Selasa, 05 Maret 2019

Pendamping PKH Bukan Malaikat, Sekadar Mencoba Jadi Sahabat

(Dkoraj.cz)
Sahabat sejati itu hadir saat dibutuhkan. Ada saat dalam kemalangan dan kesulitan. Ada saat alami duka atau kesedihan. Kehadirannya diperlukan untuk mengurangi beban, meringankan masalah yang sedang dialami. 
Menjadi kawan baik, adakalanya cukup dengan mendengar. Atau cukup ada di dekatnya. Jika diperlukan sedikit memberi saran singkat, guna menumbuhkan kembali harapan. Agar dapat selesaikan masalah walau hanya dengan sedikit bantuan.
Seorang sahabat memiliki niat membantu dengan menunjukkan jalan keluar . Adakalanya secara sukarela ikut mengatasi masalah. Sebagaimana pemerintah membantu warganya, yang  masuk dalam golongan keluarga sangat miskin (KSM). Yang sedang tidak memiliki kemampuan cukup untuk memperjuangkan hak-haknya. 
Hak itu di antaranya hak untuk memperoleh pendidikan dasar. Hak ibu hamil dan balita memperoleh layanan kesehatan secara baik. Hak anak memperoleh pendidikan dari usia pra sekolah sampai sekolah menengah atas atau yang sederajat. Dan terjaminnya hak bagi penyandang disabilitas serta terjaganya jaminan hidup bagi lansia.
(slideshare)
(slideshare)
Pemerintah hadir sebagai sahabat lewat Program Keluarga Harapan (PKH). Program bantuan tunai bersyarat kepada keluarga sangat miskin, yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh kantor Kementerian Sosial. 
Hadirnya pemerintah
Kehadiran pemerintah lewat PKH, bukan semata-mata untuk mendengar dan menghibur tetapi juga menawarkan jalan keluar. Caranya dengan memberi bantuan tunai yang diberikan secara bertahap, empat kali dalam setahun.  
Bantuan yang ukurannya lewat beberapa  komponen. Dari kesehatan ibu hamil, masa nifas dan keberadaan anak balita di keluarga. Komponen pendidikan untuk anak dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas atau sederajat dan komponen lain.
(keluargaharapan.com)
(keluargaharapan.com)
Nilai bantuan yang diterima oleh setiap peserta PKH dapat berbeda dan ada batasan jumlah bantuan maksimal yang diperoleh per tahunnya.
Tahun lalu KSM yang terdaftar sebagai PKH menerima bantuan sebesar Rp 1.890.000 per tahun.  Menurut Presiden Joko Widodo, untuk tahun ini jumlah penerima dan besaran bantuan Program Keluarga Harapan akan naik (www.tribunnews.com, 4/12/2018).   
(Foto: radarmadura.jawapos.com)
(Foto: radarmadura.jawapos.com)
Agar bantuan tunai tidak salah dalam penggunaan atau pemanfaatannya, karena sebagian peserta PKH memiliki kemampuan yang tidak sama dalam memaknai bantuan. Dan agar peserta memperoleh hak yang semestinya sebagaimana diberikan pemerintah pusat atau daerah.  Seperti menerima raskin, Jaminan Kesehatan Nasional lewat Kartu Indonesia Sehat, rumah tinggal layak huni dan yang lainnya. Maka peserta PKH  perlu pendampingan. 
(keluargaharapan.com)
(keluargaharapan.com)
(keluargaharapan.com)
(keluargaharapan.com)
Pendamping itu seperti kawan atau sahabat bagi peserta PKH. Tugasnya melakukan identifikasi masalah, menindak lanjuti masalah secara cepat kemudian melaporkan ke Unit Pelaksana PKH di pusat atau daerah.
Para pendamping memang digaji dengan status sebagai pekerja paruh waktu atau kontrak karena sifat kerjanya yang habis dalam kurun waktu tertentu. Namun jika mencermati pekerjaan para pendamping, sejatinya merekalah yang pantas disebut sebagai sahabat sejati.
Tugas Pendamping PKH
Tugas pendamping tidak hanya melakukan pekerjaan teknis, membuat catatan kegiatan dan laporan bulanan sesuai format yang sudah ditentukan. Sebagaimana tercantum dalam buku kerja pendamping dan operator PKH. Dimana disebutkan tugas-tugas yang harus dilakukan seorang pendamping. 
Tugas pendamping  diantaranya melakukan persiapan penyaluran bantuan kepada peserta PKH dan berkoordinasi dengan petugas bayar. Meliputi jadwal dan lokasi penyaluran bantuan, termasuk memeriksa data rencana pembayaran peserta PKH yang menjadi dampingannya. Menyimpan slip, menyiapkan formulir kontrol, daftar hadir. Membantu peserta PKH mendapatkan akses jika penyaluran bantuan dilakukan  lewat layanan keuangan digital.
(Pontianak-tribunnews.com)
(Pontianak-tribunnews.com)
Disamping tugas-tugas tersebut, pendamping masih memiliki tugas pendukung dan penunjang lainnya yang tidak ringan tanggungjawab sosialnya. Sebab bersentuhan langsung dengan masalah keluarga dari peserta PKH.
Diantaranya, melakukan koordinasi, membangun kerjasama dengan tokoh masyarakat  dan tokoh agama dimana peserta PKH tinggal. Tidak ketinggalan melakukan kerjasama dengan tim penggerak PKK dalam upaya meningkatkan penyadaran peserta PKH terkait dengan pentingnya fungsi keluarga. Dimana keluarga memiliki fungsi edukatif, reproduksi, ekonomi, sosial dan rekreatif.
(menarasiger.com)
(menarasiger.com)
Pendamping juga dituntut mampu mengidentifikasi potensi dan sumber yang ada di wilayah kerjanya guna mendukung program penanggulangan kemiskinan, cara penanganan masalah serta memenuhi peserta  PKH dengan keberbutuhan khusus.
Diantaranya dengan memberi motivasi dan advokasi agar anggota keluarga yang mengalami disabilitas memperoleh kemudahan dalam mengakses berbagai pelayanan sosial. Cukup banyak tugas dan tanggungjawab sebagai pendamping PKH.
Pendamping bukan malaikat
Pendamping mesti mampu menumbuhkan semangat kemandirian melalui kegiatan usaha ekonomi yang produktif dan kegiatan lain yang dalam upaya pemberdayaan peserta PKH. Serta menumbuhkan kesadaran untuk menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan hidup di sekitar tempat tinggalnya.
Tugas pendukung lain yang tidak kalah menyita perhatian dan pikiran pendamping adalah mefasilitasi ketersedian media konsultasi bagi keluarga peserta PKH yang mengalami ketidak harmonisan rumah tangga atau keluarga. Bukan hanya masalah tidak harmonis hubungan suami istri tetapi juga ketidak harmonisan antar orang tua dan anggota keluarga lainnya.
(academia.edu)
(academia.edu)
Walau sebelum terjun ke lapangan, para pendamping  mendapat pelatihan, dibekali sejumlah modul  berisi berbagai pengetahuan agar  menjadi pendamping  profesional. Namun bersentuhan langsung dengan peserta PKH bukan perkara mudah. 
Tuntutan lainnya, pendamping PKH diharapkan mengembangkan kemampuan diri dalam berkomunikasi, bernegosiasi, membangun relasi  dan memperluas jejaring kerja.
Tujuanya dapat membantu memutus rantai kemikinan yang dialami oleh peserta PKH lewat ide-ide kreatif  pendamping dengan melibatkan keluarga PKH dan organisasi sosial di lingkungan tempat tinggal peserta PKH. 
Setelah itu pendamping diharapkan mampu menuliskan pengalamannya lewat leaflet, blog, majalah atau buku. Agar pengalaman dan kesaksiannya dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Menggerakkan kepedulian bagi mereka yang  membutuhkan pertolongan dan bantuan. 
(radar banyumas.co.id)
(radar banyumas.co.id)
Cerita kegigihan seorang ibu rumah tangga yang diceritakan salah satu pendamping di majalah, buku atau blog. Atau keluh kesah pendamping bagaimana sulitnya merubah mind set peserta PKH. Mestinya membuka mata kita  bahwa persoalan kemiskinan bukan hanya masalah ketidak mampuan ekonomi tetapi juga masalah keterpurukan edukasi dan minimnya kemampuan melihat setiap masalah secara menyeluruh dan utuh.
Maka tidak salah jika menjadi sahabat sejati itu tidak mudah. Butuh kesabaran dalam mendengar serta memahami masalah yang dihadapi orang lain. Tidak cukup hanya dengan simpati atau empati. 
Tetapi perlu memiliki semangat berkorban,  sabar dalam membantu mengangkat seseorang keluar dari jeratan masalahnya. Baik jeratan masalah kemiskinan struktural, miskin edukasi atau ketidak mampuan untuk mandiri secara ekonomi dan yang lainnya.
(madjongke.com)
(madjongke.com)
Pendamping bukan malaikat, yang dapat merubah nasib seseorang dalam waktu semalam. Sejatinya mereka adalah orang-orang yang diutus untuk menawarkan keajaiban bagi peserta PKH. Tinggal sejauh mana keseriusan tawaran tersebut ditanggapi peserta. Tidak terpaku pada bantuan tunai. Namun juga tawaran untuk menjadi lebih berdaya, terdidik, mandiri sehingga memiliki perilaku hidup yag sehat . 
Para pendamping juga berfungsi sebagai pengawas. Menyampaikan laporan ke pusat atau daerah terkait dengan keseriusan peserta PKH  dalam menjalankan program yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Jangan terkejut jika besaran bantuan berbeda karena  ada potongan atau penangguhan. Atau  kemungkinan terburuk, penghentian bantuan kepada peserta PKH.  Itu merupakan sanksi dan tindakan dari pemerintah karena peserta dinilai tidak memenuhi kesepakatan yang telah dibuat di awal program, yang disaksikan pendamping . 
pkhkotabima.com
pkhkotabima.com
Pendamping pun memberikan laporan sesuai dengan apa yang terjadi. Ketegasan, kejujuran diperlukan guna membangun persahabatan yang tulus. Yang mencegah seorang kawan atau sahabat terjerumus ke dalam lobang kesalahan yang sama. 
Karena kawan atau sahabat itu akan berkata jujur  guna membangun kesadaran untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Memutus rantai kemiskinan. Daripada kata-kata manis yang membuat lupa diri dan hanya membuat terperosok dalam derita kemiskinan yang berkepanjangan.
Sahabat ini bisa dilihat di www.kompasiana.com/koin1903

Kado Kecil untuk BTN

      
BTN Yogya (foto:Ko In)
   "Terimakasih...". Satu kata ingin saya sampaikan di perjalanan waktumu, saat menapaki  tahun ke-69. Saya percaya, banyak keluarga Indonesia yang sudah engkau bantu. Bank Tabungan Negara (BTN), engkau membantu ribuan keluarga dalam memiliki rumah. 
Salah satunya keluarga saya, masih lekat dalam ingatan saat hari libur. Bapak mengajak saya pergi tanpa menyebutkan tempat tujuan.Hanya meminta saya membawa sapu, cethok, kain pel dan kain pembersih lainnya.  Ember dan tidak lupa cidhuknya.
"Mau kemana tho.....?", tanya saya kesal karena diajak pergi harus membawa ember segala. Malu-maluin, pikir saya saat itu.  "Ke rumah baru." Jawab bapak singkat sambil menyiapkan sepedamotor. 
(Foto:kaskus.co.id)
(Foto:kaskus.co.id)
Saya kaget bercampur senang. Kata malu pun langsung hilang. Suasana hati berubah, saat mengetahui bahwa kami memiliki rumah baru. Tidak lama lagi akan pindah dari rumah lama. Rumah yang kami tempati waktu itu merupakan sebuah asrama.
Satu blok bangunan ditinggali beberapa keluarga. Tidak perlu saya sebutkan jumlahnya tetapi jelas banyak. Halaman depan merupakan halaman bersama dengan tetangga sekaligus jalan. Halaman belakang, juga halaman bersama. Dipakai bersama-sama untuk menjemur baju dan kegiatan lain bersama tetangga kanan kiri. Maklum bapak pegawai negeri yang mendapat fasilitas perumahan di asrama, selama masih aktif dinas.
(Foto: perumnas.co.id)
(Foto: perumnas.co.id)
Rupanya orang tua telah menyiapkan diri untuk memiliki rumah dengan bantuan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi lewat BTN. Tiap bulan gaji bapak dipotong untuk membayar angsuran rumah selama 15 tahun. 
Dalam perjalanan menuju rumah baru di atas sepeda motor, bapak sempat bercerita kalau tidak lama lagi bapak akan pensiun. Dan angsuran rumah kurang tiga tahun lagi, untuk itu saya diminta berhemat dalam pengeluaran. 
Karena uang pensiun yang diterima bapak sudah tidak sebanyak jumlahnya ketika masih dinas. Saya hanya terdiam sambil meanggukkan kepala tanda setuju. Buru-buru saya jawab "Iya." Saat menyadari anggukan saya tidak dilihat bapak karena posisi saya membonceng di belakang.
(Foto:bibit buah.com)
(Foto:bibit buah.com)
Tidak lama kemudian, saya sudah berdiri di rumah baru yang masih kosong, kondisi sekelilingnya  gersang. Satu dua rumah saya lihat sudah dihuni. "Nanti buat lobang depan rumah. Buat di tanami pohon mangga. Habis itu lantai di pel," kata  bapak membuyarkan rasa keingianan tahu saya tentang rumah baru beserta lingkungannya.
Rumah KPR BTN
Setelah itu hampir setiap hari minggu atau hari libur tanpa disuruh orang tua saya ke rumah baru utuk bersih-bersih atau  menata  hal-hal kecil, agar rumah nampak bersih dan enak di lihat. Dari cabut rumput, menyirami pohon mangga, menyapu halaman rumah dan lantai rumah.
Atau membersihkan kaca jendela, sambil mendengarkan musik dan lagu dari radio yang sengaja kami tinggal di rumah baru. Sebagai hiburan sekaligus teman saat bersih-bersih rumah. Tetangga belum begitu banyak, rumah baru terasa lapang. Selain belum ada barang-barang rumah tangga. Lingkungan juga masih sepi, belum banyak yang menempati rumah-rumah baru di kawasan yang baru juga.
Kantor BTN Yogya (Foto:Ko In)
Kantor BTN Yogya (Foto:Ko In)
Banyak kenangan indah di "rumah KPR BTN". Demikian biasa kami menyebutnya. Banyak cerita lucu saat masih bersama dengan adik-adik di "rumah KPR BTN". Rumah itu, kini ditinggali bapak dan ibu. Anak-anak bapak dan ibu sudah berkeluarga, tinggal di luar kota. Tapi masih ada adik saya, yang satu kota dengan orang tua namun sudah memiliki rumah sendiri.
BTN sebagai perusahaan lembaga keuangan salah satunya dalam mefasilitasi kepemilikan rumah lewat KPR tidak diragukan perannya. Tidak sedikit keluarga yang terbantu dengan sistem pemilikan rumah dengan cara kredit, khususnya KPR subsidi.
Walau saya memiliki rumah, tidak sama caranya dengan bapak. Namun saya dapat memiliki rumah gara-gara mengagunakan sertifikat "rumah KPR BTN" bapak sebagai jaminan untuk membeli rumah baru secara cash.
Di "rumah KPR BTN" bapak, tidak ada lagi pohon mangga. Pohonnya sudah tua sehingga harus ditebang. Diganti dengan pohon rambutan. Setiap kali pulang ke "rumah KPR BTN", selalu terlintas  kenangan masa remaja. Seperti penggalan-penggalan film yang dimainkan secara cepat dan selalu membangkitkan kesadaran untuk bersyukur kepada Nya.
Sebagian produk BTN (Foto: Ko In)
Sebagian produk BTN (Foto: Ko In)
Satu lagi,  setiap kali melewati kantor BTN di Yogya. Kantor itu selalu menarik ingatan saya ke masa lalu. Saat mencabuti rumput atau membuat lobang untuk ditanami pohon mangga di halaman rumah baru, "rumah KPR BTN". Termasuk saat beberapa kali datang ke Bank Tabungan Negara  Yogya mengantar beberapa dokumen sebagaimana permintaan bapak. 
Sekali lagi, terimakasih BTN. Membantu orang tua saya memiliki rumah. Dan terimakasih secara tidak langsung sudah membantu saya memiliki rumah juga walau dengan cara yang berbeda.
BTN Yogyakarta (Foto:Ko In)
BTN Yogyakarta (Foto:Ko In)
BTN memang pantas disebut sebagai sahabat. Maka kami sekeluarga biasa menyebut rumah orang tua dengan "rumah KPR BTN". Dan saya memiliki keyakinan, tidak sedikit keluarga di Indonesia yang terbantu dapat memiliki rumah lewat fasilitas kredit KPR bersubsidi dari BTN.
Kado untuk BTN
Tepat jika BTN memiliki sebutan sebagai sahabat keluarga Indonesia. Beberapa harapan saya sebagai kado ulang tahun yang ke-69 untuk BTN:
Pertama, dorong konsumen atau debitur  KPR BTN bersubsidi khususnya generasi digital dan milenial. Untuk mengetahui lebih cermat fasilitas KPR BTN bersubsidi. Seperti jalan penghubung, drainase, listrik dan ketersediaan air bersih.
Jangan sampai sebagai konsumen termakan janji manis developer  atau pengembang saat akan melakukan akad jual beli. Namun saat ditempati ternyata salah satu fasilitas, seperti air bersih tidak lancar atau tidak mengalir sama sekali, walau jaringan air bersihnya ada.
Kedua, BTN harus cermat dalam melakukan pilihan kualitas bangunan terkait dengan list harga serta jenis bahan bangunan yang dipakai  dalam membangun rumah. Jangan sampai terjadi penyimpangan antara harga dan jenis bahan bangunan, yang merugikan konsumen atau nasabah BTN.
Ketiga, walau ada inspeksi mendadak dari kantor Kementerian Perumahan Rakyat ke lokasi perumahan yang dibangun pengembang dengan pendanaan dari BTN.  Tidak ada salahnya pihak BTN selalu melakukan kontrol kualitas, untuk melihat rumah yang dibangun siap dan layak huni.
Keempat, mendorong generasi digital dan milenial, debitur BTN subsidi atau non subsidi mengetahui hak-haknya memperoleh fasilitas umum (fasum) serta fasilitas sosial (fasos) di kawasan perumahan baru  yang di bangun oleh developer atau pengembang. Sebagaimana Peraturan Menteri Perumahan Rakyat nomor 11 tahun 2008 tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Pemukiman. 
Salah satunya menyebutkan, pengembang wajib  menyediakan tanah seluas 30 persen dari total keseluruhan pembangunan dalam site plan sebagai fasum dan fasos. Diantaranya jalan penghubung, drainase, taman bermain, tempat ibadah dan ruang terbuka hijau.
(Foto:satujam.com)
(Foto:satujam.com)
Kado ini mungkin tidak terlalu manis. Karena menjadi sahabat sejati tidak harus selalu memberikan pujian. Terkadang perlu memberikan masukan yang dapat membuka mata serta telinga lebih lebar. Sebagai sahabat tidak ingin melihat sahabatnya terperosok dalam lobang kesalahan.
Demikian pula BTN, sahabat dari keluarga Indonesia. Tidak jarang menegur debiturnya yang terlambat dalam membayar cicilan atau angsuran rumah sehingga harus kena denda. Bukannya membebani atau mempersulit sebagian keluarga Indonesia yang terlambat membayar angsuran. Tetapi sebagai bentuk menjaga hubungan persahabatan agar tetap harmonis.
Agar generasi digital dan milenial juga memahami bahwa persahabatan itu harus didasari dengan ketulusan, keterbukaan, kejujuran dan tanggungjawab
Deal...? 
Dirgahayu BTN, jangan lupa untuk selalu menjaga persahabatan dengan keluarga Indonesia. Kapan mampir ke "rumah KPR BTN" orang tua saya? Mumpung pohon rambutannya masih berbuah.
Kado kecil ini ada juga di www.kompasiana.com/koin1903

Senin, 25 Februari 2019

Penyebar Hoax itu, Caper........

(Foto:kicknews.today)
Hoax itu informasi yang menyesatkan, memanipulasi fakta, menjadikan ilmu dan teknologi komunikasi sebagai pisau tajam yang menghujam akal dan melukai budi. Pelaku penyebar hoax, orang yang memiliki masalah dengan kepribadiannya.

Apa yang dilakukan terpusat pada upaya memuaskan nafsu untuk mendapatkan perhatian. Pemilu 2019 dan prosesinya merupakan salah satu arena, sekaligus kesempatan individu atau sekelompok orang yang haus dan ingin menjadi pusat perhatian. Lewat cara-cara yang tidak elok dengan menginjak-injak sejumlah nilai. Nilai tentang keadaban serta kesantuan sebagai mahluk yang berakal budi.

Orang-orang kesepian
Sejatinya para pelaku penyebar hoax adalah orang-orang yang kesepian di tengah hingar  bingarnya info di dunia maya. Ribuan berita serta informasi yang lalulalang membuat sejumlah netizen melakukan tindak kurang terpuji untuk mendapat perhatian.

(Foto:hoaxes.id)
Menebar informasi yang sifatnya bombastis jauh dari kebenaran. Penuh sensasi, jauh dari fakta. Bahkan sebagian orang rela mengorbankan harga dirinya dengan  merekayasa informasi atau berita. Semua demi memuaskan nafsu menjadi pusat perhatian.

Mendekati Pemilu 2019, tidak sedikit foto calon anggota dewan yang terpampang di pinggir jalan. Mereka adalah sebagian orang yang ingin mendapatkan perhatian. Persoalannya kita tidak mengetahui seberapa besar nafsu mereka untuk mendapatkan perhatian.

Tidak sedikit calon anggota dewan, yang tidak jelas jejak rekamnya dalam keterlibatan dan kepedulian membangun masyarakat.  Tiba-tiba kini meminta masyarakat untuk memperhatikannya dengan cara memilih, mencoblos gambar atau namanya.

Mereka belum tentu sebagai pelaku penyebar hoax. Namun kita tidak tahu sejauh mana  ketahan diri mereka akan godaan untuk  tidak menggunakan hoax sebagai strategi  memperoleh perhatian.

(Foto: liputan 6.com)
Penyebaran hoax di dunia maya begitu masif, diperlukan strategi kreatif dalam memerangi penyebaran hoax. Tidak cukup dengan counter berita bohong. Memberikan klarifikasi. Menyampaikan informasi lengkap beserta foto dan data-data.

Tidak salah meluruskan kabar yang miring. Memberikan berita dan informasi yang sebenarnya. Namun pertanyaannya, akan sampai kapan klarifikasi dilakukan jika para penyebar hoax terus menerus  menebar hoax dimana-mana.

Strategi kreatif lawan hoax
Strategi meluruskan yang bengkok, memadamkan panasnya hoax dengan menyirami lewat informasi yang benar serta akurat. Merupaka tindakan reaktif bukan antisipatif. Yang hanya akan menghabiskan energi dan pikiran sehingga mengurangi waktu untuk mengerjakan pekerjaan lain yang lebih produktif serta bermanfaat.

(Foto: tribatranews.polri.go.id)
Untuk itu dalam melawan penyebaran hoax terkait suksesnya pemilu 2019 dan kedewasaan bermedia sosial. Perlu dilakukan beberapa upaya:

  • Pertama, memberikan edukasi yang terus menerus kepada masyarakat untuk mengenali ciri-ciri informasi dan berita hoax di media sosial. Edukasi tersebut tidak cukup diserahkan kepada pemerintah. Individu atau komunitas yang anti hoax dapat melakukan edukasi tersebut sesuai dengan kemampuannya. 
  • Kedua, tidak cukup menjadi “pemadam kebakaran” yang sifatnya reaktif setiap kali muncul hoax. Ramai-ramai memadamkannya dengan memberikan informasi yang benar atau meluruskannya. Adakalanya, hoax perlu dibiarkan. Tanpa tanggapan dan tanpa reaksi dari netizen. Dengan bereaksi, justru itu yang diinginkan oleh para penebar hoax, yaitu perhatian. Biarkan, para penyebar hoax sibuk dengan dirinya sendiri. Sibuk dalam kesunyian serta kesendirian karena tanpa reaksi atau tanggapan dari netizen lainnya.  
  • Ketiga, menjadi warga netizen yang kritis bermedia. Salah satu cirinya, tidak mudah percaya terhadap segala informasi atau berita yang diperoleh lewat media sosial. Bersikap skeptis, mempertanyakan keaslian dan kebenaran informasi. Baik dari isi, asal-usul informasi, oleh siapa, mencari tahu latar belakang informasi atau berita dan mengapa sampai muncul informasi atau berita seperti yang dimaksud.Pada intinya skeptis itu meragukan segalanya informasi atau berita yang diterima atau tersaji. Ragu dalam hal ini berbeda maknanya dengan pesimis.    
  • Keempat, netizen atau siapa saja yang memiliki kepedulian untuk memerangi hoax tidak ada salahnya membentuk sebuah grup off line membahas atau berdiskusi ringan terkait perkembangan medsos. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah hoax. Berdiskusi offline atau copy darat memberi makna berbeda. Secara kualitatif diskusi off line lebih banyak memberi manfaat daripada diskusi secara on line. 
(Foto: keresahan.id)
(Foto:pixabay.com)

Si Caper
Satu hal yang patut dipahami oleh para pegiat medsos, para penyebar hoax itu sesungguhnya orang-orang yang perlu dikasihani. Dalam perkembangan kepribadiannya sebagai manusia mereka mengalami masalah dengan kurangnya perhatian atau kasih sayang semasa pertumbuhannya.

Manakala memiliki kesempatan, maka diungkapkan rasa sakit hati dan kesendiriannya dengan tulisan yang sifatnya destruktif.
Bertrand Russell filsuf dari Inggris pernah mengatakan, orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak dicintai. Akan berusaha membalas dendam pada dunia, entah dengan mengobarkan perang dan revolusi. Atau menulis dengan cara yang sangat menyakitkan. Hal itu merupakan reaksi akan kepahitan hidup yang dialaminya.

(Foto:kisspng.com)
Dengan demikian kita akan lebih mudah memahami. Lebih mudah mengerti , siapa orang-orang yang berada di belakang penyebar hoax. Apakah orang yang kita hadapi  mengalami post power syndrome, orang yang kurang kasih sayang dan merasa tidak dicintai dalam hidupnya.

(Foto:twitter)
Mereka menderita  histrionik, orang yang gemar cari perhatian atau caper dan ingin menjadi pusat perhatian. Orang-orang semacam itu membutuhkan konseling dengan psikiater, jangan sampai kedamaian negeri ini terganggu oleh orang-orang yang mengalami masalah dengan kepribadiannya.

Agar keberlangsungan pembangunan negeri ini terus berlanjut sehingga tercipta masyarakat yang adil makmur, berkualitas dan bermartabat.

Sabtu, 23 Februari 2019

Modalnya Rp 50 Ribu, Kini Keuntungannya Minimal Rp 2 Juta per Bulan

Produk Pawon Sentono (Foto:Ko In)

Jika ingin mengawali usaha jangan pernah mengatakan tidak memiliki modal (Amalia Galuh Yuniarti)
          Diawali dari dapur atau pawon milik kakeknya. Serta modal hanya Rp 50 ribu (lima puluh ribu rupiah), ditambah semangat pantang menyerah atau putus asa. Gadis berperawakan kecil ini membuktikan usaha tidak kenal lelah dapat mengantarkan kepada keberhasilan atau kesuksesan.
Walau demikian yang namanya usaha tidak selalu berjalan mulus. Ada pengalaman buruk dalam menekuni usaha berjualan wedang uwuh, minuman khas dari Yogya. Serta jagung manis dengan rasa keju, susu atau mesis.
Pernah dalam sebuah pameran dagangannya tidak laku satupun. Cerita pedih itu disampaikan gadis yang memiliki nama lengkap  Amalia Galuh Yuniarti. Namun akrab dipanggil teman-temannya dengan Amalia. Sementara di rumah, sering dipanggil dengan nama Galuh.

Amalia (Foto: Ko In)

Percakapan saya dengan Amalia berlangsung di sela-sela ramainya pengunjung yang membeli jagung keju di standnya di gelaran Jogja Surganya Kuliner, di Jogja Expo Centre (JEC). Pameran yang berlangsung selama  sepekan, menjelang akhir bulan Februari 2019. Diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta kerjasama dengan PLUT-KUMKMDI Yogyakarta.
Amalia tidak segan membuka rahasia merek dagang Pawon Sentono untuk produk wedang uwuh dan jagung manisnya. Semua itu berawal dari kegigihan cucu dari kakek Sentono. Keterdesakan masalah ekonomi membuatnya berpikir keras untuk memulai sebuah usaha.
Dengan modal awal Rp 50 ribu, Amalia memproduksi serta menjual wedang uwuh dan beberapa produk turunannya dari dapur atau pawon milik kakek Amalia yang bernama Sentono.

Pawon Sentono (Foto:Ko In)

Tempat dan nama itu diabadikan Amalia menjadi merek dagang Pawon Sentono. Namun demikian  dalam merintis usaha bukannya tanpa rintangan. Pengalaman mengajarinya untuk tetap semangat dalam berusaha.
         Pengalaman itu yang membuat Amalia  atau Galuh utuk belajar tetap bersemangat dalam berwirausaha. Kini usahanya terus berkembang bahkan produk jagung manisnya mampu memberi keuntungan 2 juta setiap bulannya. Mengalahkan usaha rintisan wedang uwuh.
Jagung manis ala Amalia (Foto: Ko In)

                Sebagaimana penuturannya di sela-sela melayani pembeli jagung manisnya, modal awal Rp 50 ribu, Amalia pergunakan untuk membeli bahan wedang uwuh, langsung dari petani di Klaten. Kemudian dikemas ulang dan dijual lagi.
                Untung atau laba penjual dikumpulkan dan menjadi modal guna mengembangkan usaha jualan jagung manis. Dengan bangga Amalia menceritakan setiap bulannya kini usaha yang dirintis empat tahun lalu, setiap bulannya memberi keuntung minimal 2 juta rupiah khusus dari jagung manis. Belum termasuk keuntungan dari wedang uwuh.
Manisnya jagung, manisnya usaha Amalia (Foto:Ko In)
                Penjualan jagung manis menurut gadis manis, yang mengaku masih jomblo ini, lebih banyak daripada wedang uwuh. Sebab konsumen jagung lebih banyak dibanding wedang uwuh. Pembeli atau pelanggan wedang uwuh kebanyakan wisatawan dari luar kota serta beberapa  cafe yang ada di Yogya. Sementara jagung kebanyakan ibu-ibu muda dari Yogya .
Dalam setiap pameran selain menjual wedang uwuh dan jagung manis kiloan. Amalia, yang pernah mempelajari ilmu bimbingan konseling di sebuah perguruan tinggi di Jogja, menjual jagung manis yang dicampur keju, susu atau mesis. Dengan harga Rp 5 ribu untuk ukuran cup kecil dan Rp 10 ribu untuk ukuran cup gelas.
 Guna menekan ongkos produksi, Amalia yang berperawakan kecil namun gesit dalam berwirausaha. Mendapatkan jagung manis langsung dari petani dari Magelang. Sehingga dirinya dapat menjaga langsung kualitas jagung yang akan dijualnya kembali.
Panen jagung (Foto: Ko In)
Amalia juga telaten memisahkan biji-biji jagung dari bonggolnya dengan memipilin sendiri, pekerjaan yang tidak ringan butuh kesabaran dan keuletan. Sebelum di kemas dalam plastik, dibersihkan dan diberi sedikit aroma supaya lebih menarik.
Menurut penuturannya, pelanggan jagung manisnya kebanyakan ibu-ibu muda, yang memiliki anak kecil, yang sangat memperhatikan makan yang sehat dan bersih untuk anak-anak mereka.
Daripada anak-anak jajan dari cemilan atau jajanan yang kurang terjamin kebersihannya. Mereka membeli jagung manis dari Amalia, kemudian membuat sendiri  di rumah sebagai aneka cemilan berbahan jagung manis. Ada yang dicampur susu, keju, mesis atau bahan-bahan lain yang menarik selera anak-anak.
Melayani pembeli (Foto: Ko In)

Usaha yang dirintis tahun 2015 dengan wedang uwuh dan kini berkembang dengan jagung manis. Diakui, produk jagungnya lebih mahal dibandingkan dengan harga jagung di pasaran karena  Amalia menjaga kualiatas serta kebersihan.
Demikian pula dengan produk wedang uwuhnya tetap menjaga kualitas rasa dengan mempertahankan jumlah rempah-rempah daripada gula.
 Dalam dua hari, Amalia  mampu menjual  100 kilogram jagung. Hampir tidak percaya jika melihat posturnya yang kecil, ternyat ulet dalam menjual jagung. Pekerjaan yang tidak mudah memisahkan butiran jagung dari bonggolnya.
Jagung manis pawon sentono (Foto: Ko In)

Amalia mengakui peran dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dalam memberikan pelatihan, serta fasilitas pameran sangat membantu usahanya. “Kita kalau diminta membayar tempat pameran jelas tidak sanggup. Daripada untuk membayar sewa tempat pameran lebih baiik untuk modal usaha,” jelas Amalia.
Gadis yang dari cara bicaranya nampak menunjukkan semangat usaha tinggi. Kentara dari bicaranya yang renyah setiap kali menjawab pertanyaan saya. Diakui manfaat pelatihan dari Dinas Koperasi dan UMKM, membuat kemasan produknya lebih menarik serta cara pemasaran menjadi lebih luas dan terbuka.
Wedang uwuh buat oleh oleh (Foto:Ko In)

Amalia mengakui pada awalnya kemasan produknya dulu sangat jelek namun setelah mendapat pelatihan kini kemasan wedang uwuh dan jagungnya menjadi nampak lebih manis. Cocok dengan penampilan Amalia yang kelihatan bersahaja sehingga memunculkan aura manis yang ada dalam dirinya dan produknya.
Ekstrak jahe (Foto:Ko In)
Dalam pemasaran, Amalia mengembangkan produk turunan dari wedang uwuh seperti memproduksi ekstrak jahe. Memanfaatkan rempah-rempah dari wedang uwuh menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Saat ini mayoritas penjualan produknya lebih banyak dilakukan secara on line. Tidak hanya lewat instagram tetapi juga lewat website dan e-commerce lainnya.
Di akhir obrolan saya dengannya,  Amalia berpesan jika ingin mengawali sebuah usaha jangan pernah mengatakan tidak memiliki modal. “Sebab saya sendiri waktu itu hanya bermodalkan Rp 50 ribu dari uang jajan saya,” jelasnya.
Pawon Sentono di stand Depkop UMKM DIY (Foto;Ko In)

Pesan kedua jangan “ngedown” atau putus asa jika sepi. Caranya dengan menerima situasi atau kondisi karena yang namanya jualan itu selalu naik turun.





Rabu, 30 Januari 2019

Pesan Ibu, "Sudah dijadwal......?"

(Foto:indscriptcreative.com)

             Menghadapi esok dengan rencana yang disusun malam hari sebelumnya. Memiliki banyak manfaat, salah satunya menghindari kemungkinan terjadinya bentrok janji yang akan merepotkan diri sendiri serta membuat orang lain kecewa.

Menjadwalkan kegiatan esok hari, saat akan istirahat atau tidur, dengan menulis di selembar kertas sudah menjadi kebiasaan saya sejak dulu. Jika ditelusur ternyata semua itu tidak lain karena jasa ibu yang mengajarkan arti disiplin dan perencanaan.

Wujud didikannya tidak rumit. Untuk menjalakan pesannya tidak berat.  Disampaikan dengan nada datar cenderung mengingatkan. Tanpa nada marah.

“Dijadwal.....”, ucap ibu saat mengetahui saya sudah selesai belajar dan akan berangkat tidur. “Wis dijadwal.......?,” (“Sudah dijadwal.....?”) ujarnya dengan maksud mengingatkan saat melihat saya sudah menutup buku atau akan beranjak dari meja belajar.
(Foto:kaskus.co.id)
Jika saya hanya terdiam atau spontan memegang mulut sambil mengeluarkan kata “Ups.....” Atau tidak membalas apa yang dikatakan ibu. Ibu tahu kalau saya lupa. Segera saya menjadwal pelajaran apa saja besok yang akan diajarkan di kelas.

Kemudian memasukkan buku-buku, menyiapkan baju olahraga di dekat tas, supaya tidak lupa dibawa. Termasuk tugas-tugas lain yang diminta guru untuk membawa sesuatu dari rumah sebagai bahan, alat atau materi pelajaran esok di sekolah. Seperti gunting, kertas berwarna, benang dan lainnya.

 Jika saya menjawab, “Sudah.” Itu artinya memang saya sudah menjadwalkannya. Pesan ibu itu selalu disampaikan saat saya masih duduk di Sekolah Dasar atau SD. Kelas berapa saya lupa, tapi saat masih kelas satu dan dua, ibu membantu serta memberi contoh apa saja yang harus dibawa dan dimasukkan ke dalam tas sekolah.

(Foto:tokopedia.com)

Kebiasaan ibu denga mengingatkan untuk menjadwal pelajaran dengan menyiapkan buku atau bahan ajar untuk pelajaran keesokan hari terus dilakukannya sampai saya kelas 6 SD. Frekuensi pesannya semakin jarang sesuai tingkatan kelas yang saya jalani.

Pesan sederhana ibu yang tidak terlupakan
Walau usia saya semakin bertambah dan saya sudah duduk di sekolah menengah pertama atau lanjutan umum atau atas. Kebiasaan menjadwalkan pelajaran selalu saya lakukan tanpa lagi harus diingatkan ibu.

Pesan sederhana  itu tidak pernah saya lupa, walau saya jauh dari ibu. Saya melanjutkan studi di kota Yogya setelah diterima di perguruan tinggi yang banyak menjadi idaman dan keinginan remaja seusia saya.

Tinggal di tempat kost, merupakan hal  baru. Namun beruntung saya memiliki ibu yang melatih untuk mengerti arti pentingnya disiplin, menjadwalkan sekaligus merencanakan.  Soal kedisiplinan, boleh dikata ibu memang cerewet . Tetapi manfaatnya saya rasakan manakala saya hidup sendiri di perantauan.

(Foto:99.co.id)

Semuanya harus diatur sendiri. Ingin malas, ingin rajin, ingin disiplin, ingin tertib atau sebaliknya semua tergantung pada diri sendiri. Namun pesan sederhana dari ibu yang tidak pernah saya lupa adalah menjadwal.

Walau bentuknya bukan lagi menjadwal mata pelajaran. Tetapi menjadwal kegiatan esok hari yang saya susun pada malam hari di kamar kost berteman lemari kecil, tempat tidur dan meja belajar.

Jadwalnya sebagaimana umumnya mahasiswa. Dari kuliah, setelah itu harus bertemu teman di kampus untuk menyelesaikan tugas kelompok, ke perpustakaan atau jadwal main ke tempat teman. Atau ikut organisasi di kampus, rapat merencanakan sebuah kegiatan dan sebagainya.

(Foto:biutifa.com)

Jika masih sekolah dasar sampai sekolah lanjutan bentuknya dengan memasukkan buku-buku pelajaran ke tas. Dan tugas-tugas sekolah lainnya yang diletakkan di dekat tas, seperti baju olahraga, kertas gambar lengkap dengan peralatannya.

Jadwal = List kegiatan
Saat kuliah di Yogya, ada yang sedikit berbeda. Memasukkan buku catatan sudah wajib sekaligus literatur bahan kuliah. Bedanya, ada selembar kertas berisi jadwal saya akan melakukan kegiatan atau aktvitas apa saja besok di meja.

(Foto: YouTube)

 Esok saat berangkat ke kampus, tinggal ambil tas dan memasukkan catatan kecil yang sudah saya buat semalam, ke dalam saku baju atau celana. Walau sekarang sudah jamannya gadget atau smartphone, saya tetap menulisnya di selembar kertas kecil. Karena kertas kecil tersebut memudahkan untuk melihat schedule atau jadwal harian. Bebas dari rasa khawatir jika hp habis baterai atau tertinggal di suatu tempat.

Isinya kadang terdiri dari beberapa point. Sampai tujuh atau delapan poin. Tetapi terkadang hanya satu atau dua poin saja karena memang esok hari tidak banyak yang harus dikerjakan atau tidak ada janji dengan teman atau dosen. Dan juga karena sedang tidak ada tugas atau kuliah sedang libur.

(Foto:workberryatfrica.com)

Pesan ibu untuk selalu menjadwal kegiatan belajar esok hari, besar manfaatnya bagi saya. Pesan itu saya terapkan sesuai kebutuhan sampai saya bekerja dan menjadi pemimpin sebuah divisi di kantor.Saya merasa kasih sayang ibu tak terbantahkan waktu.

Apalagi saat hari ibu, saya selalu ingat pesan tersebut. Belum lagi jika mendengar lagu-lagu bertemakan ibu, seperti yang dibawakan Jasmine Elektrik. Yang di launch akhir tahun 2018 bertepatan Hari Ibu di Yogya dengan “1.000 KM Jasmine Elektrik Inaguration Night” sebagai penandanya.

(Foto:http://bit.ly/ImageJasmineElektrikCeritaIbu)

Tugas dan pekerjaan di kantor bentuknya bermacam-macam. Terkadang membuat pusing dan stress tersendiri manakala banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Belum lagi tuntutan dari pimpinan, konsumen serta rekan kerja dari divisi lain.

Namun dengan menjadwal kegiatan sehari sebelumnya, beban kerja dapat terdistribusikan dengan baik dan mengurangi stress akibat tuntutan pekerjaan. 

Sore hari manakala teman-teman sekantor sudah mulai beranjak pulang, saya biasa melist atau membuat daftar tugas atau pekerjaan yang belum selesai hari ini. Atau harus selesai esok hari dalam secarik kertas. Tujuannya supaya besok pagi, saat tiba di kantor dapat segera diselesaikan terlebih dahulu.

(Foto:bocahboy.blogspot.com)
(Foto: Ko In) 

Kemudian membuat list atau daftar rencana pekerjaan, atau janji dengan kolega bisnis besok, di kertas yang sama. Isinya sederhana, hanya terdiri dari satu dua kata di kertas yang sama. Esok jika daftar kerjaan sudah dilaksanakan tinggal mencoretnya. Sehingga terlihat mana yang sudah selesai dan tertunda.

Pesan yang tidak pernah tercoret/terdelet
Setelah tersusun antara apa yang harus dikerjakan dan apa yang akan dikerjakan, yang dipisahkan dengan sebuah garis. Catatan itu saya letakkan di meja kerja saya di kantor, baru kemudian  pulang.

Tentu setelah menindih kertas catatan tersebut dengan buku, tempat pensil atau pulpen. Supaya tidak hilang dan sulit mencarinya karena diterbangkan angin atau tidak sengaja office boy kantor menjatuhkannya, saat membersihkan ruangan kerja saya.

(Foto:mgeonline.com)

Jika daftar kerjaan sudah dilaksanakan maka tinggal mencoretnya. Sehingga terlihat mana yang sudah selesai dan tertunda. Yang tertunda tinggal menjadwal ulang, atau minta bantuan teman kerja untuk menyelesaikannya, tentu sesuai skala prioritas.

Yang jelas pesan sederhana ibu tidak pernah dicoret dalam ingatan dan tak terlupakan sampai kapan pun. Tidak terdelet dari dalam kepala dan hati "Dijadwal...". Selalu terpatri di hati dan memori. Sebagaimana  #JasmineElektrikCeritaIbu mengingat pesan ibu diwujudkan dalam sebuah lagu.

Itsmy blog

 It's my mine