(Foto: Ko In) |
Waktu itu saya berada di gedung perpustakaan Grhatama Pustaka Yogya untuk mengembalikan buku, sekalian istirahat barang sejenak setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan mengunjungi beberapa tempat.
Setelah meminjam kunci loker dan saat memasuki ruang penyimpanan tas. Tiba-tiba saya merasakan sesuatu yang tidak seperti biasanya pada di tubuh. Melihat sekeliling terasa aneh. Jalan seolah tidak menapak tanah, berasa seperti melayang.
Namun kondisi saya sadar dapat melihat kaki menepel di lantai. Buru-buru saya mencari kursi terdekat. Minum air putih, saya terbiasa membawa air putih kemanapun pergi. Saya melihat sekeliling nampak lain dari biasanya, padahal saya kerap mengunjungi perpustakaan ini paling tidak satu minggu sekali.
Perasaan aneh
Waktu itu saya tidak merasa pusing, tangan dan kaki tidak kesemutan. Dalam hati, saya merasa takut dengan kondisi tubuh saya. Saya mencoba memijat-mijat jari, telapak tangan dan lengan. Sesekali saya cubit kulit saya. Bukan apa-apa, hanya untuk menjaga agar saya tetap sadar dan mungkin naluri untuk survive yang muncul dari bawah sadar saat mengalami kejadian atau peristiwa tidak diinginkan.
(Foto:Ko In) |
Masih dalam posisi duduk sambil bersandar dan tas saya letakkan di samping kursi. Saya teringat hasil pemeriksaan asam urat, gula darah serta koleseterol beberapa hari lalu. Untuk kadar gula darah dan asam urat semuanya normal. Kolesterol yang tinggi. Tidak lagi cukup tinggi tapi tinggi.
Tenaga medis yang memeriksa kaget dengan kadar kolesterol saya. Bahkan sampai bertanya, “Tidak pusing...?”. Saya menjawab apa adanya dengan sedikit bingung dan bertanya-tanya dalam hati, “Tidak.”
Spontan saya bertanya berapa batas normal kadar kolesetrol. Petugas medis yang meriksa saya mengatakan dua ratus. Sementara kadar kolesterol saya mendekati dua kali liat angka normal. Saya bingung dan saya merasa sehat-sehat saja waktu itu.
Tenaga medis itu kembali bertanya, “Pusing atau pegal di leher dan bahu...?” Saya jawab tidak tapi tiga atau empat hari lalu memang pegal tapi sekarang sudah hilang, jawab saya apa adanya.
(Foto: pixabay) |
Perbincangan beberapa hari lalu itu membuat otak saya bekerja, mencoba menghubungkan berbagai potongan-potongan aktivitas sehari-hari saya serta makanan yang biasa saya konsumsi. Sepertinya memang ada yang salah dengan kondisi tubuh, pikir saya saat masih duduk terdiam di salah satu kursi di gedung Grhatama Pustaka.
Kembali saya mencoba mengingat apa yang saja yang baru saya alami. Saya mencoba berdiri. Pandangan saya tentang situasi sekeliling mulai normal dan seperti yang saya kenal seperti biasa, sebagaimana saya kenali.
Setelah mengembalikan buku, saya menunju ke rak buku yang berisi tentang kesehatan. Pertamakali saya cari adalah buku dengan judul yang mengandung kata kolesterol, stroke dan jantung.
(Foto:Ko In) |
Tanda-tanda yang mengkhawatirkan
Mengapa ? Sebab dari cerita beberapa kenalan dan membaca informasi di internet atau grup WhatsApp mesti waspada dengan gejala seperti yang saya alami.
Pandangan kabur dan sulit berjalan karena keseimbangan badan atau istilah medis sistem koordinasi terganggu. Kemudian muncul perasaan mual. Ini yang sangat saya takutkan.
Apa yang saya khawatirkan memang benar. Apa yang saya alami merupakan bagian dari gejala-gejala awal serangan stroke ataupun jantung. Saya hanya terdiam, takut dan perasaan berkecamuk lainnya.
(Foto: Pixabay) |
Saya ketik kata “buah" dan "kolesterol”, muncul banyak informasi tentang buah yang dapat menurunkan kolesterol. Salah satu yang cepat menurunkan kolesterol adalah anggur merah.
Mengonsumsi anggur merah secara rutin menurut sejumlah penelitian dapat melancarkan peredaran darah ke otak karena mengandung revesratol. Otak membutuhkan darah sebagai sumber oksigen dan zat gizi agar otak dapat bekerja dengan baik. Sebuah penelitian di Jerman menyebutkan revesratol membantu memperkuat daya ingat.
Yang sedikit menghibur saya, ternyata anggur memiliki khasiat menyeimbangkan kadar kolesterol dengan kandungan saponinnya. Zat ini dapat menangkap kelebihan kolesterol dalam tubuh sebelum diserap ke dalam darah. Seimbangnya kadar kolesterol menjauhkan diri dari kemungkinan terkena serangan jantung.
Segera saya mencari penjual buah terdekat. Setelah bertanya pegawai perpustakaan, ternyata letak penjual buah cukup jauh. Khawatir akan kondisi tubuh, saya pelan-pelan menuju tempat yang dimaksud dengan mengendarai sepeda motor.
(Foto: Ko In) |
Bersyukur saya mencapai kios penjual buah, tanpa banyak tanya saya membeli satu kilogram anggur merah. Saat itu harganya Rp 35.000 per kilonya. Kemudian minta ijin untuk istirahat dan numpang duduk sambil menjelaskan kondisi tubuh yang kurang sehat.
Sambil istirahat saya mulai memakan anggur merah satu persatu. Saat tidak ada pembeli, penjual buah mengajak ngobrol dan bicara tentang banyak hal. Sampai akhirnya penjual itu cerita jika memiliki masalah yang sama, kadar kolesterolnya tinggi.
Hampir satu jam saya berada di kios buah. Tidak terasa anggur merah yang saya beli sudah ringan untuk dijinjing. Badan terasa lebih hangat, lebih enak, ringan, pandangan menjadi lebih jelas. Pikiran mudah fokus.
Waktunya untuk pamit dan tidak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih. Ibu penjual buah beserta anak dan cucunya melepas saya pergi dengan pesan singkat, "Hati-hati".
(Foto:Pixabay) |
Hari itu merupakan hari yang tidak akan pernah saya lupa. Sejak itu saya menjadi lebih rutin olahraga setiap harinya walau hanya sekitar 30 menit. Serta selau sedia anggur merah di lemari pendingin.
Rutin makan anggur merah
Walau sering makan buah anggur merah bukan berarti bebas dan sekehendak hati makan berbagai jenis makanan. Kini saya mulai mengurangi gorengan, menghindari sayur yang diolah dengan santan. Lebih baik sayur dikukus daripada di rebus apalagi digoreng, seperti sayur oseng.
Anggur merah kini menjadi semacam cemilan wajib setiap hari. Terkadang saat menunggu lampu lalulintas berwarna hijau, nyemil satu dua anggur merah. Bijinya tidak dibuang tetapi saya kunyah juga.
Buah seperti zat pembersih bagi tubuh supaya tetap sehat dan segar. Tubuh memiliki sistem peringatan dini namun terkadang kita sering mengabaikannya. Paling mudah saat BAB. Manakala susah BAB, itu pertanda tubuh kurang asupan makanan berserat yang banyak terkandung di buah serta sayuran.
(Foto: Ko In) |
Walau hampir setiap hari makan anggur merah saya tidak boleh mengabaikan untuk rutin makan sayur saat makan siang. Pagi sarapan roti sementara malam jenis makanan kerap tidak terkontrol. Terkadang sulit untuk menolak ajakan teman dan permintaan dari orang tersayang untuk makan di luar.
Maka salah satu cara untuk menjaga tubuh supaya tetap bersih, sejak mengalami peristiwa aneh, terkait dengan kondisi tubuh saya saat di Grhatama Pustaka. Konsumsi buah menjadi hal wajib yang harus dikonsumsi setiap hari dan makan sayuran.
Jika rumah kita selalu disapu setiap hari untuk membersihkan debu dan kotoran. Mengapa tidak, tubuh kita dibersihkan dengan buah-buahan.
Masalahnya harga anggur merah itu tidak stabil, sering naik turun atau fluktuatif. Adakalanya sampai Rp 60 ribu per kilonya namun pernah juga murah sampai Rp 25 ribu untuk satu kilo. Tetapi jika harga stabil biasanya berkisar antara Rp 30 ribu sampai 40 ribu.
(Foto: Ko In) |
(Foto:Ko In) |
Namun hal itu tidak mengurangi minat untuk mengonsumsi buah secara teratur sebab masih banyak buah yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Termasuk menjaga keseimbangan kolesterol seperti mangga, apel, peer, alpukat dan pepaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar