(Foto:castbox.fm) |
Benarkah www.indozone.id bersedia menerima paparan beberapa kekurangan terkait dengan tampilan maupun konten dari websitenya? Mampukah Indozone mengelola berbagai kekurangan yang disampaikan oleh pembacanya dengan cara yang cerdas, kreatif. Sehingga menjadikan Indozone bertransformasi ke arah yang lebih baik?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul karena tidak sedikit lomba review lebih mengedepankan pujian dari para peserta terkait keunggulan produk, barang atau jasa. Ketimbang pernyataan jujur, pahit bahkan terkadang membuat merah telinga.
Tidak sedikit penyelenggara lomba review membungkus keinginan untuk mendapatkan pujian terhadap produk barang serta jasanya dengan harapan sebagai bagian dari strategi branding, promosi dan pencitraan.
(Foto:pixabay) |
Dilema review
Indozone pasti memahami dibalik pernyataan bahwa kenyataan itu kadang terlalu keras dan berat untuk seseorang. Kejujuran itu tidak jarang menyakitkan dan tidak mudah diterima. Mereka yang mampu melihat mutiara dbaliknya, biasanya akan mengerti pentingnya mengucapkan terimakasih setelah mendapat kritikan.
Manakala ungkapan kasih dalam bentuk kritikan dan masukan membangun diterima dengan lapang hati. Menghargai dengan ucapan terimakasih merupakan bentuk totalitas sebuah rasa untuk berterimakasih. Hadiah uang atau barang tidak akan pernah mampu menggantikan rasa dan keinginan untuk berterima kasih.
(Foto: Indozone) |
Itu catatan pertama buat Indozone sebagai bahan renungan dalam mengelola bisnis di dunia maya. Ingat sifat warga netizen itu seperti kutu loncat, loyalitasnya patut sering dipertanyakan.
Kedua, nama domain Indozone kurang menunjukkan identitas diri sebagai apa dan siapa. Kata Indo sudah banyak yang menggunakan dari produk makanan, pertanian, peternakan, teknologi sampai satelit sudah banyak yang menggunakan atau memakainya. Branding merek produk akan sulit untuk diingat oleh konsumen atau user.
Pengalaman saya yang ingin mengetik kata Indozone, secara tidak sengaja salah ketik satu huruf langsung dengan mudah mengarahkan pada domain lain. Bukan Indozone dan saya sempat berlama-lama main di web yang secara tidak sengaja salah masuk kamar.
(Foto:alumnimaterdei) |
Hati-hati merah
Ketiga, pilihan warna merah mencolok yang begitu kontras dengan warna putih jadi pilihan Indozone kurang ramah untuk mata. Pada mulanya tampilan tersebut memang mampu menarik perhatian tetapi tidak lama kemudian pikiran ini ingin menggerakkan jari untuk swipe Indozone.
Tampilan warna Indozone membuat mata cepat lelah dan perih. Jika tetap menginginkan warna merah, ada baiknya Indozone lebih meredupkan warna merahnya. Atau mengganti warna yang lebih lembut di lihat dan tidak cepat membuat mata lelah.
(Foto: Indozone) |
(Foto: istimewa) |
Masih terkait dengan tagar #KAMUHARUSTAU, web ini berisi tentang berbagai macam informasi sekaligus sebagai penyedia informasi. Maka tidak ada salahnya Indozone dapat menjadi penjaga nilai. Nilai kemanusiaan atau aturan yang ada. Tidak membiasakan atau mengedukasi dengan berbagai hal yang kurang pas. Tahu menjadi tau.
Tidak ada salahnya berkreasi tetapi apakah Indozone berkenan kata "i" diganti dengan "e" sehingga menjadi Endozone ? Bukankah pengucapannya hampir sama antara Indozone dengan Endozone sebagaimana kata "tahu" dengan "tau".
(Foto: pixabay) |
Keenam, gambar grafis diperlukan Indozone untuk memperkuat berita atau informasi dalam bentuk teks. Sehingga akan menjadi lebih menarik untuk dilihat sehingga membuat pengunjung betah lama-lama di Indozone. Namun sayang gambar grafis yang ditampilkan masih terlalu banyak teks di dalamnya.
Pengunjung merasa cepat bosan dan halaman terlihat menjadi terlalu penuh. Semestinya cukup dengan gambar serta angka atau grafik yang mewakili informasi dalam bentuk teks. Bukan teks dikuatkan lagi dengan teks sehingga terkesan mubazir.
(Foto: Indozone) |
Tujuh, memilih segmentasi tentu memiliki latar belakang dan alasan. Namun mencermati isi informasi atau berita, pilihan Indozone dengan segmentasi umum sepertinya kurang kuat dalam potitioningnya. Sehingga kalah dengan dengan portal atau web sejenis yang menawarkan konten yang sama.
Indozone tidak memiliki unsur pembeda atau ciri yang membuat orang kalau ingin atau membutuhkan sesuatu ke Indozone. Dalam hal ini Indozone belum memiliki. Tidak ada salahnya untuk segera memperbaiki diri sebelum tergilas oleh persaingan. Jangan menggarami lautan.
Bagaimana saya mesti bercerita banyak dari kanal per kanal jika isinya nyaris tidak ada bedanya dengan portal berita lainnya. Jangan terlalu cepat berpuas diri karena banyak yang mampir atau "klik". Namun apalah artinya jika sepersekian detik jari ini menggesernya ke portal lain.
(Foto: Indozone) |
#INDOZONEBLOGREVIEWCONTEST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar