produknya seperti "Beras Kita" dan "Terigu Kita". Disamping bermakna menghadirkan kedekatan, tidak ada jarak antara anda dan saya. Sekaligus menjadi yang pertama. Sehingga produk Bulog pantas menjadi pilihan utama dan pertama dibandingkan produk lain.
(www.youtube.com)
Ketiga, dalam tiap kemasan produknya disertai dengan gambar yang menunjukkan ciri khas jenis produk Bulog. Memudahkan dalam memilih serta membedakan dengan yang lain. Disamping untuk menghindari pemalsuan dan brand atau merek "Kita" tercatat dilembaga terkait sehingga memiliki dasar hukum yang kuat.
Dalam tiap kemasannya, memiliki warna dan tulisan berbeda dengan tambahan kata "Kita" dibelakang tiap-tiap jenis produk keluaran Bulog. Ada gambar lingkaran yang mengelilingi bahan dasar produk disertai dengan pita.
Seperti batang tebu untuk gula dengan tulisan "Manis Kita", lingkaran dan pita berwarna hijau tua. "Beras Kita" warna hijau dengan gambar padi dan daunnya. Pohon kelapa sawit dengan pita dan lingkaran warna merah untuk "Minyak Goreng Kita". Demikian pula dengan produk lainnya seperti daging dan tepung terigu.
(www.picbear.club dan www.bulogbanyumas.com)
Keempat, dengan brand "Kita" Bulog memiliki mimpi menjadikan produknya sebagai acuan standar pangan berkualitas. Harganya murah dibanding merek lain, mudah diperoleh atau didapat. Sekaligus aman dan sehat jika dikonsumsi karena sudah melewati uji laboratorium.
Gambaran positif tentang produk akan terus terbangun sejalan dengan manfaat serta keuntungan yang dirasakan masyarakat jika membeli produk-produk Bulog. Apalagi jika sudah membandingkan dengan produk lain dan merasakan keunggulannya.
Bulog, hadir di sekitar kita dengan pengembangan sistem distribusi
Barang-barang produksi Bulog murah dan mudah didapat karena menerapkan strategi kreatif dalam pendistribusian barang lewat kerjasama dengan masyarakat. Walau sudah memiliki pengalaman tahunan dalam pendistribusian bahan pangan. Bulog tidak berpuas diri. Bulog mengembangkan cara-cara yang inovatif dalam mendistribusikan bahan pangan pokok.
(www.kontan.co.id)
Cara pertama melalui Rumah Pangan Kita (RPK). Rumah sebagai tempat tinggal sekaligus fungsi menjaga ketersediaan bahan pangan yang dijual dengan harga murah. Syarat menjadi RPK juga mudah sehingga tidak sedikit orang ingin menjadi bagian dari sistem distribusi produk-produk Bulog.
Caranya, cukup datang ke kantor divisi regional Bulog dengan membawa copy kartu identitas, surat izin dari kelurahan dan copy nomor pokok wajib pajak (NPWP) serta mengisi formulir.
Siapkan pula tempat atau sebagian ruang yang ada di rumah untuk meletakkan dan menjual produk Bulog. Pihak Bulog akan melakukan survei lokasi guna memastikan dalam satu Rukun Warga (RW) di kampung belum ada RPK lainnya.
(www.socimage.net)
Jika mendapat persetujuan maka cukup dengan modal Rp 5 juta, Bulog akan mengirim beras 160 kg, gula 200 kg dan minyak goreng 60 liter. Ditambah banner, X-banner dan flyer sebagai media promosi dan informasi.
Kehadiran RPK membuat produk Bulog, berupa bahan pokok pangan menjadi mudah didapat karena ada di sekitar kita. Cukup berjalan kaki untuk membeli beras atau gula karena yang jualan tetangga kita sendiri. Jam layanannya tidak kaku seperti di mini market atau toko waralaba. Kapan pun membutuhkan tinggal ketuk pintu rumah tetangga.
"Tok.... Tok..... Tok....."
"Pagi bu El......... mau beli gula dan minyak goreng....."
Keberadaan "Kita" menjadikan Bulog kini serasa bukan hanya milik petani. Kehadiran Bulog kala itu, dirasa hanya saat masa panen saja dengan cara membeli gabah di koperasi unit desa (KUD). Namun kini masyarakat kota ikut pula menikmati kehadiran Bulog di kampungnya, di kampung kita. Kampung anda dan saya, lewat produk-produk "Kita".
(www.youtube.com)
Melalui produk "Kita", Bulog mereformasi diri sebagai badan usaha milik negara yang ikut menyejahterakan rakyat. Membuat masyarakat mudah dalam mencari produk Bulog, yang harganya murah dan terjaga kualitasnya.
Harga barang komiditas yang dikeluarkan Bulog kompetitif karena dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi atau HET dari Bulog. Walau murah terdapat jaminan bahwa barang Bulog itu sehat dan layak edar. Sebagaimana semboyan Bulog mudah, murah dan sehat.
Kedua, Bulog sedang mempelajari dan merencanakan efektivitas dalam menggunakan alat modern Global Positioning System (GPS) guna mengaplikasikan technology point of sales. Lewat sistem ini Bulog akan lebih mudah dan cepat mengetahui letak RPK dan memonitor stok atau ketersediaan produk.
Kelebihan sistem ini diantaranya,
- Mampu menganalisa data penjualan, berapa banyak item yang telah terjual yang dapat digunakan untuk menyesuaikan order pebelian selanjutnya.
- Dapat menganalisa rekapitulasi order atau pemesanan sehingga membantu dalam mengambil keputusan pesanan untuk memperkirakan adanya pelanggan atau pembeli musiman.
- Meningkatkan ketepatan atau akurasi harga produk yang di jual di masyarakat.
Pengalaman bertahun-tahun menangani masalah logistik pangan merupakan modal tersendiri bagi Bulog untuk melakukan pengembangan usaha lewat brand "Kita". Bulog sangat mengerti bagaimana mangatur sistem masuk keluarnya barang yang disimpan dalam gudang.
Bulog memahami bagaimana menjadikan barang atau produk pangan simpanannya tetap awet, nampak manis, cantik dilihat dan sehat untuk dikonsumsi karena berdasar hasil uji laboratorium.
Tidak sedikit masyarakat yang kurang tepat dalam menilai produk pangan dari tampilan. Produk yang kelihatan putih, bersih selalu dimaknai sebagai produk yang baik. Padahal belum tentu. Ada beberapa produk pertanian atau pangan yang tampilannya tidak menarik namun rasa serta kualitasnya super dan sehat.
(www.twitter.com)
Gula contohnya, gula dengan tampilan butirannya agak merah kecoklatan sebenarnya lebih manis rasanya daripada gula yang kelihatan putih bersih.
Bulog memahami tuntutan tampilan dari masyarakat atau konsumen. Bulog terus mencari berbagai cara untuk mengembalikan tampilan tanpa mengurangi kualitas dan kelayakan untuk dikonsumsi. Misalnya, dengan menggunakan mesin untuk reproses, supaya beras dapat dipoles ulang sehingga tampilannya menjadi kelihatan lebih baik dan menarik konsumen.
(www.bukalapak.com)
Bulog sudah bersolek. Siapa yang tahan dengan kecantikannya. Masih belum tergoda...?
"Ibu-ibu..., hati-hati jika tiba-tiba bapak menjadi lebih rajin membeli "Manis Kita" di RPK tetangga walau persediaan gula pasir di rumah masih cukup."
BalasHapusSaya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.
Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.
saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
Pembayaran yang fleksibel,
Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan
Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)
Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)