Kamis, 07 Maret 2019

My Big Wish 2019 is......

(Foto: vectorstock.com) 


My Big Wish di 2019 bukan ingin mengangkat gajah atau tertimpa uang yang jumlahnya jika di satukan segedhe gajah. Tapi ingin menjadi pendengar yang baik bagi orang lain kemudian bersama-sama mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang mereka kemukakan. Sebab tidak sedikit orang yang, gajah. Eh, berat beban hidupnya.
                Bagi orang lain mungkin My Big Wish saya terlalu idealis. Bahkan mungkin ada yang menilai terlalu autopis dan terlalu sok. Tapi biarlah.... Tidak sedikit orang yang pernah mendengar masalah atau persoalan orang lain. Dicurhati teman, tetangga, pacar, ortu bahkan mungkin orang tidak dikenal sama sekali.
                Tapi sudahkah dirimu menjadi pendengar yang baik? Yang nyaman menjadi tempat curhatan hati. Curhatan kejengkelan. Curhatan kemarahan bahkan curhatan beban hutang yang menggunung dan ujung-ujungnya dia ingin pinjam uang.

(Foto:Tribunnews.com)

               
Sejauh mana empati dan simpatimu terhadap  persoalan dan permasalahan mereka? Apa jadinya jika seseorang yang curhat denganmu tapi dirimu tidak merespon dengan baik. Acuh tak acuh ditambah muka bete. Dan akhirnya dia pergi, tidak hanya pergi mencari orang lain yang dapat menjadi tempat curhatan.
                Tapi pergi untuk selamanya. Entah dengan gantung diri, menabrakan diri ke kereta api yang sedang melaju, atau minum racun. Pernah terpikirkan perasaan sesalmu?

                My Big Wish 2019 is .....
                So, My Big Wish sederhana saja. Ingin menjadi pendengar yang lebih baik dan lebih baik dari hari ke hari. Untuk itu butuh alat komunikasi yang baik juga. Tidak seperti sekarang. Handphone sudah kadaluarsa karena baterai sering ngedrop. Akibatnya , kenalan sering ngeluh tidak bisa dihibungi saat bertemu saya.
                Saya hanya bisa berkata, “Maaf.....”.

(Foto:BliBli.com)

                Siapa orang tidak tergerak hati, manakala dicurhatin masalah. Sampai ikut prihatin karena melihat mimik muka yang sedih tapi ujungnya ingin pinjam uang. Mendengar orang atau teman terbelit dalam eneka masalah terkadang tidak sampai hati untuk tidak menolong.
                Jika saat ada uang lebih, dapat memberikan sebagian uang yang ada, walau jumlahnya tidak seperti yang diharapkannya. Paling tidak dapat sedikit meringankan bebannya. Kata pepatah, lebih baik memberi daripada menerima.
Lebih baik lagi jika setiap bulannya mendapat gaji tambahan dari BliBli.com sehingga dapat membantu orang lebih banyak lagi. Tidak harus selalu dalam cash money tapi meringankan beban keuangannya dengan membantu membayar tagihan BPJS umpamanya selama tiga bulan. Ada diskon 5 persen. Nayamul, eh lumayan. Supaya uang yang dimiliki teman atau kenalan dapat dipergunakan untuk hal produktif lainnya. Semoga BliBli dapat memperpanjang periodenya atau meneruskan promo itu.


(Foto:BliBli.com)

                Pepatah mengatakan lebih baik memberi kail. Dan kail atau pancing banyak bentuknya. Sebagaiamana saya berharap BliBli mewujudkan My Big Wish tahun 2019 untuk menjadi  pendengar yang lebih baik dan lebih banyak.

                Tidak sedikit  orang yang memiliki berat beban hidupnya
                Saya berharap lewat My Big Wish 2019, BliBli dapat memberi kail berupa kemenangan agar dapat dibelanjakan alat komunikasi. Tujuannya satu, agar lebih lancar berkomunikasi dengan mereka yang sedang memiliki beban berat.
                Selama dua hari ini, saya terjaga sampai dini hari karena harus melayani dua orang yang butuh curhat. Dengan handphone yang tidak lepasdari alat charger dan konsekuensinya besok pagi saya telat sampai kantor dan saya memberi waktu kepada mereka untuk bertemu di tempat kerja.
                Jujur tidak ada honor, gaji tambahan atau imbal jasa dari mendengar keluhan teman atau orang lain. Saya lakukan dengan suka rela mengingat tidak sedikit orang yang sebenarnya berat beban hidupnya.
(Foto:Ko In)

                Ingin tahu seberapa banyak  dan berat beban yang mereka tanggung? Cobalah belajar mendengar dan peka dengan kondisi teman atau orang yang ada di dekatmu. Maka sesekali hibur mereka dengan kejutan yang tidak terpikirkan oleh mereka.
                Apalagi jika kamu punya kartu kredit OCBC Nisp, beri surprise ke teman dengan barang yang dibutuhkannya. Blibli semua produk di BliBli.com mumpung dapat diskon 10 persen. Ingat, berlaku khusus hari kamis sampai 25 Juli 2019.
(Foto:Blibli.com)

(Foto:BliBli.com)

                Atau ingin membuat karyawan, juga asisten rumah tangga tersenyum. Dengan diam-diam membelikan tiket mudik di BliBli travelFest. Ada diskonnya dan gratis paket umroh. Tidak perlu sayang atau eman untuk berbuat baik. Apalagi jika sudah dapat gaji tambahan dari BliBli.com.
                Mari berbuat baik dan lebih banyak mendengar karena sudah terlalu banyak orang berkata-kata. Dunia ini perlu didengar.




Selasa, 05 Maret 2019

Patjar Merah Buku dan Perempuan

Patjar Merah, Buku dan Perempuan
Patjar Merah (foto:Ko In)

Nafas intelektual  pelajar mahasiswa di Yogya nampaknya belum putus. Walau tidak sedikit pihak yang prihatin dengan kehidupan intelektual pelajar karena cenderung pragmatis. Jauh dari ranah idealis. Ditambah perilaku konsumtif yang meredupkan semangat kepedulian akan masalah-masalah sosial disekitarnya. 
Cafe-cafe tumbuh bak jamur di sudut-sudut kota Yogya, sementara toko buku satu persatu harus menutup etalase dan pintunya rapat untuk selamanya karena sepi pengunjung. Toko buku, yang memiliki sejarah kedekatannya dengan mahasiwa di Yogya, terletak di sisi utara Tugu Yogya, harus mengakhiri cerita manisnya bersama mahasiswa. Tidak hanya tutup tetapi sudah dirobohkan. 
Tugu dan bekas toko buku Gunung Agung(foto:Ko In)
Tugu dan bekas toko buku Gunung Agung(foto:Ko In)
Bermertamorfsa atau bertransformasi , entah? Yang jelas ada aktifitas pembangunan di sana.
Keberadaan Shopping, sebagai pusat buku murah  di Yogya semakin ditinggal mahasiswa. Pelan tapi pasti kios-kiosnya berubah menjadi warung makan, pakaian atau yang lainnya.
Apakah itu pertanda bahwa minat membaca buku dari pelajar dan mahasiswa di Yogya, semakin pudar ? 
Rindu pasar buku (foto: Ko In)
Rindu pasar buku (foto: Ko In)
Pasar Buku
Pasar buku yang ditandai dengan nama Patjar Merah, berlangsung dari tanggal 2  sampai 10 Meret 2019 di Jl. Gedong Kuning 118 Yogya. Irwan Bajang dan Windy sebagai penggagas acara ini ingin membuktikan apakah benar minat baca di Indonesia turun setelah terjadi pergeseran budaya dari membaca buku teks ke digital. 
Pasar buku (foto: Ko In)
Pasar buku (foto: Ko In)
Di hari pertama, kehadiran pengunjung di luar ekspetasi penyelanggara. Yang diperkirakan hanya sekitar dua ribu, jumlah pengunjung ternyata mendekati angka empat ribu.
Apakah ini menunjukkan minat membaca buku pelajar mahasiswa masih tinggi? Sepertinya tidak perlu buru-buru membuat statement masih tingginya minat membaca buku dikalangan pelajar dan mahasiswa di Yogya.
Siapa tahu mereka datang hanya melihat-lihat. Jika membeli mungkin sekedar melampiaskan nafsu konsumtifnya. Belanja dan belanja. Tidak peduli belanja apa saja. Belanja buku mungkin nampak lebih keren dibandingkan belanja barang konsumsi lainnya. Dan nampak intelek atau terpelajar, dapat menambah pencitraan diri di mata teman atau orang lain.
Buku (foto;Ko In)
Buku (foto;Ko In)
Lebih dari delapan ribu judul dan sekitar satu juta eksemplar buku dari berbagai penerbit, dijual di pasar buku Patjar Merah. Harga diskon berlaku di kegiatan pasar ini yang kental dengan nuansa edukasi.
Patjar Merah mengingatkan pada tokoh-tokoh pergerakan. Dan nama itu menjadi tidak asing jika mengetahui latar belakang pengagas kegiatan pasar buku ini di jaman pemerintahan yang sangat represif. 
Tokoh dan buku (foto:Ko In)
Tokoh dan buku (foto:Ko In)
Aktivitas literasi seperti pasar buku dengan kegiatan diskusinya seperti pasar buku Patjar Merah seolah menjawab kerinduan sebagian anak muda dan remaja yang haus akan pengetahuan yang berbobot lewat buku. 
Literasi
Di sela penjualan buku ada acara diskusi yang menghadirkan beberapa nara sumber, yang tidak jauh dari dunia tulis menulis. Ada Joko Pinurbo, Ivan Lanin, Jenny Jusuf, Ismael Basbeth, Max Lane, Trinity dan yang lainnya .
Berbicara tentang diskusi mengingatkan tentang kebiasaan para mahasiswa tahun 80an yang gemar diskusi di warung angkringan selama berjam-jam.  Cukup berbekal uang Rp 5000 boleh duduk dan ngobrol berjam-jam antar sesama pengunjung. Entah sudah kenal atau belum.  Masih sering terdengar obrolan atau diskusi tentang banyak hal.
Menu angkringan(foto:Ko In)
Menu angkringan(foto:Ko In)
Pengunjung angkringan bebas mengemukakan pendapat dari masalah politik, ekonomi atau artis yang terjerat kasus narkoba. Sampai kasus hangat lain yang jadi pembicaraan di media sosial dan televisi. Walau diantara mereka tidak saling kenal. Atau sekedar mendengar rasanan antar mahasiswa tentang dosennya yang susah ditemui, untuk  konsultasi skripsi atau penelitiannya.
Sementara di cafe-cafe, tidak jarang terjadi diskusi seperti di warung angkringan. Namun tidak sedikit pula diskusi yang lebih banyak menonjolkan hahahahihihinya daripada masalah-masalah aktual yang sedang terjadi . 
Mungkinkah cafe-cafe di Yogya mampu menelorkan penulis dengan karya fenomenal, yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan ? Seperti  Jean Paul Sartre dan Simone De Beauvoir  saat ngopi dan ngobrol di cafe Les Deux Magots. Cafe yang terletak di jantung kota Paris Prancis. 
(foto:pixdaus.com)
(foto:pixdaus.com)
Cafe menjadi tempat  favorit diskusi para filsuf dan seniman Eropa pada masanya. Jean Paul Sartre dan Simone De Beauvoir biasa berdiskusi dan menyelesaikan tulisan-tulisannya, di kursi atau spot khusus di cafe Les Deux Magots. Bukan sekedar  berhahahahihihi....... Ada juga filsuf Albert Camus dan seniman Picasso yang kabarnya membuat karya kubisme di tempat ini.
Seseorang  atau individu mampu dan trampil berbicara, menulis, membaca serta memecahkan masalah. Mengeluarkan gagasan atau pikiran karena mampu membaca banyak informasi lewat aneka media, seperti  buku atau  membaca kehidupan. 
Berdiskusi, Kalis dan Jenny (foto:Ko In)
Berdiskusi, Kalis dan Jenny (foto:Ko In)
Oleh karena itu jangan cepat bangga menyebut diri mampu melakukan kegiatan berliterasi jika membaca buku saja jarang. Apalagi membaca kehidupan. Merenungkan dan membawa kehidupan yang telah dijalani, kedalam aktivitas kontempletatif yang melibatkan akal budi.  
Menurut National Institute of Literacy, literasi artinya kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memcahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperluan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Sedangkan Education Development Center  menggaris tebali bahwa literasi itu kemampuan membaca kata dan membaca dunia.
Perempuan (foto:Ko In)
Perempuan (foto:Ko In)
Perempuan dan Medsos
Jeny Jusuf dan Kalis Mardiasih di hari kedua kegiatan literasi dan pasar buku Patjar Merah menyampaaikan beberapa pengalamannya terkait dengan media sosial. Jeny Jusuf penulis skenario film Filosofi Kopi , Wonderful Life, Mantan Manten. Mengakui jika dirinya iseng memanfaatkan instagram untuk menaikkan engagement dan follower.
Atas saran seorang teman Jeny fokus dalam salah satu topik bahasan khususnya tentang perempuan. Di sebuah kesempatan, ia lontarkan pertanyaan sederhana yang ditujukan untuk laki-laki dan perempuan lewat instagram. Ternyata memperoleh respon yang cukup mengejutkan, 80 persen yang menjawab pertanyaanya adalah perempuan.
Dari situ, Jeny menyadari bahwa ada banyak persoalan di luar dunianya. Sehingga membuat dirinya tergerak untuk membuat sebuah komunitas yang membuat para perempuan nyaman untuk menyampaikan masalah-masalah yang mereka hadapi. Tanpa takut dikatakan lebay atau dinasehati.
Perempuan dan gaya (foto: Ko In)
Perempuan dan gaya (foto: Ko In)
Jeny tidak menampik jika sejumlah ancaman dari diculik dan dibunuh mampir di akunnya. Dan tidak semua DM dijawabnya. "Bisa mati muda  kalau saya jawab karena jumlahnya ribuan. Dan isi DM kebanyakan tentang putus dengan pacar, belum dapat jodoh  atau karena sudah tidak perawan," jelasnya. 
Sementara Kalis Madiarsih, yang namanya mencuat sekitar dua tahun lalu, terkait isu politik dan sebagai anggota komunitas Gusdurian yang aktif di medsos. Menjumpai  tidak sedikit keanehan atas perilaku pengguna media sosial. 
Kalis bertanya pada dirinya sendiri kenapa orang mudah marah di medsos tanpa alasan tidak masuk akal. Suatu hari orang posting foto bersama istrinya dengan caption yang menyejukkan. Tapi di hari berikutnya share foto atau video politik dengan caption menyeramkan.
Dari penelusurannya, yang bersangkutan ternyata memiliki gelar doktor dari perguruan tinggi di luar negeri. Tetapi mengapa perilakunya di medsos seperti orang yang tidak bahagia dan kesepian. Atau apakah struktur otaknya  berubah? Yang mendapat balasan tawa dari peserta diskusi di Patjar Merah.
Baca (foto: Ko In)
Baca (foto: Ko In)
Mungkinkah sang doktor itu sudah lupa bagaimana cara membaca? Atau perlu mendapat edukasi literasi ?  Entahlah.

Pendamping PKH Bukan Malaikat, Sekadar Mencoba Jadi Sahabat

(Dkoraj.cz)
Sahabat sejati itu hadir saat dibutuhkan. Ada saat dalam kemalangan dan kesulitan. Ada saat alami duka atau kesedihan. Kehadirannya diperlukan untuk mengurangi beban, meringankan masalah yang sedang dialami. 
Menjadi kawan baik, adakalanya cukup dengan mendengar. Atau cukup ada di dekatnya. Jika diperlukan sedikit memberi saran singkat, guna menumbuhkan kembali harapan. Agar dapat selesaikan masalah walau hanya dengan sedikit bantuan.
Seorang sahabat memiliki niat membantu dengan menunjukkan jalan keluar . Adakalanya secara sukarela ikut mengatasi masalah. Sebagaimana pemerintah membantu warganya, yang  masuk dalam golongan keluarga sangat miskin (KSM). Yang sedang tidak memiliki kemampuan cukup untuk memperjuangkan hak-haknya. 
Hak itu di antaranya hak untuk memperoleh pendidikan dasar. Hak ibu hamil dan balita memperoleh layanan kesehatan secara baik. Hak anak memperoleh pendidikan dari usia pra sekolah sampai sekolah menengah atas atau yang sederajat. Dan terjaminnya hak bagi penyandang disabilitas serta terjaganya jaminan hidup bagi lansia.
(slideshare)
(slideshare)
Pemerintah hadir sebagai sahabat lewat Program Keluarga Harapan (PKH). Program bantuan tunai bersyarat kepada keluarga sangat miskin, yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh kantor Kementerian Sosial. 
Hadirnya pemerintah
Kehadiran pemerintah lewat PKH, bukan semata-mata untuk mendengar dan menghibur tetapi juga menawarkan jalan keluar. Caranya dengan memberi bantuan tunai yang diberikan secara bertahap, empat kali dalam setahun.  
Bantuan yang ukurannya lewat beberapa  komponen. Dari kesehatan ibu hamil, masa nifas dan keberadaan anak balita di keluarga. Komponen pendidikan untuk anak dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas atau sederajat dan komponen lain.
(keluargaharapan.com)
(keluargaharapan.com)
Nilai bantuan yang diterima oleh setiap peserta PKH dapat berbeda dan ada batasan jumlah bantuan maksimal yang diperoleh per tahunnya.
Tahun lalu KSM yang terdaftar sebagai PKH menerima bantuan sebesar Rp 1.890.000 per tahun.  Menurut Presiden Joko Widodo, untuk tahun ini jumlah penerima dan besaran bantuan Program Keluarga Harapan akan naik (www.tribunnews.com, 4/12/2018).   
(Foto: radarmadura.jawapos.com)
(Foto: radarmadura.jawapos.com)
Agar bantuan tunai tidak salah dalam penggunaan atau pemanfaatannya, karena sebagian peserta PKH memiliki kemampuan yang tidak sama dalam memaknai bantuan. Dan agar peserta memperoleh hak yang semestinya sebagaimana diberikan pemerintah pusat atau daerah.  Seperti menerima raskin, Jaminan Kesehatan Nasional lewat Kartu Indonesia Sehat, rumah tinggal layak huni dan yang lainnya. Maka peserta PKH  perlu pendampingan. 
(keluargaharapan.com)
(keluargaharapan.com)
(keluargaharapan.com)
(keluargaharapan.com)
Pendamping itu seperti kawan atau sahabat bagi peserta PKH. Tugasnya melakukan identifikasi masalah, menindak lanjuti masalah secara cepat kemudian melaporkan ke Unit Pelaksana PKH di pusat atau daerah.
Para pendamping memang digaji dengan status sebagai pekerja paruh waktu atau kontrak karena sifat kerjanya yang habis dalam kurun waktu tertentu. Namun jika mencermati pekerjaan para pendamping, sejatinya merekalah yang pantas disebut sebagai sahabat sejati.
Tugas Pendamping PKH
Tugas pendamping tidak hanya melakukan pekerjaan teknis, membuat catatan kegiatan dan laporan bulanan sesuai format yang sudah ditentukan. Sebagaimana tercantum dalam buku kerja pendamping dan operator PKH. Dimana disebutkan tugas-tugas yang harus dilakukan seorang pendamping. 
Tugas pendamping  diantaranya melakukan persiapan penyaluran bantuan kepada peserta PKH dan berkoordinasi dengan petugas bayar. Meliputi jadwal dan lokasi penyaluran bantuan, termasuk memeriksa data rencana pembayaran peserta PKH yang menjadi dampingannya. Menyimpan slip, menyiapkan formulir kontrol, daftar hadir. Membantu peserta PKH mendapatkan akses jika penyaluran bantuan dilakukan  lewat layanan keuangan digital.
(Pontianak-tribunnews.com)
(Pontianak-tribunnews.com)
Disamping tugas-tugas tersebut, pendamping masih memiliki tugas pendukung dan penunjang lainnya yang tidak ringan tanggungjawab sosialnya. Sebab bersentuhan langsung dengan masalah keluarga dari peserta PKH.
Diantaranya, melakukan koordinasi, membangun kerjasama dengan tokoh masyarakat  dan tokoh agama dimana peserta PKH tinggal. Tidak ketinggalan melakukan kerjasama dengan tim penggerak PKK dalam upaya meningkatkan penyadaran peserta PKH terkait dengan pentingnya fungsi keluarga. Dimana keluarga memiliki fungsi edukatif, reproduksi, ekonomi, sosial dan rekreatif.
(menarasiger.com)
(menarasiger.com)
Pendamping juga dituntut mampu mengidentifikasi potensi dan sumber yang ada di wilayah kerjanya guna mendukung program penanggulangan kemiskinan, cara penanganan masalah serta memenuhi peserta  PKH dengan keberbutuhan khusus.
Diantaranya dengan memberi motivasi dan advokasi agar anggota keluarga yang mengalami disabilitas memperoleh kemudahan dalam mengakses berbagai pelayanan sosial. Cukup banyak tugas dan tanggungjawab sebagai pendamping PKH.
Pendamping bukan malaikat
Pendamping mesti mampu menumbuhkan semangat kemandirian melalui kegiatan usaha ekonomi yang produktif dan kegiatan lain yang dalam upaya pemberdayaan peserta PKH. Serta menumbuhkan kesadaran untuk menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan hidup di sekitar tempat tinggalnya.
Tugas pendukung lain yang tidak kalah menyita perhatian dan pikiran pendamping adalah mefasilitasi ketersedian media konsultasi bagi keluarga peserta PKH yang mengalami ketidak harmonisan rumah tangga atau keluarga. Bukan hanya masalah tidak harmonis hubungan suami istri tetapi juga ketidak harmonisan antar orang tua dan anggota keluarga lainnya.
(academia.edu)
(academia.edu)
Walau sebelum terjun ke lapangan, para pendamping  mendapat pelatihan, dibekali sejumlah modul  berisi berbagai pengetahuan agar  menjadi pendamping  profesional. Namun bersentuhan langsung dengan peserta PKH bukan perkara mudah. 
Tuntutan lainnya, pendamping PKH diharapkan mengembangkan kemampuan diri dalam berkomunikasi, bernegosiasi, membangun relasi  dan memperluas jejaring kerja.
Tujuanya dapat membantu memutus rantai kemikinan yang dialami oleh peserta PKH lewat ide-ide kreatif  pendamping dengan melibatkan keluarga PKH dan organisasi sosial di lingkungan tempat tinggal peserta PKH. 
Setelah itu pendamping diharapkan mampu menuliskan pengalamannya lewat leaflet, blog, majalah atau buku. Agar pengalaman dan kesaksiannya dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Menggerakkan kepedulian bagi mereka yang  membutuhkan pertolongan dan bantuan. 
(radar banyumas.co.id)
(radar banyumas.co.id)
Cerita kegigihan seorang ibu rumah tangga yang diceritakan salah satu pendamping di majalah, buku atau blog. Atau keluh kesah pendamping bagaimana sulitnya merubah mind set peserta PKH. Mestinya membuka mata kita  bahwa persoalan kemiskinan bukan hanya masalah ketidak mampuan ekonomi tetapi juga masalah keterpurukan edukasi dan minimnya kemampuan melihat setiap masalah secara menyeluruh dan utuh.
Maka tidak salah jika menjadi sahabat sejati itu tidak mudah. Butuh kesabaran dalam mendengar serta memahami masalah yang dihadapi orang lain. Tidak cukup hanya dengan simpati atau empati. 
Tetapi perlu memiliki semangat berkorban,  sabar dalam membantu mengangkat seseorang keluar dari jeratan masalahnya. Baik jeratan masalah kemiskinan struktural, miskin edukasi atau ketidak mampuan untuk mandiri secara ekonomi dan yang lainnya.
(madjongke.com)
(madjongke.com)
Pendamping bukan malaikat, yang dapat merubah nasib seseorang dalam waktu semalam. Sejatinya mereka adalah orang-orang yang diutus untuk menawarkan keajaiban bagi peserta PKH. Tinggal sejauh mana keseriusan tawaran tersebut ditanggapi peserta. Tidak terpaku pada bantuan tunai. Namun juga tawaran untuk menjadi lebih berdaya, terdidik, mandiri sehingga memiliki perilaku hidup yag sehat . 
Para pendamping juga berfungsi sebagai pengawas. Menyampaikan laporan ke pusat atau daerah terkait dengan keseriusan peserta PKH  dalam menjalankan program yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Jangan terkejut jika besaran bantuan berbeda karena  ada potongan atau penangguhan. Atau  kemungkinan terburuk, penghentian bantuan kepada peserta PKH.  Itu merupakan sanksi dan tindakan dari pemerintah karena peserta dinilai tidak memenuhi kesepakatan yang telah dibuat di awal program, yang disaksikan pendamping . 
pkhkotabima.com
pkhkotabima.com
Pendamping pun memberikan laporan sesuai dengan apa yang terjadi. Ketegasan, kejujuran diperlukan guna membangun persahabatan yang tulus. Yang mencegah seorang kawan atau sahabat terjerumus ke dalam lobang kesalahan yang sama. 
Karena kawan atau sahabat itu akan berkata jujur  guna membangun kesadaran untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Memutus rantai kemiskinan. Daripada kata-kata manis yang membuat lupa diri dan hanya membuat terperosok dalam derita kemiskinan yang berkepanjangan.
Sahabat ini bisa dilihat di www.kompasiana.com/koin1903

Kado Kecil untuk BTN

      
BTN Yogya (foto:Ko In)
   "Terimakasih...". Satu kata ingin saya sampaikan di perjalanan waktumu, saat menapaki  tahun ke-69. Saya percaya, banyak keluarga Indonesia yang sudah engkau bantu. Bank Tabungan Negara (BTN), engkau membantu ribuan keluarga dalam memiliki rumah. 
Salah satunya keluarga saya, masih lekat dalam ingatan saat hari libur. Bapak mengajak saya pergi tanpa menyebutkan tempat tujuan.Hanya meminta saya membawa sapu, cethok, kain pel dan kain pembersih lainnya.  Ember dan tidak lupa cidhuknya.
"Mau kemana tho.....?", tanya saya kesal karena diajak pergi harus membawa ember segala. Malu-maluin, pikir saya saat itu.  "Ke rumah baru." Jawab bapak singkat sambil menyiapkan sepedamotor. 
(Foto:kaskus.co.id)
(Foto:kaskus.co.id)
Saya kaget bercampur senang. Kata malu pun langsung hilang. Suasana hati berubah, saat mengetahui bahwa kami memiliki rumah baru. Tidak lama lagi akan pindah dari rumah lama. Rumah yang kami tempati waktu itu merupakan sebuah asrama.
Satu blok bangunan ditinggali beberapa keluarga. Tidak perlu saya sebutkan jumlahnya tetapi jelas banyak. Halaman depan merupakan halaman bersama dengan tetangga sekaligus jalan. Halaman belakang, juga halaman bersama. Dipakai bersama-sama untuk menjemur baju dan kegiatan lain bersama tetangga kanan kiri. Maklum bapak pegawai negeri yang mendapat fasilitas perumahan di asrama, selama masih aktif dinas.
(Foto: perumnas.co.id)
(Foto: perumnas.co.id)
Rupanya orang tua telah menyiapkan diri untuk memiliki rumah dengan bantuan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi lewat BTN. Tiap bulan gaji bapak dipotong untuk membayar angsuran rumah selama 15 tahun. 
Dalam perjalanan menuju rumah baru di atas sepeda motor, bapak sempat bercerita kalau tidak lama lagi bapak akan pensiun. Dan angsuran rumah kurang tiga tahun lagi, untuk itu saya diminta berhemat dalam pengeluaran. 
Karena uang pensiun yang diterima bapak sudah tidak sebanyak jumlahnya ketika masih dinas. Saya hanya terdiam sambil meanggukkan kepala tanda setuju. Buru-buru saya jawab "Iya." Saat menyadari anggukan saya tidak dilihat bapak karena posisi saya membonceng di belakang.
(Foto:bibit buah.com)
(Foto:bibit buah.com)
Tidak lama kemudian, saya sudah berdiri di rumah baru yang masih kosong, kondisi sekelilingnya  gersang. Satu dua rumah saya lihat sudah dihuni. "Nanti buat lobang depan rumah. Buat di tanami pohon mangga. Habis itu lantai di pel," kata  bapak membuyarkan rasa keingianan tahu saya tentang rumah baru beserta lingkungannya.
Rumah KPR BTN
Setelah itu hampir setiap hari minggu atau hari libur tanpa disuruh orang tua saya ke rumah baru utuk bersih-bersih atau  menata  hal-hal kecil, agar rumah nampak bersih dan enak di lihat. Dari cabut rumput, menyirami pohon mangga, menyapu halaman rumah dan lantai rumah.
Atau membersihkan kaca jendela, sambil mendengarkan musik dan lagu dari radio yang sengaja kami tinggal di rumah baru. Sebagai hiburan sekaligus teman saat bersih-bersih rumah. Tetangga belum begitu banyak, rumah baru terasa lapang. Selain belum ada barang-barang rumah tangga. Lingkungan juga masih sepi, belum banyak yang menempati rumah-rumah baru di kawasan yang baru juga.
Kantor BTN Yogya (Foto:Ko In)
Kantor BTN Yogya (Foto:Ko In)
Banyak kenangan indah di "rumah KPR BTN". Demikian biasa kami menyebutnya. Banyak cerita lucu saat masih bersama dengan adik-adik di "rumah KPR BTN". Rumah itu, kini ditinggali bapak dan ibu. Anak-anak bapak dan ibu sudah berkeluarga, tinggal di luar kota. Tapi masih ada adik saya, yang satu kota dengan orang tua namun sudah memiliki rumah sendiri.
BTN sebagai perusahaan lembaga keuangan salah satunya dalam mefasilitasi kepemilikan rumah lewat KPR tidak diragukan perannya. Tidak sedikit keluarga yang terbantu dengan sistem pemilikan rumah dengan cara kredit, khususnya KPR subsidi.
Walau saya memiliki rumah, tidak sama caranya dengan bapak. Namun saya dapat memiliki rumah gara-gara mengagunakan sertifikat "rumah KPR BTN" bapak sebagai jaminan untuk membeli rumah baru secara cash.
Di "rumah KPR BTN" bapak, tidak ada lagi pohon mangga. Pohonnya sudah tua sehingga harus ditebang. Diganti dengan pohon rambutan. Setiap kali pulang ke "rumah KPR BTN", selalu terlintas  kenangan masa remaja. Seperti penggalan-penggalan film yang dimainkan secara cepat dan selalu membangkitkan kesadaran untuk bersyukur kepada Nya.
Sebagian produk BTN (Foto: Ko In)
Sebagian produk BTN (Foto: Ko In)
Satu lagi,  setiap kali melewati kantor BTN di Yogya. Kantor itu selalu menarik ingatan saya ke masa lalu. Saat mencabuti rumput atau membuat lobang untuk ditanami pohon mangga di halaman rumah baru, "rumah KPR BTN". Termasuk saat beberapa kali datang ke Bank Tabungan Negara  Yogya mengantar beberapa dokumen sebagaimana permintaan bapak. 
Sekali lagi, terimakasih BTN. Membantu orang tua saya memiliki rumah. Dan terimakasih secara tidak langsung sudah membantu saya memiliki rumah juga walau dengan cara yang berbeda.
BTN Yogyakarta (Foto:Ko In)
BTN Yogyakarta (Foto:Ko In)
BTN memang pantas disebut sebagai sahabat. Maka kami sekeluarga biasa menyebut rumah orang tua dengan "rumah KPR BTN". Dan saya memiliki keyakinan, tidak sedikit keluarga di Indonesia yang terbantu dapat memiliki rumah lewat fasilitas kredit KPR bersubsidi dari BTN.
Kado untuk BTN
Tepat jika BTN memiliki sebutan sebagai sahabat keluarga Indonesia. Beberapa harapan saya sebagai kado ulang tahun yang ke-69 untuk BTN:
Pertama, dorong konsumen atau debitur  KPR BTN bersubsidi khususnya generasi digital dan milenial. Untuk mengetahui lebih cermat fasilitas KPR BTN bersubsidi. Seperti jalan penghubung, drainase, listrik dan ketersediaan air bersih.
Jangan sampai sebagai konsumen termakan janji manis developer  atau pengembang saat akan melakukan akad jual beli. Namun saat ditempati ternyata salah satu fasilitas, seperti air bersih tidak lancar atau tidak mengalir sama sekali, walau jaringan air bersihnya ada.
Kedua, BTN harus cermat dalam melakukan pilihan kualitas bangunan terkait dengan list harga serta jenis bahan bangunan yang dipakai  dalam membangun rumah. Jangan sampai terjadi penyimpangan antara harga dan jenis bahan bangunan, yang merugikan konsumen atau nasabah BTN.
Ketiga, walau ada inspeksi mendadak dari kantor Kementerian Perumahan Rakyat ke lokasi perumahan yang dibangun pengembang dengan pendanaan dari BTN.  Tidak ada salahnya pihak BTN selalu melakukan kontrol kualitas, untuk melihat rumah yang dibangun siap dan layak huni.
Keempat, mendorong generasi digital dan milenial, debitur BTN subsidi atau non subsidi mengetahui hak-haknya memperoleh fasilitas umum (fasum) serta fasilitas sosial (fasos) di kawasan perumahan baru  yang di bangun oleh developer atau pengembang. Sebagaimana Peraturan Menteri Perumahan Rakyat nomor 11 tahun 2008 tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Pemukiman. 
Salah satunya menyebutkan, pengembang wajib  menyediakan tanah seluas 30 persen dari total keseluruhan pembangunan dalam site plan sebagai fasum dan fasos. Diantaranya jalan penghubung, drainase, taman bermain, tempat ibadah dan ruang terbuka hijau.
(Foto:satujam.com)
(Foto:satujam.com)
Kado ini mungkin tidak terlalu manis. Karena menjadi sahabat sejati tidak harus selalu memberikan pujian. Terkadang perlu memberikan masukan yang dapat membuka mata serta telinga lebih lebar. Sebagai sahabat tidak ingin melihat sahabatnya terperosok dalam lobang kesalahan.
Demikian pula BTN, sahabat dari keluarga Indonesia. Tidak jarang menegur debiturnya yang terlambat dalam membayar cicilan atau angsuran rumah sehingga harus kena denda. Bukannya membebani atau mempersulit sebagian keluarga Indonesia yang terlambat membayar angsuran. Tetapi sebagai bentuk menjaga hubungan persahabatan agar tetap harmonis.
Agar generasi digital dan milenial juga memahami bahwa persahabatan itu harus didasari dengan ketulusan, keterbukaan, kejujuran dan tanggungjawab
Deal...? 
Dirgahayu BTN, jangan lupa untuk selalu menjaga persahabatan dengan keluarga Indonesia. Kapan mampir ke "rumah KPR BTN" orang tua saya? Mumpung pohon rambutannya masih berbuah.
Kado kecil ini ada juga di www.kompasiana.com/koin1903

Itsmy blog

 It's my mine