Sabtu, 20 Januari 2018

Who knows





Hidup itu berarti jika masih memiliki mimpi dan harapan.#ShopeeKabulkan adalah upaya menjaga mimpi dan harapan bagi para Shopeeholics.
Sebagaimana mimpi memiliki laptop baru ASUS dari @shopee_ID. Menggantikan laptop lama, yang jalannya pelan seperti lansia. Huruf B dan N sering ngambek dan mudah tersinggung. Ditekan tidak muncul tetapi disentuh sedikit, muncul NNNNNNNNNNNNNNN
Diganti keyboard. Giliran A, S, D, F, J, K dan L yang ngambek.
Memiliki laptop baru adalah harapan untuk menjaga semangat kerja. Supaya dapat memenuhi aneka kebutuhan yang dapat di#BeliSemuadiShopee.
Tetap bermimpi dan berharap, Shopeeholics. Walau akhirnya belum beruntung.

Kamis, 11 Januari 2018

Don't Worry, Telo, Kopi dan Tenggo

"Don't Worry" Nisa, Basa-basi ala Bozz Madyang, Telo di Mata Nawa, Kopi Gordi dan Tenggonya Weedy
www.kompasiana.com
Memasak itu bukan sekedar  kemampuan mengolah atau mencampurkan aneka bahan masakan dengan takaran yang pas. Ada sentuhan khusus dalam mengolah setiap masakan hingga mampu mengeluarkan aroma sedap saat direbus, dibakar, dipanggang, digoreng, ditumis  atau dikukus.
Memperoleh makanan enak bukan perkara mudah. Kegagalan, kawan dekat juru masak sebelum menemukan sajian makanan yang enak dan memuaskan rasa lapar. Perlu ketekunan, kesabaran dan berani mencoba serta kerja keras.
Galaunya Nisa
Tetapi bagi yang tidak dapat memasak, khususnya perempuan. Menjadi kegalauan tersendiri. Sebagiamana Nisa Lutfianamengungkapkan lewat tulisan  Perempuan yang Memasak.
Mengapa perempuan yang tidak suka meramu berbagai bumbu dan bahan pangan. Dianggap tidak wajar dan menyalahi kodrat? Tulis Nisa di awal Februari 2017.
Perempuan memasak (foto:Ko In)
Perempuan memasak (foto:Ko In)
Sedangkan laki-laki jika tidak memiliki kemampuan masak, tidak menjadi masalah besar. Nisa, membela diri dengan argumen bahwa semua orang membutuhkan makanan lewat proses memasak. Nisa mempertanyakan mengapa harus ada label melekat pada diri perempuan, harus bisa memasak.
Padahal laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan yang sama. Makan. Mengapa mesti perempuan yang memasak? Tanya Kompasianer muda yang kuliah di sebuah perguruan tinggi.
Nisa menambahkan, label itu membebani perempuan khususnya saat memasuki usia pranikah. Ada tuntutan harus bisa memasak. Tidak jelas siapa yang menuntut tetapi pertanyaan itu kerap diajukan ke perempuan, "Sudah bisa masak belum?".  
Nisa Lutfiana (www.kompasiana.com)
Nisa Lutfiana (www.kompasiana.com)
Hal itu mengganggu pikiran Nisa.  Atau barangkali Nisa sendiri belum bisa memasak? Atau sudah bisa namun masakannya belum enak? Don't worry, Nisa .
Basa - Basi ala Bozz Madyang
Memasak tidak enak bukan hanya dialami perempuan yang belum berpengalaman. Tetapi juga  laki-laki yang berprofesi sebagai juru masak. Bozz Madyang, menyebut diri sebagai food blogger dan food photograper. Juga admin Komunitas Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana, bercerita tentang pengalaman cip-icip masakan.
Bozz Madyang memiliki beberapa pengalamannya saat cicip makanan, ternyata ada makanan yang benar-benar gak enak. Penggemar makanan jengkol ini mesti pintar menahan kejujuran lidahnya untuk mengatakan apa adanya.  Dan sedikit basa-basi dengan bahasa halus saat  mereview makanan dalam konten teks.
Bozz Madyang (www.kompasiana.com)
Bozz Madyang (www.kompasiana.com)
Beberapa Kompasianers yang punya pengalaman cip-icipmakanan. Tugas menulis dan mengunggah ke blog terasa tidak lancar manakala makananan yang disantap ternyata tidak enak.
Bozz Madyang punya pengalaman sama dan mengulasnya di  Food Blogger Jepret Makanan. Tapi Makanan Gak enak, Gimana Ya?  Yang diunggah awal Mei 2017.
Hobi jeprat- jepret makanan, mampu menyembunyikan rasa tidak enak makanan yang telah disantap. Dengan menyajikan gambar atau foto yang indah dan menarik.
Tetapi tugas seorang food photographer dan food bloggermenurutnya tidak identik.
Benar, namun kejujuran mesti dikedepankan. Jangan sampai mengesampingkan realitas yang dialami dan dirasakan.
Bozz Madyang memberi saran agar opini atau review jujur. Jika opini tidak jujur, misalnya mengatakan makanan gak enak tetap enak. Pembaca bisa tidak akan percaya. Padahal, unsur kepercayaan penting agar pembaca tetap mau membaca reviewtulisan seterusnya.
Caranya bagaimana? Bozz  Madyang menyarankan untuk melembutkan kritikan atau kekurangan rasa masakan. Lewat bahasa halus, sifatnya memberi saran atau masukan bukan kritikan. 
Mungkin sedikit basa-basi ya, bos....?
Tapi perlu diingat. Tidak jarang tujuan baik menjebak penulis atau blogger terjerat oleh makan gratis, pemberian godybag dan fasilitas lain. Sehingga menjadi penulis opurtunis. Tidak lagi memiliki kepekaan sosial apalagi sikap kritis.
Ilustrasi (www.bozzmadyang.com)
Ilustrasi (www.bozzmadyang.com)
Sebagai penggemar fotografi, Bozz Madyang memiliki kemampuan merubah apa yang kelihatan biasa-biasa saja, menjadi sesuatu lebih menarik dari aslinya.
Foto dan tulisan memang berbeda. Tanpa banyak kata, foto berbicara banyak. Tetapi tulisan harus banyak kata. Bukan berarti menghaburkan kata untuk menyampaikan hal yang tidak bermakna.
Pertanyaan untuk Bozz Madyang. Bagaimana cara menahan air liur supaya tidak menetes saat mengambil gambar makanan atau masakan dalam jarak dekat? Atau bagaimana caranya supaya perut tidak mengeluarkan bunyi "krrruuuk....krrruuuk....krrruuuk ," saat mencium sedapnya aroma masakan?
Enak atau tidak enak makanan bukan hanya soal rasa atau selera. Tidak hanya soal ketrampilan memasak dan cara menyajikan. Tetapi juga cara pandang , terhadap bahan makanan. Sejauh mana kita menghargainya.
Mata Nawa
Nawa menyajikan Kisah Sepiring Telo di Jerman pada bulan Mei 2017. Nawa seolah mewakili mata kita. Mustinya, tulisan Nawa mampu membuka mata orang yang membaca tulisannya. Bahwa telo atau ubi jalar yang kerap dianggap sebagai bahan makanan remeh dan tidak memiliki nilai. Di Jerman, menjadi hidangan utama dengan ayam panggang sebagai lauknya.
Tulisan Nawa seolah menampar muka kita, yang kurang menghargai dan peduli dengan keberadaan telosebagai sumber makanan utama, pengganti nasi. Maka tidak heran jika Indonesia kadang-kadang masih impor beras tiap tahunnya.
Nawa (www.kompasiana.com)
Nawa (www.kompasiana.com)
Nawa, sedang mendalami ilmu psikiatri forensik di Zwiefalten, Baden Wurttemberg, Jerman. Bercerita jika telo  mudah ditemukan di supermarket. Derajatnya tidak kalah dengan pasta, kentang dan roti yang menjadi sumber makanan utama orang Jerman.
Satu kilogram telo, jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Di Jerman harganya mencapai 6 Euro. Kurs 1 Euro kira-kira Rp 15.000.
Di Yogya harga telo antara Rp 6000 sampai Rp 8000 per kilo, isi empat atau lima buah. Jika dipotong,  satu telo menjadi 4 atau 5 bagian. Satu kilo menjadi 16 sampai 25 bagian. Dijual di  angkringan Rp 1000 per  bagian atau perpotongnya. Di mall, telo goreng berganti nama menjadi sweet potatos dijual dengan harga Rp 6000  sampai Rp 8000 perpotongnya.
Telo goreng (Foto: Ko In)
Telo goreng (Foto: Ko In)
Nawa kependekan dari Nafisatul  Wakhidah, sayang kurang banyak memberi informasi bagaimana keberadaan telo di Jerman, seperti di cafe atau restaurant. Nawa asyik menulis tentang kandungan nilai gizi telo.
Sehingga tulisannya terasa  seret di tenggorokkan. Seperti saat makan telo goreng atau rebus tanpa ditemani minuman kopi atau teh. Telo itu terasa berhenti di tenggorokkan sehingga perlu minum.
Teh atau kopi teman yang tidak dapat ditinggalan saat menyantap makanan atau sekedar menikmati kudapan seperti telo. Apalagi jika kopinya adalah kopi pilihan, cara meracik atau menyeduh dengan menggunakan alat khusus yang diyakini menambah nikmat aroma dan rasa kopi.
Kopi Gordi
Kopi enak, menurut Gordi  adalah kopi Italia. Ini tidak lepas dari sejarah cara meraciknya lewat alat yang disebut La Moka. Apa itu La Moka ? Jenguk tulisan Gordi  yang diunggah pertengahan Februari 2017 dengan judul Makin Tua, Makin Kuat.  
Gordi (www.kompasiana.com)
Gordi (www.kompasiana.com)
Gordi nampaknya cukup lama tinggal di Italia, mengerti  bagaimana La Moka dapat membuat kopi Italia terkenal karena nikmat rasanya. Gordi  mengibaratkan meracik kopi seperti membuat lukisan. Bermodal kertas dan pensil, dihasilkan karya indah. Bahkan beberapa lukisan, lebih terkenal dibanding dengan pelukisnya.  
Sebagaimana tanaman kopi kurang populer di Italia. Namun kopi Italia, menurut Gordi  selalu terdepan dalam hal rasa. Ini tidak lepas peran alat peracik kopi LaMoka, yang ditemukan Alfonso Biateletti  tahun 1933.
ukuran moka (www.greatgiftsforcaffelovers.com) dan renato bialetti (www.english.offmedia.hu)
ukuran moka (www.greatgiftsforcaffelovers.com) dan renato bialetti (www.english.offmedia.hu)
Di tengah kesibukan menjalani aktivitasnya. Gordi masih memiliki waktu mengamati kebiasaan orang Itali dalam menyajikan kopi yang enak lewat mesin peracik kopi.
Walau mesin modern terus bermunculan namun La Moka yang dokomandani, Renato Biateletti, sebagai penerus Alfonso. Mesin peracik kopinya mampu bersaing. Tidak sedikit penggemar kopi Italia, masih menggunakan mesin itu lebih dari 30 tahun. Bahkan kopi yang diminum Gordi dihasilkan dari Moka yang umurnya 40 tahunan.
La Moka menjadikan kopi Italia keras karena kemampuan memeras sehingga menghasilkan kadar zat kopi yang tinggi.
Bagian-bagian Moka (www.iconeye.com)
Bagian-bagian Moka (www.iconeye.com)
Gordi Sang Peziarah, menggambarkan satu liter air dan 20 sendok kopi diracik dengan Moka menghasilkan satu setengah gelas kopi ukuran Indonesia. Bagi penggemar kopi pasti tahu bagaimana keras rasanya kopi tersebut.
Semoga sepulangnya dari Italia, Gordi tidak bothak karena rambutnya rontok akibat banyak minum kopi Italia.
Moka buatan Biateletti  sudah diproduksi hingga 105 juta dan terkenal awet. Pesan tersirat dari tulisan Gordi, kesuksesan dan keberhasilan hanya dapat dicapai dengan kerja  keras dan ketekunan. 
Tenggo Weedy
Kerja keras perlu namun jika berlebihan tidak baik. Sebagaimana digambarkan ibu dua anak yang tinggal di Jepang, Weedy Koshinotentang perilaku orang Jepang yang gila kerja. Tulisan yang diunggah akhir Februari 2017, dengan judul Cara Jepang Memaksa Pekerjanya Pulang Tenggo nampaknya merupakan bagian dari kegelisahan Weedy. 
Weedy (www.kompasiana.com)
Weedy (www.kompasiana.com)
Tenggo, istilah menurut ibu cantik ini untuk menggambarkan keharusan pekerja pulang tepat waktu. Bunyi bel, "Teng...." dan "Go". Adalah waktu untuk pulang atau hengkang dari kantor.
Dengan cermat, ibu yang suka membagi pengalaman hidup , menceritakan bagaimana kehidupan bapak-bapak dan para suami di Jepang rentan akan stress.  Setiap hari, berangkat pagi dan pulang sekitar pukul  10 atau 11 malam.
Rutinitas ini menurutnya tidak sehat namun anehnya mereka jarang mengeluh. Weedy gemas melihat kondisi itu karena tidak sedikit diantara mereka menderita Utsubyou. Situasi dimana pekerja mengalami beban kerja berlebih tetapi merasa waktu kurang sementara tuntutan dari atasan sedemikian keras .
Akibatnya tidak sedikit pekerja mengalami gangguan jiwa. Pemerintah Jepang menyadari buruknya situasi itu sehingga memberlakukan kebijakan No Over Time Day dan Premium Friday. Agar pekerja memiliki waktu untuk bergembira. 
Tetapi kebijakan itu memunculkan pro kontra karena berefek pada penurunan produksi.
www.NikThoha.com
www.NikThoha.com
Sebagai seorang istri, yang suaminya ikut dalam pusaran budaya negara yang penduduknya gila kerja. Weedy menutup tulisannya dengan apik lewat sebuah saran agar pemerintah Jepang memperhatikan kebutuhan kasat mata pekerja.
Supaya dapat menghabiskan waktu bersama keluarga, melakukan hobi di rumah. Makan minum di restorant  atau nonton film di bioskop. Hasilnya, muka pekerja  yang kebanyakan masih muda nampak sumringah.
Manusia adalah homo faber, mahluk yang suka bekerja. Namun apa artinya bekerja jika tidak mampu membuat manusia itu bahagia dan gembira. Bukankah demikan, Weedy? 

Tulisan ini berlayar juga di www.kompasiana.com/koin1903

Senin, 25 Desember 2017

Kopi Kapal Api Jelas Lebih Enak, Karena Ada Epos dan Parodi di Aroma Serta Rasanya

                                          Foto: www.priceza.co.id            
            Lidah memiliki peran utama dalam menentukan rasa enak atau tidaknya terhadap sesuatu yang dimakan atau diminum. Rasa puas biasanya terwujud lewat ungkapan atau komentar “Enak...”, “Ehmmm.....”, “Sedap...” dan sebagainya. Sensasi yang dihadirkan oleh makanan atau minuman terbatas di sekitar mulut dan lidah.
            Orang Jawa membedakan antara enak dan phenak. Enak lebih terbatas kepada hal  yang dikonsumsi, dengan cara dimakan atau diminum. Sementara phenak atau kephenak,  lebih kepada suatu yang menimbulkan efek atau pengaruh rasa nyaman. Tentang atau oleh sesuatu secara menyeluruh di badan
Juga terkait dengan hati atau perasaan. Sebagai contoh, usai dipijat seseorang biasa merasakan badan terasa nyaman. Duduk, berdiri atau berbaring dalam posisi apapun terasa nyaman.
Bernafas menjadi lebih lancar, suhu badan terasa hangat dan segar karena aliran darah lancar mengalir ke seluruh tubuh. Bahkan tidak sedikit orang yang merasa menjadi lebih mudah berpikir dengan jernih.
                                    Foto: www.wolipop.detik.com
Sebagian orang yang merasa lebih rileks dan mudah fokus manakala mencium aroma tertentu dari tumbuhan. Bunga, daun atau dari bijinya baik secara langsung atau sudah diolah sedemikian rupa.
Demikian pula dengan aroma biji kopi yang sudah dimasak,  ditumbuk atau dihaluskan memberikan aroma khas. Sebagaimana aroma kopi cap Kapal Api yang diseduh dengan air panas menghasilkan bau harum yang sulit diungkapkan lewat kata-kata. Campuran kopi Arabica dan biji kopi Robusta pilihan mampu menggoda dan mengundang orang di sekitarnya untuk ikut merasakan aroma nikmatnya kopi Kapal Api.
Saat berada di warung, seperti warung angkringan yang tidak terhitung jumlahnya, di sudut-sudut kota Yogyakarta. Aroma kopi Kapal Api seolah mampu menarik kepala setiap orang yang berada disekitarnya utuk menengok sejenak ke cangkir atau gelas berisi kopi.
                                    Cafe dan angkringan di Yogya (Foto: Dok. Pribadi)
Melihat uap kopi yang menari-nari di atas cangkir atau gelas ditambah dengan aromanya yang mampu membangun keakraban antara sesama pengunjung warung angkringan. Tidak jarang menggoda orang untuk ikut memesan kopi, agar dapat menikmati kebersamaan dalam sebuah pergaulan sosial yang sehat bersama aroma kopi Kapal Api.
Suasana yang akrab bebas dari sekat-sekat perbedaan sosial, pedidikan serta ekonomi. Membuat siapa saja yang hadir merasa nyaman, bebas mengeluarkan pendapat. Jauh dari rasa takut jika orang lain akan marah mendengar pendapatnya.
Orang mengatakan suasananya kephenak atau nyaman berkat aroma kopi Kapal Api. Ngobrol di angkringan atau cafe, ditemani secangkir atau segelas kopi Kapal Api adalah salah satu cara menyalurkan pendapat yang mampet atau buntu saat berada di kantor atau dirumah karena beberapa alasan.
Orang berani bersuara tentang parodi kehidupannya. Suasana menjadi phenak atau nyaman untuk ngobrol tentang berbagai hal tanpa merasa takut salah dan malu. In terkait dengan salah satu kebutuhan  dasar manusia adalah keinginan untuk didengar pikiran dan suara hatinya. Dan orang menjadi bebas dan ingin bicara karena aroma kopi Kapal Api.
                                    www.kopikapalapi2017.blogspot.com
Kopi yang mampu menjadi perantara,  membuat suasana hati orang merasa nyaman atau kephenak saat berkomunikasi dengan orang lain yang baru saja dikenal. Kopi enak itu mudah didapat.  Tetapi kopi yang jelas lebih enak, yang tidak hanya enak rasa di lidah tetapi juga harus mampu menghadirkan unsur kephenak atau nyaman. Mampu membuat enak suasana hati. Hanya kopi Kapal Api.

          Kelebihan Aroma Kopi Kapal Api

Cerita diatas memiliki penjelasan karena Kopi Kapal Api memiliki beberapa kelebihan;

Pertama, aromanya kuat, melebihi kopi lainnya.

Kedua, aromanya mampu menciptakan rasa nyaman atau phenak. Menurut sejumlah penelitian kopi

dapat memberikan efek memperb aiki suasana hati atau mood. Merasa lebih bergairah dan gembira.

Ketiga, aroma kopi yang menenangkan membantu sebagian orang dapat lebih fokus atau terhadap

sesuatu yang sedang dikerjakan.


           Kelebihan Rasa Kopi Kapal Api
           Tidak hanya unggul dalam hal aroma, kopi Kapal Api memberi kenikmatan lebih bagi yang meminumnya karena setiap serutupan dari kopi Kapal Api memberikan kelebihan;.
Pertama, kopi Kapal Api lebih enak karena terbuat dari kopi Arabica dan biji kopi Robusta pilihan. Campuran ini membuat rasanya lebih mantap. Warnanya lebih pekat. Unsur pahitnya kental, di lidah terasa lebih solid dan “bulat” sehingga saat diminum rasa pahitnya kuat namun tidak tinggal lama di lidah.
Kopi dengan rasa pahitnya yang getir, dapat merusak kenikmatan saat minum kopi. Pahitnya seolah tertinggal dan menempel lama di lidah, membuat tidak nyaman di mulut. Sehingga mengganggu saat menikmati sensasi serutupan demi serutupan kopi selanjutnya.
                                         www.kabar24.bisnis.com
Kedua, pahitnya kopi Kapal Api jelas lebih enak karena merangsang saraf untuk mampu berpikir lebih aktif dan kreatif. Rasa pahitnya menjadi kejutan yang mampu membelalakan mata. Sehingga terjaga, terlepas dari perdebatan atau polemik tentang zat atau kandungan yang ada dalam kopi. Tetapi kopi lebih banyak memberikan manfaat untuk kegiatan produktif daripada hanya diisi dengan tidur.
Pahitnya kopi membuat orang mampu terjaga. Hidup boleh pahit tetapi tidak perlu menyesali kehidupan atau hanya merenungi. Pahitnya kopi “membangunkan” orang untuk berani menghadapi tregedi kehidupan dan menyikapi secara lebih bijak.
Ketiga, kopi Kapal Api jelas lebih enak karena dibalik kepahitannya ada aneka rasa yag dapat ditemukan di lidah salah satunya rasa manis. Walau saat membuat minuman kopi tanpa dicampur dengan gula. Para penggemar kopi sejati sangat mengerti hal ini.
                                    www.pixabay.com
Sebagaimana dalam proses kehidupan akan selalu ada hal manis yang diperoleh usai mengalami tragedi kepahitan hidup karena badai pasti berlalu.
Kopi Kapal Api jelas lebih enak, tergambar jelas pada tiap bungkus kopinya. Kapal api yang sedang berlayar bukan sekedar merek dagang atau trade mark  perusahaan tetapi juga sebagai filosofi perusahaan. Sarat akan nilai seperti kekuatan, pantang menyerah dan gigih dalam memberikan kepuasan kepada konsumen, pelanggan atau pencinta kopi pada umumnya.
Sebagaimana #kapalapipunyacerita tentang kepercayaan diri mengarungi lautan luas. Laut tidak pernah lepas menghadirkan aneka tantangan yang tidak mudah dihadapi. Dari gulungan ombak tinggi, hantaman badai yang datang bertubi-tubi atau suasana terik di tengah lautan luas. Bahkan terkadang sepi tanpa kawan.
                                    Kapal Api mengarungi lautan luas (Foto: Dok Pribadi)
Tetapi kapal api tetap mampu mengatasi dan berhasil mengarungi luasnya samudera yang nampak tak bertepi. Sebagaimana kehidupan yang nampak tidak ada ujung dan tepi. Jauh dari kata pasti.
Tetapi yang pasti kopi Kapal Api jelas lebih enak karena rasa kopinya menyadarkan bahwa hidup itu penuh dengan epos sekaligus parodi.  Kesadaran itu menjadikan lebih phenak dalam menjalani hidup serta kehidupan.

Rabu, 20 Desember 2017

Ada Cinta di Rupiah, Tapi Bukan Gambar Hati atau Kata "Love"



Foto: www.bi.go.id

Mencintai artinya memberi kesempatan kepada orang  atau sesuatu yang dicintai untuk tumbuh dan berkembang, sehingga keberadaan atau kehadirannya dapat menambah warna-warni kehidupan. Mencintai itu tidak sebatas memiliki. Mencintai itu mengembangkan, merawat dan menjaga terhadap apa yang dicintai.
Mencintai itu rela berkorban, murah hati, sabar dan ingin saling membahagiakan. Tidak ada istilah untung rugi, jauh dari keinginan untuk saling memanfaatkan. Yang ada keinginan untuk saling melindungi dan peduli, agar cintanya tumbuh dan berbunga suka cita sehingga menghasilkan buah-buah kedamaian.
Negeri ini bebas dan berdaulat karena tidak lepas dari cinta. Cinta para pejuang dan pahlawan yang rela mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan bangsa dan negara, yang diperuntukan bagi anak-anak negeri. Agar generasi pengisi kemerdekaan dapat menjalani kehidupan yang bebas bertanggung jawab,  sejahtera, sentosa, diliputi rasa keadilan, penuh sukacita dan rasa damai.

Tidak  mudah mendefenisikan cinta. Tetapi  tidak sulit untuk merasakan dan mewujudkanya. Pejuang dan pahlawan telah memberikan teladan serta contoh bagaimana mencintai negeri ini. Pengorbanan menjadi kunci, hingga kemerdekaan dapat terwujud di tanah air .
Foto: www.bi.go.id
Foto: www.bi.go.id
Cinta itu bukan menguasai karena merasa memiliki. Cinta itu menjadi bagian atau terlibat dalam dinamika kehidupan orang atau sesuatu yang dicintai. Mengenal, menerima apa adanya dan mendorong untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Namun  tidak sedikit orang yang terjebak pada pemahaman sempit. Memaknai cinta sebatas memiliki dalam arti menguasai, sesuka hati memperlakukan orang atau menggunakan sesuatu yang dicintai tanpa mempedulikan perasaan dan akibatnya.
Dalam beberapa kondisi memiliki boleh dimaknai menguasai. Namun memiliki tidak sama artinya dengan mencintai karena memiliki uang belum tentu mencintai uang.
Memiliki sedikit atau banyak  uang atau rupiah belum tentu sama artinya mencintai rupiah. Rupiah merupakan alat pembayaran yang sah, yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam UU no 7 tahun 2011 tentang Mata Uang.
Foto: www.bi.go.id
Foto: www.bi.go.id
Memiliki rupiah berbeda maknanya dengan mencintai rupiah. Memiliki rupiah memungkinkan seseorang merasa menjadi berkuasa, bertindak sesuai apa yang menjadi keinginannya. Seperti membeli sesuatu yang dikendaki atau diinginkan. Namun cinta tetap tidak dapat dibeli dengan uang. Karena mencintai rupiah itu harus terlibat atau berperan menjaga dan ikut menumbuh kembangkan agar semakin berdaulat di negeri sendiri.
Cinta pada rupiah harus terlibat secara nyata, berusaha membuat  nilai tukar rupiah kuat. Sehingga memiliki nilai yang signifikan terhadap mata uang negara lain. Khususnya terhadap mata uang dollar Amerika Serikat. Supaya nilai mata uang rupiah tidak merosot tetapi semakin memiliki posisi tawar dalam percaturan ekonomi global.

Mencintai Rupiah Itu Menjaga

Mencintai rupiah tidak sebatas menjaga bentuk fisiknya. Mencintai rupiah mesti turut andil dalam memperkuat nilai tukarnya terhadap mata uang asing. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh semua anak bangsa Indonesia agar  rupiah mempunyai kekuatan atau posisi tawar yang tinggi.  
Pertama, dengan memiliki atau mempunyai rupiah. Artinya,  ikut menjaga rupiah supaya berharga sebagai alat tukar di negeri sendiri. Jumlah penduduk yang cukup banyak mestinya menjadi kekuatan bagi bangsa ini dalam menjaga nilai mata uangnya.
Kedua, menjaga rupiah itu tidak hanya dengan mencintai secara fisik supaya  tidak cepat kusam atau rusak. Tidak cukup dengan:
Tidak melipat, supaya rupiah tidak cepat robek. Melipat rupiah akan memudahkan tekstur kertas rupiah patah, sehigga mudah robek. Sebagaimana lebih mudah merobek kertas yang sudah dilipat dibanding yang belum pernah dilipat.
Tidak membasahi, walau  dengan alasan yang kurang rasional. Dimana sebagian orang ada yang sengaja merendam atau membasahi rupiah dengan air. Alasannya supaya tidak mudah diterbangkan oleh angin karena terlalu ringan.
Tidak menulisiatau mencoret-coret rupiah. Ada sebagian orang yang haus akan eksistensi diri, ingin dikenal dimana orang lain mengerti bahwa dirinya pernah memiliki, pernah ada dengan uang itu disuatu waktu. Perilaku vandalis dan kekanak-kanakan terhadap rupiah mesti diakhiri karena mencoret rupiah itu mencoreng kewibawaan rupiah. Sekaligus kewibawaan bangsa sendiri.
Tidak menstaples. Perilaku cari gampang sebagian orang agar lembar-lembar rupiahnya mudah dikelompokan. Padahal dengan menstaples, lembaran rupiah akan mudah rusak akibat berlobang. Lobang kecil tersebut jika sering kegesek akan bertambah lebar sehingga memperpendek umur uang tersebut.
Tidak meremas. Kebiasaan meremas uang kertas rupiah sama artinya tidak menghargai rupiah sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah di negeri ini. Padahal sejarah keberadaan rupiah tidak lepas dari perjuangan, pengorbanan dan kerja keras banyak orang demi kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.
Ketiga, menjaga rupiah perlu dengan sikap, perbuatan, aksi atau tindakan. Caranya dengan menggunakan rupiah sebagai alat transaksi utama selama melakukan kegiatan ekonomi, perdagangan dan bisnis. Pelaku ekonomi industri tanah air mesti lebih percaya diri dalam mengandalkan rupiah sebagai alat utama transaksi ekonomi.
Foto: www.bi.go.id
Foto: www.bi.go.id
Industri pariwisata tanah air yang bersentuhan langsung dengan para wistawan manca sudah semestinya menjadikan rupiah sebagai alat pembayaran utama bukan mata uang lain seperti dollar Amerika Serikat.  Pasal 21 UU no 7 tahun 2011 tentang Mata Uang menyebutkan rupiah wajib digunakan dalam  setiap transaksi yang dilakukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kewajiban tersebut tidak berlaku  diantaranya bagi transaksi perdagangan internasional, simpanan di bank dalam bentuk valuta asing atau transaksi pembiayaan internasional.
Keempat, di mata uang rupiah terkandung simbol kedaulatan negara. Dimana rupiah beredar disitu terletak kedaulatan bangsa.  Langkah menarik, Bank Indonesia yang belum lama ini membuat iklan layanan masyarakat dan menayangkan di televisi. Iklan tersebut menggambarkan bagaimana rupiah diedarkan sampai pelosok negeri dengan dikawal aparat bersenjata. Melewati medan yang tidak mudah untuk dilalui alat transpotasi.
Ini menunjukkan rupiah sangat berharga bagi keutuhan, kesatuan, serta upaya menjaga kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Gambar pahlawan di tiap lembar kertas rupiah harusnya mengingatkan setiap orang yang memegang rupiah. Bahwa ada cinta dan pengorbanan dari para pahlawan bagi kemerdekaan serta kedaulatan bangsa .
Web site Bank Indonesia (Foto:Ko In)
Web site Bank Indonesia (Foto:Ko In)
Pesan para pahlawan dan pejuang mungkin retoris tetapi pengorbanannya nyata karena cinta kepada nusa dan bangsa. Mereka hanya menginginkan terjaganya kedaulatan serta kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Menjaga kemerdekaan bermakna mengisi kemerdekaan dengan menciptakan masyakarat yang adil, makmur, sejahtera dan menjadi bangsa yang cerdas.
Cerdas memperlakukan rupiah dan cerdas menggunakan agar nilainya semakin berarti dalam percaturan ekonomi global. Mencintai rupiah mesti bersedia berkorban demi kuatnya nilai rupiah. Tidak memikirkan untung rugi. Pengorbanan cinta pejuang dan pahlawan tidak pernah berbicara tentang untung rugi bagi dirinya.
Ingat, jatuh bangunnya ekonomi nasional salah satunya tergantung pada kekuatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain khususnya terhadap dollar Amerika Serikat. 

Rupiah Simbol Kedaulatan Negara

Mencintai rupiah itu bersedia berkorban. Teladan  pengorbanan ada pada diri para pahlawan dalam upaya memperoleh kemerdekaan yang hasilnya sudah kita rasakan bersama. Pertanyannya, apa peran kita sebagai generasi pengisi kemeredekaan terkait dengan upaya penguatan  nilai rupiah? 
Rupiah salah satu simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dijaga oleh seluruh warga negara. Karena rupiah merupakan sarana dan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
Foto: www.bi.go.id (repro)
Foto: www.bi.go.id (repro)
Mengamati selembar rupiah pada sisi  gambar pahlawan. Terbesit pikiran bagaimana rasanya para pejuang dan pahlawan kita menahan dan mengendalikan kegalauan hatinya  saat berjuang. Tentang ketakutannya, kepedihannya kehilangan orang-orang yang ada disekitarnya karena terlebih dahulu gugur dalam medan perang.
Atau tentang kerinduan yang dalam terhadap orang - orang yang dicintai karena harus meninggalkannya untuk memenuhi panggilan ibu pertiwi. Untuk berjuang memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan bagi bangsa dan negara.
Bayangkan bagaimana mereka harus mengendalikan pergolakan dan campur aduk hatinya saat memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Mereka juga manusia yang memiliki hati. Memiliki cerita tentang cinta terhadap kekasih atau keluarga. Namun itu semua mereka nomor duakan, demi kemerdekaan yang dipersembahkan untuk kita, yang hidup di masa merdeka saat ini.
Pengorbanan mereka teramat besar. Bagaimana kita mampu membalas pengorbanan para pahlawan. Jika kita tidak dapat mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan menjaga kekuatan nilai tukar rupiah. Sebagai salah satu cara menghormati simbol kedaulatan bangsa dan negara.
Foto: www.bi.go.id
Foto: www.bi.go.id
Menegakkan kedaulatan ekonomi harus dengan tindakan. Tidak cukup dengan kata-kata tetapi harus  lewat aksi. Caranya, setia dan komit menggunakan rupiah dalam setiap transaksi ekonomi di seluruh wilayah Negera Kesatuan Republik Indonesia.
Sebab  mencintai rupiah itu harus rela berkorban, mengembangkan dan berkomitmen. Dalam cinta tidak ada istilah untung rugi yang ada pengorbanan dan rela membagi kebahagaian satu dengan yang lain. 
Apakah kita sudah membahagiakan jiwa para pahlawan yang telah memberikan cinta, jiwa dan raganya untuk kemerdekaan kita dan kemerdekaan bangsa? Masihkah akan meremas-remas uang kertas rupiah yang berisi gambar pahlawan yang banyak berkorban demi kita. Atau malah "mengkhianati" mata uangnya sendiri dan memberi keuntungan bagi  mata uang dari negara lain. 
Foto: www.bi.go.id
Foto: www.bi.go.id
Jangan sekali-kali melupakan cinta para pahlawan. Lihat dan amati di tiap lembaran rupiah. Disitu kita temukan cerita tentang cinta dan tentang pengorbanan. Bukan tentang untung rugi.  
Di atas kertas berpengaman yang bernama rupiah. Kita lihat karya atau hasil kerja berdasarkan cinta. Gabungan kata-kata,  titik-titik dan garis-garis yang tertata secara simetris dan estetis. Sampai aneka gambar yang bercerita tentang keaneka kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Bangsa yang penuh cinta akan adat istiadat serta budaya, yang mencerminkan keakraban dengan lingkungan. Bahasa cintanya lugas walau terkadang simbolik, penuh makna. Bahkan terkadang terkesan malu-malu. Yang jelas bahasa cinta rupiah bukan bahasa cinta yang berbentuk gambar hati atau kata "Love".
Masihkah menolak ungkapan cinta rupiah? Bangsa ini merdeka tidak lepas dari cinta. Jadikan rupiah berdaulat di rumahnya sendiri. Rumah yang hangat akan cinta kepada rupiah. 
Tulisan ini juga ada di rumah tempat ini

Itsmy blog

 It's my mine