Sabtu, 15 Juni 2019

Telah Terjadi "Tembak-Tembakan" di Mall Jogja

(Foto: Dimas Kjog)

Telah terjadi tembak-tembakan di salah satu mall di Jogja. Kira-kira 20 orang, terlibat dalam tembak-tembakan. Mereka memakai penutup wajah sebagai pelindung agar tidak terluka saat tertembak di bagian muka. Sekitar pukul 14.00 sampai 16:00 aksi itu terjadi di Lippo Plaza Mall Yogya (27/4). 
Bukan baku tembak beneran antar blogger tapi tembak-tembakan. Mall ternyata bukan sekedar tempat bertransaksi antara penjual dan pembeli. Mall juga bukan hanya tempat untuk memuaskan nafsu konsumtif dan bukan sekedar tempat untuk melepas penat dengan cara mencuci mata.
Konotasi mall selama ini sebatas tempat tempat untuk menghambur-hamburkan uang. Jika tidak,  ya sebagai tempat untuk buang-buang waktu. Tidak harus belanja tetapi cukup jalan-jalan dari lantai ke lantai selanjutnya, sekalian ngademin badan dan pikiran.
Di mall, tersedia pula tempat makan dan minum. Maka tidak heran jika definisi mall semakin luas bukan hanya tempat belanja tetapi juga mendapat tambahan kata wisata di depannya. Wisata belanja, juga wisata kuliner karena tidak sedikit mall yang menyediakan tempat khusus sajian kuliner.
(foto: Dimas Kjog)
(foto: Dimas Kjog)

Berkat kejelian  Muhammad Subroto, fungsi mall semakin luas. Mall jadi tempat atau sarana olahraga. Jangan cepat-cepat berasumsi tempat olahraga seperti gymnastik atau tempat kebugaran pada umumnya, dengan sejumlah peralatannya yang berat dan besar di sana. Mas Antok demikian panggilan akrabnya merubah tempat parkir di mall menjadi arena perang-perangan, tembak-tembakan, atau tet, tet, tet, tet.......
Apalah sebutannya bebas. Dor-doran, rasanya tidak pas karena suara yang dikeluarkan dari unit, yang menyerupai senjata bukan dor tapi tet tet, tet, tet, tet, tet. Menyebut tembak-tembakan, boleh juga dan karena kegiatan ini tidak lepas dari membidik sasaran.
Kecuali jika mau membidik hati gebetan. Mesti cari momen yang pas, jangan sampai salah sasaran bilang "I love you" ke Marshal atau pengawas permainan di arena tempur. Sebab selama berada di arena semua peserta wajib memakai pelindung muka yang disebut google. Jadi tidak terlihat jelas wajah gebetan yang akan kamu tembak.
Siap tembak (foto:Ko In)
Siap tembak (foto:Ko In)
Mengawasi lawan (foto:Ko In)
Mengawasi lawan (foto:Ko In)
Yakin mau nembak hati si dia ? Cari dulu dimana dia diantara luasnya tempat parkir dan beberapa pelindung dari teriplek, tumpukan karung dan ban bekas serta pilar-pilar bangunan. Jangan sampai dia malah yang nembak duluan dirimu dengan tanda merah di kulit dan sedikit panas. Efek terkena peluru atau ball bearing yang ukurannya kecil dengan diameter sekitar 6 mm.
Di tangan mas Antok, tempat parkir berubah menjadi tempat rekreasi dan olahraga, bagi pengunjung atau orang-orang yang bekerja di Lippo Plaza Jogja. Tidak perlu menunggu lama supaya keringat mengalir.
Gabungan keinginan mengalahkan lawan, menembak dan khawatir tertembak duluan. Memompa adrenalin sebab jika tertembak harus angkat tangan dan mengangkat  unit permainan di atas kepala sambil berjalan menyusuri pinggir arena permainan. Permainan ini menumbuhkan ketegangan, berusaha lebih lama "hidup" dan terus bergerak di arena yang membuat cepat berkeringat.
Replika senjata (Foto:Ko In)
Replika senjata (Foto:Ko In)
Lari, tembak, cari perlindungan, amati gerak lawan, tembak, lari lagi. Dekati lawan dalam jarak tembak, supaya tepat sasaran tembakannya. Suara tet, tet, tet ada dimana-mana. Sesekali diiringi suara tek, tek, tek bunyi benturan peluru lawan yang berbentuk bulatan dengan papan triplek. Pelurunya berwarna putih seperti pilus, demikian ucapan spontan teman-teman Kompasianers Jogja melihat peluru atau ball bearing. Terbuat dari plastik lunak.
Maklum sebagian Kjog ini kerap mendapat undangan untuk mereview makanan maka dibenaknya selalu berputar-putar aneka jenis makanan.
Walau pelurunya terbuat dari plastik lunak jika kena anggota tubuh yang tidak terlindungi terasa sakit dan memunculkan warna merah. Tapi jangan khawatir, tidak lama kemudian akan hilang. Sakit mana antara tertembak dan gigitan semut? Sumpah, lebih sakit digigit semut.  
Bukan pilus (foto: Ko In)
Bukan pilus (foto: Ko In)
Lalu bagaimana rasanya jika hati yang ditembak? Ah, sebagian besar pasti sudah pernah mengalami. Ada yang bingung, merasa mati kutu, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Seperti yang saya alami. Setelah berlari, tembak, tet, tet, tet...... Sembunyi diantara papan atau pilar gedung sebagai perlindungan.  Berusaha membidik atau nembak lawan di depan. Tet, tet, tet .......Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari belakang "Freeze....!!!". Bukan I love you.
Itu tanda saya, mati tanpa tertembak. Begitu kira-kira artinya dan saya harus keluar arena dengan angkat tangan. Sambil mengangkat unit perang-perangan di atas kepala. Keluar sebelum permainan selesai. Kalah sebelum finish. Rasanya seperti mengungkapkan rasa cinta tapi kemudian ditolak. Baru terasa keringat sudah mengalir dimana-mana. Padahal permainan belum sampai 10 menit.

Tempat perlindungan membidik (foto; Ko In)
Tempat perlindungan membidik (foto; Ko In)
Permainan dor-doran, tembak-tembakan, tet-tetan mesti diperpanjang satu ronde lagi karena dengan freeze tadi tim saya kalah. Hasilnya seri, setelah sebelumnya tim saya menang. Di ronde berikutnya, tim saya menang hingga akhirnya sampai final.
Sayang di final tim saya kalah karena gagal mempertahankan bom mainan dan kalah dalam perebutan bendera. Sebagian tim saya tertembak dan lawan berhasil membawa bendera sebagai tanda kemenangan.
Seru, kata yang pas untuk menggambarkan permainan sekaligus kegiatan olahraga ini. Ada baiknya sebelum memulai latihan. Eh, pemanasan atau peregangan otot terlebih dahulu. Bukan pemanasan mengucapkan kata "I love you" atau "Freeze" ya.
Tropi dan bendera kemenangan (foto:Ko In)
Tropi dan bendera kemenangan (foto:Ko In)
Terkapar setelah kalahkan 4 tim (foto:Ko In)
Terkapar setelah kalahkan 4 tim (foto:Ko In)
Permainan ini dibuka pertengahan Februari 2019 oleh Jogja Airsoft Wargame (JAW) di Lippo Plaza Mall . Keberadaan permainan ini menurut mas Antok sebagai sarana mengenalkan olahraga air soft ke masyarakat. Apalagi JAW tergabung dalam Persatuan Olahraga Air Soft Seluruh Indonesia atau Porgasi cabang DIY.
JAWS (foto:Ko In)
JAWS (foto:Ko In)
Tata tertib permainan (foto: Ko In)
Tata tertib permainan (foto: Ko In)
Waktu untuk seru bermain dibuka dari pukul 14:00 sampai 22:00, kecuali akhir pekan buka lebih awal mulai pukul 10:00. Sedikitnya empat orang untuk dapat bermain dengan biaya Rp 50 ribu per orang. Sudah mendapatkan sekitar tiga ratus butir pilus. Eh, ball bearing atau peluru. Jika ingin mengisi ulang tinggal nambah Rp 15 ribu per unitnya. Durasi permainan 90 menit.Biaya tersebut sudah termasuk perlengkapan permainan seperti unit, sebutan untuk replika senjata. Pelindung muka dan dada.
Selama puasa JAW memberi kesempatan bermain dari pukul 14:00 sampai 15:30 dan pukul 16:00 sampai 17:30 dengan biaya Rp 40 ribu  perorangnya. Ayo, tembak - tembakan.

Tulisan ini telah tertembak di www.kompasiana.com/koin1903 

Rabu, 08 Mei 2019

Membangun Daerah 3 T Itu, Membangun Keberagaman Bukan Keseragaman



(Foto: jawa pos)
Membangun daerah  3 T atau terdepan, terluar  dan teringgal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) intinya membangun kehidupan manusia agar lebih sejahtera, dengan mempertahankan kekhasan atau ciri lingkungan sosio kultural, sebagai identitasnya. Sebab perbedaan identitas itulah sebenarnya esensi kehidupan yang memperkaya keunikan sebuah bangsa.

Membangun mesti berdasar nilai - nilai universal yang  berlandas pada nilai kemanusiaan. Memiliki sikap saling peduli, saling tolong, menjaga martabat serta peradaban. Serta saling menghargai sebagai sesama mahluk hidup.

Membangun daerah terdepan, terluar dan tertinggal mesti memperhatikan enam hal berikut :
  • Pertama terjalin dialog yang baik. 
  • Kedua, memiliki kemampuan dan kemauan saling membantu.
  • Tiga perlu partisipasi atau peran aktif. 
  • Empat pendampingan yang berkelanjutan hingga menjadikan mandiri. 
  • Lima adanya kesempatan.
  • Enam memiliki dorongan untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan diri lewat kegiatan seni budaya, sebagai wujud penyampaian identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

Membangun itu saling membantu
Manakala pemerintah tidak mampu membangun wilayah terdepan, terluar dan tertinggal, bukan berarti pemerintah abai atau kurang peduli. Skala prioritas menjadi alasan pemerintah karena tidak sedikit tempat atau wilayah lain yang harus mendapat perhatian dan dibangun.

Saling membantu (Foto: Tribunnews)
Luasnya wilayah NKRI serta jumlah penduduk yang cukup besar berpengaruh dengan kemampuan finansial negara dalam melakukan pembangunan. Belum lagi ribuan pulau yang tersebar juga membutuhkan perhatian tersendiri, sebagaimana wilayah-wilayah terdepan dan terluar.

Menggandeng swasta atau investor untuk membangun daerah atau wilayah terluar dan terdepan merupakan salah satu solusi mengatasi ketidak mampuan tersebut. Harapannya masyarakat di daerah mengalami peningkatan kesejahteraan dan kelayakan hidup. Lewat fasilitas pendidikan, peribadatan, kegiatan ekonomi  dan kesehatan serta infrastuktur yang memadai.

Bantuan diperlukan untuk meningkatkan taraf kehidupan tanpa harus menghilangkan atau mengorbankan identitas lokal atau ciri kebudayaan setempat.   KORINDO perusahaan yang berdiri di tahun 1969, memahami bahwa potensi lokal termasuk sumberdaya manusianya merupakan aset yang tidak ternilai.
(Foto: Korindo)
Monumen Bung Hatta (Foto: Wikipedia )
Lewat pengalaman yang cukup lama, Korindo membuktikan sekaligus jadi contoh keberhasilan dalam membangun investasi yang kondusif di daerah perbatasan, seperti di Boven Digoel dan Merauke Papua.

Pembangunan yang  dilakukan Korindo bukan semata-mata untuk pembangunan fisik atau kewajibannya karena telah berinvestasi di wilayah Indonesia. Bangun Perbatasan Jadi Terasnya Indonesia lewat pembangunan fasiltas kesehatan, pendidikan, tempat ibadat serta infrastuktur lainnya adalah cara membangun manusia dalam arti yang luas.

Fasilitas kesehatan (faskes) yang dibangun Korindo dua tahun lalu, di desa Asiki, distrik Jair, kabupaten Boven Digoel Papua, wujud aksi untuk saling membantu. Faskesnya tergolong  modern mengingat letaknya di daerah terluar dan terdepan.

Faskes ini pernah menyabet penghargaan sebagai klinik terbaik di Papua versi BPJS. Klinik ini didirikan di luar area perusahaan dengan pertimbangan untuk mempermudah warga sekitar dalam mengakses fasilitas kesehatan tersebut.

Klinik Asikin (Foto:Tribunnews)
Belum lama ini klinik Asiki melaksanakan program “Mobile Service”. Tujuannya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi di kabupaten Boven Digoel. Sarana ini tidak hanya melayani  karyawan Korindo. Tetapi juga melakukan kunjungan ke kampung-kampung dan perbatasan wilayah sekitar perusahaan Korindo yang berada di Boven Digoel.

Kegiatan pembangunan fisik tersebut tidak lepas dari komitmennya akan program CSR / CSC (Corporate Social Responsibility / Corporate Social Contribution ) Korindo yang fokus pada program strategis, sistematis dan berlanjut lewat lima program utama yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan infrastruktur.

Semangat pelayanan dari  klinik Asiki mestinya menjadi contoh bagi perusahaan atau instansi kesehatan lainnya. Layanan klinik kelilingnya dilakukan empat atau lima kali dalam sebulan.  Sebuah pelayanan yang luar biasa, mengingat jangkauan layanan dan kondisi alam yang jauh dari kata ramah.

Klinik keliling (Foto: Korindo)
Kunjungan klinik keliling sampai ke wilayah perbatasan, termasuk menyambangi daerah yang berada di tepi sungai. Dokter dan tenaga medis klinik keliling atau mobile service Asiki tidak jarang turun langsung ke desa menyusuri sungai dan anak sungai Digoel.

Indonesia terus berubah, sumberdaya manusia dari negeri ini sadar perlunya perubahan. Sebagaimana dituturkan pengalaman dokter Firda dari klinik Asiki saat bertugas ke desa Ujungkia yang menghabiskan waktu selama tiga jam untuk menyusuri sungai Digoel dengan perahu motor demi memberikan pelayanan kesehatan. Sesampai di sana sudah ada sekitar 50 warga yang mengantri untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Layanan klinik (Foto: Korindo)
Perubahan untuk Indonesia yang Lebih Baik tidak harus hingar bingar suaranya, yang dibutuhkan dan diperlukan adalah aksi. Bukan pula kerja dalam skala besar yang menarik perhatian banyak orang namun yang penting adalah tindakan nyata. Dirasakan manfaatnya secara langsung oleh orang lain, baik secara fisik maupun pemikiran. Walau bentuk kerjanya sederhana.

Jika di kota besar penyuluhan lewat radio mungkin sudah banyak ditinggalkan. Namun di Boven Digoel penyuluhan kesehatan lewat sekolah, siaran radio dan kunjungan ke desa yang letaknya terpelosok masih sangat dibutuhkan. Oleh karena itu daerah terluar, terdepan, tertinggal masih membutuhkan tenaga yang peduli akan Perubahan untuk Indonesia yang Lebih Baik.

Bantuan untuk Indonesia lebih baik (Antara foto)

Bukan perkara mudah berinvestasi di daerah dengan infrastruktur belum memadai  sebagaimana di daerah terluar, terdepan dan tertinggal dalam banyak aspek kehidupan. Guna mendukung kelancaran investasi, Korindo terlibat melakukan pelatihan atau pendidikan bagi penduduk sekitar perusahaan. Ini tidak lain bagian dari komitmen perusahaan akan program CSR/CSC. Pembangunan fisik tidak ada maknanya jika tidak disertai dengan pembangunan sumberdaya manusia.

Membangun bukan menyeragamkan 
Makna pembangunan bukan berarti membuat keseragaman. Menduplikasi keberhasilan pembangunan daerah atau negara lain ke salah satu daerah terdepan, terluar dan tertinggal di wilayah NKRI. Tidak semua model atau pola pembangunan cocok dan tepat diterapkan untuk tiap daerah. Termasuk menerapkan pola yang sama dari daerah lain, ke daerah lainya walau masih sama di NKRI.

Karena itu membangun harus disertai jiwa atau roh keberadaban, keadilan, kelayakan, kepatutan, serta penghargaan akan nilai-nilai kearifan lokal. Apa yang nampak modern belum tentu dapat diterima oleh saudara-saudara kita yang mendiami daerah terdepan dan terluar.

Membangun sumberdaya manusia (Foto: kemendesa)

Untuk itu perlu dilakukan dialog atau komunikasi yang baik agar menemukan titik temu wujud pembangunannya agar masyarakat atau warga yang tinggal di bagian terdepan dan terluar Indonesia, menjadi lebih sejahtera dan layak kehidupannya.

Dengan pengalaman yang dimiliki hampir  50 tahun Korindo mampu mengelola perbedaan kepentingan dengan penduduk lokal. Tentu Korindo terbuka berbagi pengalaman kepada semua pihak, agar pengalamannya menjadi pelajaran yang dapat diambil nilai-nilai positifnya. Tanpa bermaksud programnya diduplikasi untuk diterapkan di daerah atau wilayah lain dari NKRI.

Sekali lagi bahwa pembangunan itu bukan semata-mata membangun fisik tetapi juga membangun manusia. Setiap manusia di setiap derah memiliki sifat dan karakter yang berbeda.

Keluarga sejahtera (Foto: lsd.org)
Pengertian pembangunan sejatinya lebih luas dari sekedar pertumbuhan ekonomi.  Pembangunan itu melingkupi pertumbuhan atau peningkatan akan rasa aman, memperoleh perawatan kesehatan dengan baik. Memperoleh kesempatan pendidikan. Merdeka membangun keluarga  yang beriman dan mengembangkan diri sesuai kodrat kemanusiaanya.

Oleh karenanya pembangunan tidak dapat diseragamkan atau tinggal copy paste. Perlu partisipasi dari penduduk atau warga setempat supaya muncul pemahaman pentingnya sebuah penghargaan akan karya atau kerja.

Partisipasi muncul manakala seseorang memiliki kemampuan atau berdaya. Jika tidak memiliki, maka mesti dibantu seperti yang terjadi di daerah 3T. Program pemberdayaan masyarakat oleh Korindo tidak bersifat populis dan spektakuler. Korindo lebih mementingkan  kebutuhan masyarakat lokal.


Budidaya tanaman sayur (Foto:Korindo)

Pemanfaatan lahan kosong menjadi kebun sayur bagi sebagian daerah mungkin hal biasa. Tapi tidak bagi warga kampung Aiwat, distrik Subur, kabupaten Boven Digoel, Papua. Korindo Papua mengajari masyarakat bagaimana menanam sayur (www.korindonews.com, 2/5/2019) .

Kegiatan pemberdayaannya sederhana. Mengajari  menanam sayuran seperti jagung, kangkung, kedelai, cabai dan lainnya sehingga hasilnya dapat dinikmati mereka sendiri. Hal yang biasa dilakukan di daerah agraris seperti di Indonesia. Bahkan bagi sebagian masyarakat sudah merupakan pekerjaan sehari-hari.

Dibalik kegiatan ini terkandung tujuan untuk memotivasi dan menggerakkan masyarakat agar memiliki keinginan berusaha dalam memanfaatkan lahan.

Mata Dodos (Foto:indonetwork)
Korindo tidak hanya memberikan bantuan pengetahuan dalam konteks pemberdayaan,  tetapi lebih dari itu. Ikut memberi  bantuan bibit serta perlatan kebutuhan bercocok tanam seperti cangkul, sekop, dodos dan alat semprot.

Demikian halnya dalam melakukan aktivitas yang disebut pendampingan. Korindo melakukan pendampingan dalam arti yang sebenarnya. Melakukan kontrol berkelanjutan terhadap program tanam sayur tersebut. Ini mestinya menjadi contoh bagi lembaga atau institusi lain bahwa program pemberdayaan tidak hanya dilakukan dalam satu kali pertemuan.

Atau memberi bantuan pengetahuan dan alat, namun setelah itu tidak ada tindak lanjut. Seperti evaluasi dan mendengar keluhan atau kesulitan dari masyarakat, warga yang diberdayakan.

Program ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan warga sendiri akan kebutuhan sayuran. Kedepan hasil ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar kampung  dan dapat menjadi salah satu sumber penghasilan.

Peta daerah Boven Digoel (wikipedia.org)
Apa yang dilakukan Korindo di Papua khususnya di kampung Aiwat perlu mendapat acungan jempol, sekaligus menunjukkan komitmen Korindo pada visinya. Visi, membangun hubungan yang harmonis antara kegiatan bisnis perusahaan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian.

Membangun kebhinekaan
Manakala hasil pembangunan sudah tertata, sistem berjalan baik sehingga masyarakat yang mendiami daerah 3 T menjadi lebih sejahtera dan menikmati serta menjalani kehidupan dengan lebih layak. Maka seiring dengan proses berjalannya waktu, daerah terdepan dan terluar akan berubah dengan sendirinya menjadi benteng pertahanan yang solid bagi NKRI.
Filosofi Korindo (Foto: Korindo)
Dengan catatan, masyarakat atau warga di daerah terdepan dan terluar memiliki semangat kesatuan sebagai bagian dari wilayah NKRI dengan kesadaran akan penghargaan terhadap hal yang berbeda. Sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokalnya. Sebagaimana tercantum dalam bingkai kebhinekaan.

Budaya lokal yang memiliki nilai-nilai serta filosofi yang dalam tentang kehidupan. Menjadi daya tarik, kekhasan, keunikan yang menggambarkan Indonesia secara keseluruhan. Sehingga menjadi etalase bangsa dan negara.

Manakala kesejahteraan dan kelayakan hidup telah terpenuhi maka tidak ada salahnya memberikan kesempatan pada warga atau masyarakat yang tinggal di daerah terdepan dan terluar untuk mengekspresikan atau mengaktualisasikan diri lewat kekayaan seni dan budaya lokalnya.

Apakah lewat tari-tarian, musik, seni suara, seni kriya, totem, tatoo atau aktivitas adat lain yang memiliki daya tarik sehingga menarik minat orang untuk melihat dan ingin tahu. Sehingga daerah terdepan dan terluar benar-benar menjadi beranda yang mengundang orang untuk mengunjunginya.

Karya seni (Foto: Jakarta post)
Supaya tidak ada lagi kata tertinggal dibelakang kata terdepan dan terluar.  Tetapi menjadi daerah yang memiliki keunikan tersendiri dengan daya tarik seni budaya lokal. Adat istiadat yang khas dan tidak ditemui atau dijumpai di daerah lainnya.

Minggu, 28 April 2019

Enam Peran Keluarga dalam Mendidik Anak Usia Dini

(Foto: gofreedownload.net)

Mendidik anak bukan sebatas mengajarinya agar dapat berbicara lancar dan jelas. Dapat menyanyi, menghitung angka dari satu sampai sepuluh atau mengenalkan berbagai macam jenis warna dan nama-nama hewan atau binatang.


            Membiasakan anak supaya cuci tangan dan kaki usai bepergian, merupakan cara lain keluarga dalam mendidik anak untuk mengerti pentingnya kebersihan dan kedisiplinan.

            Itu salah satu didikan atau ajaran orang tua, yang saya ingat dan masih saya lakukan hingga hari ini. Selalu cuci tangan dan kaki ketika sampai di rumah. Lamat-lamat masih saya ingat ucapan dan bimbingan ibu yang selalu mengajak saya untuk cuci tangan dan kaki manakala sepatu dan jaket sudah dilepas dan ditanggalkan.  

            Mendidik dan mengajar anak usia dini artinya menanamkan nilai-nilai dalam hati dan menjadikannya sebagai kebiasaan baik. Agar anak  memiliki kemampuan untuk selalu bertindak disiplin, peduli, suka menolong, bersikap welas asih terhadap semua mahluk disepanjang hidupnya.

(klikdokter.com)
    Keluarga  memiliki kewajiban untuk menjadikan anak sebagai sosok yang memiliki pendirian. Berkarakter, memahami dan menyadari manfaat melakukan tindakan baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari tanpa merasa takut menjadi beda. Apalagi saat melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang, di tengah kerumunan orang yang minim kepedulian dan kebaikan .  

 Peran keluarga
                
             Agar didikan atau ajaran-ajaran tersebut tertanam dan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Keluarga memiliki peran besar dalam meletakkan benih nilai serta perilaku baik dalam diri anak. 

             Ada enam peran keluarga agar didikan atau ajaran terpatri dalam hati dan pikiran anak selama hidupnya. Ajaran itu sebagai berikut :

      Pertama, memiliki sikap hangat. Anak balita dalam hidupnya masih tergantung kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Sikap hangat dan ramah kepada anak akan memberikan rasa aman serta nyaman padanya, sehingga memudahkan untuk menanamkan ajaran atau didikan yang baik.

                Kehangatan yang dibutuhkan seorang anak biasanya ada di orang terdekat yang setiap hari dijumpai.  Keluarga adalah sumber kehangatan. Mereka mengobarkan kehangatan itu lewat kasih sayang dan cinta ayah dan ibu serta anggota keluarga lainnya. 


(clipart.com)

     Kedua, murah ajakan. Dengan mengajak anak melakukan tindakan atau perbuatan baik, anak mendapatkan pengalaman. Merasa menjadi bagian atau dalam sebuah peristiwa yang baginya mungkin sesuatu yang baru.

     Dengan melibatkan lewat ajakan artinya mengakui eksistensi anak sebagai bagian dari rentetatan kejadian di dunia. Anak merasa diajak untuk ambil bagian dalam melakukan sesuatu. Apalagi setelah itu, mendapat pujian. Dalam memorinya  akan tertanam kesan tentang sesuatu yang baik dan menyenangkan. Sebagaimana pengalaman saya untuk selalu diajak cuci tangan dan cuci kaki  sesampainya di rumah usai bepergian.


(fotosearch.co.za)

       Ketiga, memberi contoh. Terkadang ajakan lewat kata-kata kurang mempan untuk anak-anak. Apalagi saat anak memiliki banyak maunya atau sedang ngambek karena suasana hatinya memang lagi tidak sebagaimana mestinya karena suatu hal. Entah sakit atau karena keinginannya tidak dituruti.

       Contoh atau teladan dari orang dewasa atau anggota keluarga menjadi ajaran serta didikan yang paling baik. Anak usia dini adalah anak dalam masa pertumbuhan yang gemar meniru. Tanpa harus banyak kata, orang tua atau anggota keluarga lainnya dapat memberikan contoh baik tentang banyak hal kepada anak.

       Salah satu yang saya alami dan selalu saya ingat. Ayah atau ibu selalu ke kamar mandi setelah bepergian. Ayah jarang sekali mengingatkan saya untuk membersihkan tangan dan kaki saat sampai di rumah setelah pergi keliling kota, dari tempat saudara, makan bersama di warung soto langganan. Namun ayah selalu yang pertama ke kamar mandi untuk cuci tangan dan kaki.

(gerry.id)

       Sementara ibu tidak pernah lupa mengingatkan saya dengan kata-kata saktinya. “Sepatu di lepas, terus cuci tangan dan kaki.” Jika ayah sudah selesai dari kamar mandi, ibu selalu tahu kapan kamar mandi kosong. “Ayo cepat lepas sepatu, kamar mandi sudah kosong. Cuci tangan kaki,” ujarnya sambil meletakkan tas atau barang bawaan lainnya. Sambil memberi kesempatan saya lebih dahulu ke kamar mandi.

      Keempat, menjaga kebersamaan. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Membutuhkan orang lain untuk mengenal dan mengembangkan dirinya sendiri. Dalam kebersamaan ada kesempatan untuk saling membagi pengalaman, saling belajar dan memberi dukungan untuk menjadi lebih dewasa dalam banyak hal.

       Lewat kebersamaan dalam keluarga, anak-anak belajar langsung tentang arti saling menjaga, melindungi, berbagi dan saling peduli antara satu dengan anggota keluarga lainnya.


(graphicriver.net)

      Kebersamaan tidak cukup diajarkan lewat bahasa lisan atau tulisan. Keterlibatan merupakan cara mudah untuk memberikan pemahaman makna atau nilai yang terkandung dalam kebersamaan. Keluarga mesti meluangkan waktu khusus untuk bersama. Sesibuk apa pun anggota keluarga, mereka harus bersama dalam kurun waktu tertentu.

       Keluarga adalah model masyarakat terkecil. Setiap anggota harus saling memiliki rasa hormat antara satu dengan yang lainnya. Dari dalam keluarga, respect dapat diajarkan lewat hal-hal sederhana dalam aktivitas keseharian di rumah.

       Peran kelima keluarga, menumbuhkan dan menjaga sikap hormat terkait pendidikan untuk anak usia dini. Mengucapkan salam saat datang atau akan pergi meninggalkan rumah sejatinya merupakan praktek akan kesantunan. Selaligus menghargai keberadaan orang lain.

       Rumah atau keluarga adalah tempat yang selalu menjadi tujuan untuk pulang setelah sibuk melakukan akivitas. Sebagaimana hewan atau binatang yang memiliki naluri untuk selalu pulang ke kandang atau sarangnya. Setiap anggota keluarga harus saling menghormati dan menghargai akan kehadiran anggota keluarga lainnya.


(Publicdomainvectors.org)



                  Selalu ada rasa rindu, manakala salah satu anggota keluarga belum atau tidak ada di rumah. Rasa hormat dapat tumbuh dengan sendirinya jika masing-masing anggota keluarga tertanam rasa saling memiliki dan saling mengasihi.

        Dari keluarga sikap hormat dapat dibangun dengan mengenalkan sikap toleransi dan berbagi. Menghargai keberadaan orang lain adalah cara awal dalam membangun tumbuhnya sikap saling menghormati satu dengan yang lainnya.

        Menunggu ayah keluar dari kamar mandi,  menjadi didikan sederhana lain dalam memaknai budaya antri dan menghargai orang lain. Karena ayah selalu menjadi orang yang pertama saat melepas sepatu atau sandal sesampai di rumah, usai bepergian. 


(gofreedownload.net)

                     Saya masih ingat karena saya termasuk paling lama dalam melepas sepatu. Saat sampai di rumah biasanya langsung duduk dilantai yang dingin sambil menyadarkan punggung di pintu atau dinding rumah.

        Tidak heran ibu selalu mengingatkan. Saya bergegas melepas sepatu. Selain takut kena marah juga karena menyadari pengaruhnya sosok ibu saat saya masih kecil. Jika tanpa ada ibu siapa yang mengasuh dan menjaga saya setiap harinya. Rasa hormat  ikut tumbuh dan berkembang dalam diri.

        Peran keenam keluarga yaitu memberi kebebasan anak untuk berkembang. Anak dalam usia dini merupakan sosok mahluk yang tumbuh, yang ingin mengenal dan belajar tentang banyak hal. Kewajiban orang tua atau anggota keluarga lain untuk mengawasi dan mengarahkan anak.  Bukan mengekang apalagi membatasi.


(kissing.com, clipartlibrary.com, attachmax.com)

        Anak perlu diberi tawaran dan ditunjukkan jalan yang baik, terkait apa yang dikerjakan dan pilihan apa yang ingin dilakukan. Bebaskan mereka berkreasi dan mencoba banyak hal selama tidak membahayakan dirinya sendiri.  Sebab usia mereka belum mampu untuk berpikir secara kompleks. Oleh karena itu anak, khususnya di usia dini perlu mendapat dampingan dari keluarga.

Keluarga harta paling berharga

                 Tidak tepat menyerahkan begitu saja tanggung jawab pendidikan anak kepada lembaga atau institusi pendidikan. Keberadaan lembaga pendidikan yang dilengkapi dengan sarana prasarana modern, serta tenaga pengajar yang profesional . Tidak dapat menggantikan peran utama keluarga dalam memberikan pendidikan, khususnya kepada anak usia dini.

        Keluarga memiliki peran besar dalam pembentukan kepribadian anak. Keluarga adalah lahan subur tempat bertumbuhnya cinta, kasih sayang dan rasa aman, nyaman serta damai yang diperlukan bagi setiap orang. Semangat saling menjaga dan melindungi, perasaan hangat bersama orang lain pertama kali dikenal  dan dirasakan di keluarga.

        Dari keluarga anak belajar untuk pertamakali tentang arti ketulusan, kepedulian, saling menghargai dan toleransi lewat tindakan orang tua atau anggota keluarga lainnya. Keluarga adalah model pembelajaran dan pendidikan yang mudah karena dilihat dan dirasakan kebermanfaatannya oleh anak.


(appletreebsd.com)

         Lembaga pendidikan seperti Apple Tree Pre-School BSD  mengaplikasikan kebutuhan anak usia dini di keluarga ke dalam kelas. Agar anak merasa nyaman, hangat dan bebas mengekspresikan diri di bawah pengawasan tenaga profesional. 

                       Tetapi keluarga tidak dapat menyerahkan begitu saja tanggungjawab pendidikan, khususnya anak usia dini ke Apple Tree Pre-School BSD. Dan tidak dapat memindahkan fungsi dan tugas keluarga ke tangan pengajar yang profesional.

         Kerjasama antara keluarga dan Apple Tree Pre-School BSD mungkin dilakukan dalam rangka membangun karakter anak. Tetapi bukan berarti menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan ke lembaga atau institusi pendidikan. 

                  Adolph Kolping, aktivis sosial dan kemanusiaan dari Jerman mengatakan, keluarga adalah hal pertama manusia temukan dalam kehidupannya dan hal terakhir yang ia genggam dalam tangannya. Sekaligus hal paling berharga yang dimiliki.

                  Maka jangan sekali-kali meninggalkan arti penting sebuah keluarga.  Bukankah begitu #appletreebsd ?

Sabtu, 27 April 2019

Shell V-Power, Bensin yang Buat Minggir Kotoran di Mesin

(Mekanika.com)

Kemajuan teknologi mendorong produsen bahan bakar berusaha membuat bensin semakin ramah lingkungan dan menjadikan mesin kendaraan awet atau tahan lama. Kendaraan bermesin saat ini masih mengandalkan energi fosil sebagai bahan bakarnya.

Walau teknologi sedemikian maju, mampu membuat gas buang pembakaran mesin kendaraan tidak terlihat secara kasat mata dan tidak berbau. Namun pembakaran energi fosil di dalam mesin kendaraan masih tetap menyisakan sisa-sisa pembakaran atau kotoran, yang dapat mempengaruhi performa mesin.
Sebagaimana kayu yang dibakar tetap akan meninggalkan abu walau bentuknya tidak kasar namun jika terlalu sering bergesekan dengan kulit dapat menimbulkan iritasi kemudian luka. Demikian pula dengan mesin kendaraan kesayangan anda.
Sisa pembakaran dari energi fosil akan menempel di dinding mesin sehingga membuat mesin cepat pnas akibat gesekan. Mengganggu kinerja mesin, yang berujung pada menurunnya usia ketahanan mesin.
Sisa pembakaran berupa partikel kotoran, lama-kelamaan mengendap menjadi kerak. Dan dapat membuat goresan di mesin kendaraan. Mempengaruhi kinerja dan menjadikan tidak optimal  sekaligus tidak efisien.

(rpmsuper.wordpress.com)
Sebersih dan sebening apapun bensin atau bahan bakar terbuat dari energi fosil, tetap menghasilkan sisa pembakaran berupa partikel tipis yang menempel di mesin kendaraan. Awalnya seperti jelaga tetapi jika mesin bekerja terus menerus, melahap jalan beraspal maka pertikel tersebut akan menumpuk di mesin sehingga mengganggu kinerjanya.
Dari waktu ke waktu jelaga tersebut  menjadi endapan, kerak atau karak di mesin. Di komponen utama sistem pembakaran. Di katup masuk mesin utama atau injektor. Hal ini sangat mengganggu, yang dapat menurunkan kemampuan mesin. Performanya menjadi tidak maksimal, cepat panas dan tentunya mengurangi masa pakai mesin.
(Shell.co.id)
Shell berhasil menemukan teknologi DYNAFLEX. Teknologi  yang di terapkan di bahan bakar V-Power produksi Shell, mampu mengendalikan endapan kotoran pada komponen utama sistem bahan bakar. Bahkan memaksimalkan energi bahan bakar, lebih efisien. Meningkatkan performa dan ikut menjaga usia mesin, supaya masa pakainya lebih lama.
Ciri dan kelebihan dari kendaraan masa kini lebih modern. Mesin yang lebih kecil namun menghasilkan daya yang tinggi. Sebab menggunakan teknologi baru seperti direct fuel injection dan turbo charging yang membantu performa kendaraan dan lebih efisien dalam mengonsumsi bahan bakar.
Namun sekali lagi bahan bakar dari fosil tetap memiliki kelemahan berupa sisa endapan yang bercokol di mesin. Shell V-Power dengan formula DYNAFLEX  mengandung tiga kali lebih banyak molekul yang dapat membersihkan partikel-partikel sisa pembakaran supaya tidak terlalu banyak mengendap. Sehingga dapat mengurangi gesekan mesin sampai 80%.
Melindungi mesin dan menjaga mesin kendaraan kesayangan tetap awet. Dengan kata lain Shell V-Power meningkatkan efisiensi dan performa mesin. Jangan heran jika mobil balap Formula 1 Ferrari mengonsumsi bahan bakar yang sama.
Karena Shell V-Power dengan formula DYNAFLEX mengandung tiga kali lebih banyak molekul pembersih di bensinnya.
Boleh jadi para ilmuwan Shell berhasil menciptakan formulasi DYNAFLEX di V-Power, tidak lepas dari pengalamannya melakukan penelitian dan pengembangan terhadap bahan bakar mesin lebih dari 100 tahun. Pengalaman memang guru paling baik dan tiada terkira harganya.
Seorang blogger membuktikan dengan mencoba memakai Shell V-Power di motornya. Ternyata V-Power  dengan formula DYNAFLEX memang menjaga efisiensi dan performa mesin dari endapan kotoran bahan bakar energi fosil.
eisengan seorang netizen tidak tanggung-tanggung dengan mencoba memakai tiga jenis bahan bakar di waktu yang berbeda. Salah satunya Shell V-Power dengan mesin motor yang sama kapasitas mesin 115 cc, dengan jarak tempuh sekitar 100 kilometer.
(Cicakkreatip)

Setiap kali sebelum dan sehabis memakai salah satu bensin, dia bongkar motornya. Kelakuan netizen satu ini patut dapat like. Hasilnya mesin yang memakai bensin Shell V-Power  dengan teknologi DYNAFLEX membuat mesin motor lebih terjaga kebersihannya.

Tulisan ini sudah mampir di www.kompasiana.com/koin1903

Itsmy blog

 It's my mine